Waspada, Jurnalis dan Anggota LSM Pengguna Whatsapp Jadi Target Perusahaan Spyware Israel
Juru bicara WhatsApp mengungkapkan bahwa Paragon Solutions menggunakan metode ilegal untuk mengakses jaringan pengguna.
TRIBUNMANADO.CO.ID- Kabar cukup mengejutkan datang dari WhatsApp.
Mereka menyebutkan bahwa saat ini ada dua profesi yang jadi target spyware.
Target mereka adalah jurnalis dan anggota LSM yang menggunakan aplikasi perpesanan WhatsApp.
Baca juga: Fitur Baru WhatsApp, Otomatis Mengubah Pesan Suara Jadi Teks, Begini Cara Aktifkan
Serangan spyware yang diduga dilakukan oleh perusahaan Israel, Paragon Solutions.
Hal tersebut jelas sangat membahayakan bagi para jurnalis.
Ternyata yang menjadi target mereka sangat banyak.
Sehingga diwajibkan waspada spyware untuk para jurnalis dan LSM.
Serangan ini menargetkan sekitar 90 pengguna di lebih dari 20 negara, terutama di Eropa.
Juru bicara WhatsApp mengungkapkan bahwa Paragon Solutions menggunakan metode ilegal untuk mengakses jaringan pengguna.
Metode tersebut melibatkan pembuatan grup tanpa izin dan pengiriman berkas PDF berbahaya yang berisi malware.
"Kami telah berhasil menghalangi penggunaan vektor ini," ujar jubir WhatsApp kepada NBC News.
WhatsApp juga telah mengirimkan surat somasi kepada Paragon Solutions tentang serangan spyware ini.
Para pengguna yang diduga menjadi korban telah menerima pemberitahuan melalui chat dan diberikan informasi tentang cara melindungi diri dari spyware.
Hingga saat ini Paragon Solutions belum memberikan pernyataan resmi mengenai dugaan kampanye spyware ini.
The Guardian melaporkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kantor di Virginia, AS, dan pernah diperiksa karena kontrak senilai 2 miliar dengan Divisi Keamanan Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS.
Salah satu korban serangan ini adalah Francesco Cancelatto, pemimpin redaksi surat kabar Italia, Fanpage.
Menurut John Scott-Railton, peneliti senior di Citizen Lab, serangan spyware ini dapat mengubah ponsel menjadi alat pengintai.
"Operator spyware bisa mengakses pesan terenkripsi, riwayat percakapan, foto, memo, kontak, dan bahkan mendapatkan kata sandi," kata Scott-Railton.
Selain itu, operator juga dapat mengaktifkan mikrofon atau kamera secara diam-diam.
Kasus ini bukanlah yang pertama kalinya. Pada tahun 2019, WhatsApp menggugat perusahaan Israel bernama NSO Group yang diduga membantu pemerintah Israel meretas ponsel ribuan orang, termasuk jurnalis dan pejabat senior pemerintah.
Keputusan pengadilan di AS pada Desember 2019 akhirnya mendukung WhatsApp dalam kasus tersebut.
Natlia Krapiva, penasihat hukum bidang teknologi di organisasi nirlaba Access Now, mencatat bahwa serangan terhadap jurnalis dan anggota LSM semakin sering terjadi.
"Sejak WhatsApp memberi tahu para korban NSO tahun 2019, kami sudah melihat banyak gugatan, sanksi, dan dampak lain dari industri ini," kata Krapiva.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Daftar 10 Negara dengan Pengguna WhatsApp Terbanyak, Indonesia Urutan Berapa? Cek di Sini |
![]() |
---|
Pengguna WhatsApp Kini Bisa Unggah Status Tanpa Terpotong dan Pecah, Begini Caranya |
![]() |
---|
Marak Penipuan Online Melalui WhatsApp, Pengguna Bisa Lacak Nomor Tak Dikenal dengan Cara Ini |
![]() |
---|
Trik Penjahat Online, Kini Gunakan Aplikasi WhatsApp hingga Instagram Palsu, Pengguna Harus Waspada |
![]() |
---|
Nomor WhatsApp Hilang atau Tidak Aktif? Ini 3 Cara Login WA dengan Mudah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.