Sejarah
14 Februari 1926, Wolter Mongisidi Lahir, Pejuang Indonesia Asal Manado yang Gugur di Makassar
Saat proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno dan Hatta, Wolter Monginsidi ada di Makassa
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID - Hari ini 14 Februari 1926 di Manado, Sulawesi Utara, seorang pria Bantik yang kelak ketika dewasa menjadi momok yang membuat resah Pemerintah Hindia Belanda lahir.
Oleh kedua orang tuanya, Petrus Mongisidi dan Lina Suawa, anak keempat ini diberi nama Robert Wolter Mongisidi.
Panggilan akrabnya di masa kecil adalah Bote.
Nama ini melekat pada dirinya hingga dewasa.
Bote memulai pendidikan dasarnya pada tahun 1931.
Setelah itu, Bote melanjutkan pendidikannya ke tingkat sekolah menengah di Frater Don Bosco yang terletak di Manado.
Selepas itu, Bote memilih untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih spesifik yakni dididik dan dilatih untuk menjadi seorang guru Bahasa Jepang di sebuah sekolah di Tomohon.
Pendidikan yang telah dijalani Bote membawanya menjadi seorang guru.
Setelah menyelesaikan studinya, ia mulai mengabdi dengan mengajar Bahasa Jepang di beberapa tempat.
Pertama, ia mengajar di Liwutung, yang terletak di Minahasa, sebelum melanjutkan tugasnya mengajar di Luwuk, sebuah kota di Sulawesi Tengah.
Kemudian, Bote mengajar di Makassar, Sulawesi Selatan. Kota yang kelak merekam jejak perjuagannya demi kemerdekaan Republik Indonesia.
Panggilan Ibu Pertiwi
Saat proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno dan Hatta, Wolter Monginsidi berada di Makassar.
Meskipun Indonesia telah merdeka, Belanda tidak menerima kenyataan tersebut dan berusaha untuk kembali menguasai Indonesia setelah berakhirnya Perang Dunia II.
Upaya mereka untuk merebut kembali kendali atas wilayah Nusantara ini dilakukan melalui NICA (Netherlands Indies Civil Administration/Administrasi Sipil Hindia Belanda).
Mongisidi yang tidak menerima kedatangan Belanda, menjadi terlibat dalam perjuangan melawan NICA di Makassar.
Kisah Tsar Terakhir Rusia: Kejatuhan Nicholas II dan Runtuhnya 300 Tahun Kekuasaan Romanov |
![]() |
---|
Menengok Manado Abad 16: Lahirnya Borgo hingga Kisah Raja Posumah dan Damopolii Dibaptis Magelhaes |
![]() |
---|
Manado Disebut sebagai Eldurado oleh Penjelajah Dunia Ferdinand Magellan, Ini Artinya |
![]() |
---|
Sejarah Kota Manado, Catatan Spanyol, Portugis dan Belanda Menyebut Nama Loloda Mokoagow |
![]() |
---|
Asal Usul Lomba Pacuan Kuda di Sulut, Sudah Dimulai Sejak Era Kolonial Belanda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.