Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Penembakan di Tambang Sulut

Daftar Nama Korban Penembakan di Tambang Ratatotok Mitra Ternyata Ada 3 Orang, 2 Masih Dirawat di RS

Dari informasi yang diperoleh Tribunmanado.com, Selasa 11 Maret 2025, ada dua korban lagi yang sedang dirawat akibat penembakan tersebut.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Indry Panigoro
Petrick Sasauw
KORBAN TAMBANG - Isak Tangis keluarga saat melihat mayat Fernando Tongkotow di RSUP Prof Kandou Malalayang, Kota Manado, Sulawesi Utara, Senin (10/3/2025). Fernando jadi salah satu korban tewas setelah tertembak di bagian kepala saat bentrok di tambang Ratatotok, Minahasa Tenggara. Selain Fernando ternyata ada 2 orang lagi yang jadi korban. 

TRIBUNMANADO.COM - Fakta baru kasus penembakan di tambang emas ilegal, Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), Sulawesi Utara ( Sulut ) terungkap.

Kali ini fakta soal jumlah korban.

Ternyata bukan hanya Fernando Tongkotow yang jadi korban penembakan di lokasi tambang Ratatotok.

Ada juga dua orang lainnya yang ikut jadi korban 

Dari informasi yang diperoleh Tribunmanado.com, Selasa 11 Maret 2025, ada dua korban lagi yang sedang dirawat akibat penembakan tersebut.

Salah satu penambang membeberkan, ada dua lagi korban yang sedang dirawat dari peristiwa tersebut. 

"Memang hanya satu orang yang meninggal. Tapi kalau yang terluka ada dua orang," ujarnya.

Ia mengatakan kedua penambang yang terluka tersebut tertembak di kaki.

Keduanya bernama Christian Suwoth dan Priangan Rengkuan.

Korban diketahui adalah warga desa Basaan dan Ratatotok.

"Setahu kami mereka dirawat di Manado juga. Sama-sama dengan yang meninggal," ungkapnya.

Sementara itu, Kapolres Mitra AKBP Eko Sisbiantoro mengatakan kasus tersebut sudah diambil alih oleh Polda Sulut

"Iya, kasusnya sudah diambil alih Polda Sulut," ungkapnya. 

Daftar Korban

  • Fernando Tongkotow
  • Christian Suwoth
  • Priangan Rengkuan
KORBAN - Foto Fernando atau Edo semasa hidup. Edo meninggal dunia diduga ditembak oknum aparat Brimob di Area Pertambangan Ratatotok, Mitra.
KORBAN - Foto Fernando atau Edo semasa hidup. Edo meninggal dunia diduga ditembak oknum aparat Brimob di Area Pertambangan Ratatotok, Mitra. (Kolase Dok.Tribun Manado/Dok. Facebook/@Tirana Pangandaheng)

Kronologi kejadian

Dari sumber resmi yang diterima Tribun Manado, kejadian ini terjadi pada Senin (10/3/2025) sekira pukul 01.30 WITA.

Kronologi berawal saat korban bersama puluhan rombongan bergerak ke lokasi pertambangan itu. 

Rombongan tersebut terinformasi sudah membawa senjata tajam saat menuju ke lokasi untuk menjaga diri. 

Di sana mereka diduga hendak mengambil karbon dari lokasi tambang ilegal itu. 

Namun belum saat mendekati lokasi kejadian tiba-tiba muncul sekira 10 anggota Brimob yang melakukan penjagaan dari jarak kira-kira 50 meter. 

Di situ anggota Brimob yang berjaga diduga langsung menembak kepada korban dan rombongan. 

Korban akhirnya terkena tembakan di bagian kepala dekat telinga. 

Kemudian rombongan langsung berusaha menyelamatkan korban dan membawa ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong.

Polda Sulut Lakukan Penyelidikan

Polda Sulawesi Utara buka suara terkait tewasnya seorang warga Basaan, Kabupaten Minahasa Tenggara di Lokasi Pertambangan, pada Senin (10/3/2025).

Kabid Humas Kombes Pol Michael Thamsil mengatakan bahwa pihak Propam Polda Sulut telah turun melakukan penyelidikan lanjut terkait informasi keterlibatan anggota pada kasus ini. 

"Pak Kapolda Sulut sudah memerintahkan Kabid Propam untuk melakukan penyelidikan dan upaya-upaya lainnya," jelasnya

Thamsil memastikan jika benar ada keterlibatan anggota pada peristiwa tewasnya warga ini, dipastikan akan berproses hukum. 

"Jadi jika hasil penyelidikan ada keterlibatan personil Polri, akan ditindak sesuai ketentuan yang ada," jelasnya.

Kesaksian Ayah Korban

Feldy Tongkotow, ayah dari Fernando Tongkotow menceritakan detik-detik terakhir sebelum mengetahui anaknya meninggal, (Senin, 10/3/2025).

Menurut Feldy, sebelum kejadian, ia dan anaknya bekerja di lokasi tambang yang berbeda dengan jarak cukup jauh. 

Mereka biasanya berjaga malam dari pukul 20.00 hingga pagi.

Pada dini hari, ia mendengar ada keributan di area tambang bagian atas, yang kemudian diketahui sebagai lokasi meninggalnya Fernando. 

Namun, saat itu ia belum mengetahui secara pasti apa yang terjadi.

Pagi sekitar pukul 06.00 WITA, Feldy memutuskan pergi ke lokasi tersebut untuk mencari tahu.

Saat tiba di sana, salah satu pekerja mengatakan bahwa telah terjadi keributan pada dini hari.

"Katanya ada korban, tapi mereka belum bilang kalau itu anak saya," ungkapnya sambil menangis saat diwawancarai di RSUP Prof Kandou Malalayang, Manado, Senin (10/3/2025).

Tak lama kemudian, ia diberi tahu untuk segera menuju rumah sakit terdekat. 

Tanpa firasat apa pun, ia bergegas ke sana. 

Namun, sesampainya di rumah sakit, ia mendapati bahwa korban yang dimaksud adalah anaknya sendiri. Tangisnya pun pecah.

Feldy mengatakan bahwa Fernando mengalami luka tembak di kepala sebelah kanan, tepat di atas telinga, dengan bagian belakang kepala yang hancur.

Dengan penuh kesedihan, ia meminta agar pihak berwajib segera mencari pelaku dan menindak tegas mereka yang bertanggung jawab atas kematian anaknya.

Pihak kepolisian sendiri masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait insiden tragis ini. (Pet)

Minta Tolong ke Wakapolda

Wakapolda Sulut Brigjen Pol Bahagia Dachi datang langsung ke rumah sakit sekitar pukul 16.00 Wita, tepat saat proses autopsi berlangsung. 

Begitu tiba, ia langsung menemui keluarga korban dan menyampaikan belasungkawa.

Momen haru terjadi saat Feldy bertemu dengan Wakapolda. 

Dengan suara tersendat penuh kepedihan, ia meminta agar kasus ini diusut tuntas.

"Anak saya jadi korban, Komandan. Kasihan. Tuhan tolong, tolong kami," ucap Feldy dengan suara bergetar, sambil ditenangkan oleh Wakapolda.

Kesedihan semakin dalam istrinya datang, sambil memeluk Feldy dan menangis histeris. 

Fernando diketahui mengalami luka tembak di bagian kepala sebelah kanan, tepat di atas telinga. 

Wakapolda Sulut menegaskan bahwa kasus ini akan diproses hingga tuntas.

"Harapan orang tua korban supaya masalah ini diproses," ujar Brigjen Pol Bahagia Dachi kepada Tribunmanado.com.

(TribunManado.co.id).

Baca Berita Lainnya di: Google News

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved