Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gunung Api Awu

Status Gunung Api Awu Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara Turun Jadi Level II Waspada

Selain itu, rentetan gempa vulkanik dalam dan dangkal (Spasmodic Burst) masih terjadi namun dengan jumlah yang cenderung berkurang.

Penulis: Isvara Savitri | Editor: Isvara Savitri
Tribunmanado.co.id/Dok. Badan Geologi Kementerian ESDM
GUNUNG AWU - Kondisi Gunung Api Awu di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, 26 Januari 2025. Status Gunung Awu turun dari Level III (siaga) menjadi Level II (Waspada), Minggu (2/2/2025). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Gunung Api Awu yang berada di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, mengalmi penurunan aktivitas, Minggu (2/2/2025).

Hal ini juga membuat status gunung berketinggian 1.320 mdpl ini turun dari Level III (Siaga) menjadi Level II Waspada.

Sebelumnya pada tanggal 16 April 2024, tingkat aktivitas Gunung Awu dinaikkan dari Level II menjadi Level III karena adanya peningkatan gempa vulkanik dangkal (VB) dan gempa vulkanik dalam (VA).

Namun, berdasarkan SIARAN PERS Nomor: 22/KM.05/BGL/2025 yang dikeluarkan oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, aktivitas di permukaan masih berupa hembusan asap kawah dengan tinggi sekitar 10–200 meter (dominan 20 meter) di atas puncak.

Kondisi ini tidak berubah secara signifikan sejak Juli 2024.

Selain itu, rentetan gempa vulkanik dalam dan dangkal (Spasmodic Burst) masih terjadi namun dengan jumlah yang cenderung berkurang.

Rentetan gempa vulkanik terbaru terjadi pada 31 Januari 2025 pukul 18.07-18.17 Wita berupa 9 gempa vulkanik dangkal. Dengan berkurangnya 1/6 rentetan gempa vulkanik dangkal tersebut maka proses pelepasan tekanan dan peretakan batuan di bawah kubah lava mengalami penurunan. 

usidhfjhdfgkjgf
GRAFIK - Grafik kolom hembusan Gunung Awu, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Status Gunung Awu turun dari Level III (siaga) menjadi Level II (Waspada), Minggu (2/2/2025).

Pengamatan visual dan instrumental menunjukkan terjadinya penurunan aktivitas 
kegempaan yang masih disertai dengan akumulasi tekanan.

"Perubahan secara tiba-tiba masih mungkin terjadi, namun dengan adanya kubah lava 2004 di 
kawah Gunung Awu maka perlu energi yang sangat besar untuk menghasilkan letusan," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dikutip dari siaran pers, Minggu (2/2/2025).

Berdasarkan pemantauan deformasi Gunung Awu menggunakan tiltmeter pada stasiun 
Kolongan, masih menunjukkan terjadinya akumulasi tekanan yang disebabkan 
oleh aktivitas magma.

Stasiun tiltmeter puncak juga menunjukkan masih adanya akumulasi tekanan.  

Potensi bahaya Gunung Awu sendiri adalah erupsi freatik maupun magmatik yang dapat menghasilkan lontaran material pijar dan/atau aliran piroklastik.

Potensi terjadi swarm gempa vulkanik atau pembongkaran kubah lava dapat terjadi jika tekanan di dalam sistem magmatik mengalami peningkatan tiba-tiba dan signifikan.

Potensi bahaya lain berupa emisi gas gunung api yang  dapat membahayakan jiwa jika konsentrasi yang terhirup melebihi nilai ambang batas aman. 

Baca juga: Chord Lagu Lebih Dari Rindu - Maulana Ardiansyah feat Alyssa Dezek - Kunci Gitar G

Baca juga: Lirik Lagu Mengikat Janji - Regina Ivanova

Berikut rekomendasi Badan Geologi:

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved