Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Studi: Kaum Muda Dewasa Kurang Bahagia Dibandingkan Sebelumnya

Studi baru menemukan kebahagiaan meningkat seiring bertambahnya usia dan tidak mencapai puncaknya di masa muda, menandai perubahan besar.

Editor: Arison Tombeg
Kolase TM/Getty Images/Gary Hershorn
OLAHRAGA - Ilustrasi jogging. Kebahagiaan tinggi saat seseorang masih muda, turun di usia paruh baya, lalu naik lagi saat seseorang bertambah tua. 

TRIBUNMANADO.COM - Studi baru menemukan kebahagiaan meningkat seiring bertambahnya usia dan tidak mencapai puncaknya di masa muda, menandai perubahan besar dari lintasan yang biasa.

Kebahagiaan, telah lama dipercaya, mengikuti suatu kurva. Kebahagiaan tinggi saat seseorang masih muda, turun di usia paruh baya, lalu naik lagi saat seseorang bertambah tua.

Sebuah makalah penelitian baru yang berdasarkan temuan dari enam negara berbahasa Inggris menunjukkan bahwa kaum dewasa muda jauh kurang bahagia dibandingkan generasi sebelumnya.

Studi yang ditugaskan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa yang diterbitkan oleh Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER) yang berpusat di Amerika Serikat mengungkap adanya penurunan yang konsisten dalam kepuasan hidup dan kebahagiaan di kalangan orang dewasa muda dalam dekade terakhir. 

Disusun bersama oleh psikolog Universitas Negeri San Diego Jean Twenge dan ekonom Universitas Dartmouth David G Blanchflower, penelitian tersebut mengamati data yang dikumpulkan dari 11 survei di Australia, Kanada, Irlandia, Selandia Baru, Inggris Raya, dan AS.

Tetapi penelitian dari wilayah lain di dunia tampaknya menunjukkan bahwa hasil ini secara umum juga berlaku di sana.

Kesimpulan penelitian Blanchflower dan Twenge menjungkirbalikkan kepercayaan lama bahwa kebahagiaan mengikuti kurva berbentuk U.

Seberapa pentingkah perubahan ini – dan apa yang mendorong meningkatnya ketidakbahagiaan di kalangan kaum muda?

Para peneliti mengatakan penurunan ketidakbahagiaan terutama terlihat pada orang dewasa muda dan remaja berusia 12 hingga 25 tahun, banyak di antara mereka yang menghadapi depresi dan tekanan psikologis pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada mereka yang hanya beberapa tahun lebih tua.

Sementara itu, orang dewasa yang lebih tua masih merasakan peningkatan kepuasan hidup seiring bertambahnya usia.

Pergeseran yang mengejutkan ini telah menimbulkan kekhawatiran bahwa generasi muda menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di dunia pasca-COVID, terutama dengan meningkatnya teknologi digital dan ketidakpastian ekonomi.

Menurut temuan penelitian, ada korelasi yang jelas antara penurunan kebahagiaan dan peningkatan penggunaan internet, di era ponsel pintar dan media sosial. Itulah, kata para peneliti, yang menjadi perbedaan utama antara generasi muda saat ini dan generasi sebelumnya.

Internet adalah "pihak yang paling bertanggung jawab" atas hal ini, Blanchflower mengatakan kepada Al Jazeera. "Tidak ada hal lain yang sesuai dengan fakta."

Pada tahun 2024, Survei Pew Research menemukan bahwa tiga dari empat remaja Amerika merasa bahagia atau damai saat mereka tidak menggunakan ponsel pintar. Para peneliti di balik studi tahun 2024 yang menunjukkan bahwa remaja dan praremaja Inggris adalah yang paling tidak bahagia di Eropa juga menyimpulkan bahwa media sosial adalah alasan utamanya.

Pernyataan Blanchflower tampaknya didukung oleh penelitian di negara-negara lain di seluruh dunia, termasuk Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin, tempat semakin banyak anak muda mendapatkan akses ke telepon pintar.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved