Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Studi: Kaum Muda Dewasa Kurang Bahagia Dibandingkan Sebelumnya

Studi baru menemukan kebahagiaan meningkat seiring bertambahnya usia dan tidak mencapai puncaknya di masa muda, menandai perubahan besar.

Editor: Arison Tombeg
Kolase TM/Getty Images/Gary Hershorn
OLAHRAGA - Ilustrasi jogging. Kebahagiaan tinggi saat seseorang masih muda, turun di usia paruh baya, lalu naik lagi saat seseorang bertambah tua. 

Blanchflower, yang mengerjakan studi serupa yang mensurvei negara-negara Afrika, berjudul Kesehatan Mental Anak Muda di Afrika, yang diterbitkan oleh NBER pada bulan Desember 2024, mengatakan meskipun sekitar setengah dari populasi benua besar itu tidak pernah menggunakan internet, mereka yang menggunakannya cenderung menunjukkan “masalah kesehatan mental”.

"Ketiadaan internet mungkin membantu menjelaskan mengapa kesehatan mental anak muda Afrika tidak menurun dibandingkan di tempat lain," kata penelitian tersebut. "Namun, ada bahaya yang mengintai seiring dengan melonjaknya penjualan ponsel pintar."

Makalah penelitian tersebut mengevaluasi penelitian di puluhan negara Afrika yang semuanya menunjukkan kurva kebahagiaan berbentuk U, yang menunjukkan adanya korelasi antara akses internet yang rendah dan tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi di kalangan kaum muda.

“Ini jelas merupakan tren global, terutama bagi mereka yang terhubung dengan internet,” kata Blanchflower.

Menurut Blanchflower, ada pula bukti yang menunjukkan tingkat kebahagiaan orang-orang paruh baya yang menggunakan telepon pintar lebih rendah dibandingkan dengan pendahulu mereka pada generasi sebelumnya di usia yang sama yang tidak menggunakan telepon pintar atau internet.

Namun, internet dan telepon pintar mungkin bukan satu-satunya penyebab menurunnya kebahagiaan di kalangan anak muda.

Studi ini menunjukkan kesulitan ekonomi dan kesepian mungkin juga menjadi faktor penyebabnya.

“Sejumlah kekuatan budaya mungkin berperan sehingga berdampak negatif pada kepuasan hidup dan pandangan masyarakat, termasuk menurunnya interaksi sosial secara langsung, meningkatnya penggunaan media sosial, dan meningkatnya kesenjangan pendapatan,” kata penelitian tersebut.

Laporan Kebahagiaan Dunia tahun 2024 menunjukkan bahwa secara global, kaum muda di bawah usia 30 tahun telah mengalami penurunan kebahagiaan yang dramatis sejak pandemi COVID-19. 

Penurunan kebahagiaan terutama terjadi di AS, yang untuk pertama kalinya keluar dari 20 negara paling bahagia dalam indeks tersebut sejak laporan tersebut diterbitkan pada tahun 2012.

Penulis studi mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mengapa kaum muda tampak semakin tidak bahagia, agar dapat membantu para pembuat kebijakan merancang langkah konkret untuk membalikkan perubahan ini.

Namun, Blanchflower meragukan prospek pembalikan tren ini.

“Kekhawatirannya adalah penurunan kesejahteraan kaum muda terus berlanjut,” kata Blanchflower. “Hal ini menyebar ke seluruh dunia.”

Ia menghimbau orang-orang untuk “menjauh dari ponsel mereka” dan berinteraksi dengan orang lain. (Tribun)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved