Imigrasi Manado
Imigrasi Manado Cek WNA China di Tambang Ratatotok Sulawesi Utara
Sie You Ho memang telah lama beraktivitas di tambang emas ilegal Ratatotok. Belakangan beredar banyak warga China yang bekerja secara ilegal.
Penulis: Ferdi Guhuhuku | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.COM, MANADO - Polda Sulawesi Utara, telah menutup tambang Ilegal di Desa Basaan, Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), Provinsi Sulawesi Utara pasca terjadi penembakan seorang warga.
Pemilik tambang emas ilegal tersebut diduga seorang warga negara asing (WNA) asal China bernama Sie You Ho.
Sie You Ho memang telah lama beraktivitas di tambang emas ilegal Ratatotok.
Belakangan beredar banyak warga China yang bekerja di tambang emas yang bekerja secerah ilegal.
Kepala Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I TPI Manado, Indra, mengungkapkan pihaknya akan melakukan pengecekan terkait berita banyak warga China di tambang emas ilegal Ratatotok.
"Kita akan cek informasi itu kalau ada masyarkat atau media yang punya data A1 langsung saja serekan kepada kami," ujar Indra.
Kata Indra selama ini Imigrasi Manado selalu turun melakukan pengawasan secara langsung di tambang emas ilegal Ratatotok.
"Tahun lalu diakhir bulan tim kami juga turun langsung untuk melakukan pemantauan dan kami tidak menemukan banyak orang China seperti diberitakan di media," jelasnya.
Dia menambahkan dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan pengecekkan ke lokasi tambang.
"Kita pasti akan cek untuk memastikan hal itu," pungkasnya.
Polisi Usut Kericuhan di Tambang Ilegal Ratatotok Mitra, Pengamat Hukum Minta Proses Transparan
Sementara itu, pihak Polda Sulawesi Utara saat ini tengah mengusut insiden kericuhan di tambang emas ilegal Ratatotok, Minahasa Tenggara (Mitra), yang terjadi pada Senin (10/3/2025) dini hari.
Bentrokan tersebut menyebabkan seorang pria bernama Fernando Tongkotow alias Edo tewas akibat luka tembak di kepala.
Sementara dua warga lainnya alami luka tembak.
Sejumlah spekulasi berkembang di tengah masyarakat, termasuk dugaan keterlibatan oknum Brimob dalam insiden ini.
Video yang beredar di media sosial juga menunjukkan adanya warga yang membawa senjata api dan aksi baku tembak di lokasi kejadian.
Akademisi Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Eugenius Paransi, menegaskan bahwa kepolisian harus menangani kasus ini dengan transparan.
"Pihak kepolisian harus melakukan proses ini secara transparan untuk publik," ujar Paransi, Rabu (13/3/2025)
Ia menilai, langkah terbaik adalah dengan menggelar konferensi pers guna menjelaskan perkembangan penyelidikan.
"Dengan adanya konferensi pers, publik bisa mengetahui sejauh mana proses penyelidikan berlangsung dan apakah ada keterlibatan oknum aparat dalam insiden ini," tambahnya.
Selain itu, Paransi juga menyoroti pentingnya pemeriksaan barang bukti, termasuk jenis peluru yang digunakan dalam bentrokan.
Ia menegaskan bahwa aparat harus bertindak tegas jika ditemukan warga yang memiliki senjata api ilegal.
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Bergabung dengan WA Tribun Manado di sini >>>
Simak Berita di Google News Tribun Manado di sini >>>
Baca Berita Update TribunManado.co.id di sini >>>
Ditjen Imigrasi dan Bank Mandiri Kerja Sama Mudahkan Pemohon Golden Visa |
![]() |
---|
Daftar Nama 10 WNA Filipina yang Ditahan Rudenim Manado |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Rudenim Manado Tahan 10 Deteni Asal Filipina |
![]() |
---|
Imigrasi Manado Laksanakan Pelayanan Eazy Passport di BPK Provinsi Sulawesi Utara |
![]() |
---|
Imigrasi Manado dan Timpora Minsel Periksa WNA di PLTU Amurang, Ini Hasilnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.