Warga Sulut Korban TPPO
BP3MI Fasilitasi Pemulangan 77 Warga Sulawesi Utara Korban TPPO di Kamboja
BP3MI memfasilitasi kepulangan puluhan warga Sulawesi Utara yang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dari Kamboja.
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) memfasilitasi kepulangan puluhan warga Sulawesi Utara yang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dari Kamboja.
Sebagian besar para korban ini dipekerjakan di perusahaan judi online dan online scamming (penipuan digital).
"Sepanjang tahun ini, ada 27 laporan yang masuk kepada kami dan total 77 orang yang kita pulangkan," kata Hendra di Manado, Sulawesi Utara, Kamis (20/12/2024).
Katanya, termasuk di dalamnya, lima korban meninggal yang kepulangannya difasilitasi pemerintah. "Ini bentuk perlindungan dan pelayanan negara," ujarnya lagi.
"Saat ini, kami mendapatkan informasi, ada 12 WNI yang masih berada di KBRI Phnom Penh dan akan dipulangkan," kata Hendra lagi.
Karena itu, pihaknya senantiasa mengimbau masyarakat agar hati-hati ketika menerima tawaran kerja dengan gaji tinggi di luar negeri disertai rayuan kemudahan pengurusan keberangkatan.
Wamen P2MI Christina Aryani Ingatkan Hati-hati Terima Info Loker Luar Negeri dengan Gaji Besar
Sementara itu, Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran (P2MI), Christina Aryani mengingatkan masyarakat berhati-hati ketika menerima informasi lowongan kerja di luar negeri.
Khususnya oleh sindikat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang bergerak di bidang judi dan penipuan online.
"Ini sudah lama, lima tahun terakhir sangat masif, banyak yang tergiur dengan iklan di medsos, gaji tinggi, bonus, fasilitas tapi ujung-ujungnya penipuan," ujar Christina kepada ratusan mahasiswa Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Manado, Jumat (20/12/2024).
Wamen membeberkan modus sindikat. Biasanya pelaku menyebar info loker di media sosial mencari marketing, admin, CS dengan gaji 1000 dollar.
Selain itu, fasilitas lengkap, mulai dari tiket bahkan diberi panjar gaji. "Sehingga banyak yang berangkat dan terjerat," kata Christina.
Sebagian besar pekerja itu terjebak di Thailand, Kamboja, Myanmar, Laos dan Filipina. Mereka dipekerjakan sebagai admin judi online dan scammer (penipuan online) dengan target tertentu.
"Singapura dan Bangkok itu cuma transit. Setelah dari situ biasanya dibawa ke negara lain," katanya lagi
Karena itu, pihaknya mengingatkan pencari kerja agar cerdas. Tidak mudah tergiur iming-iming gaji tinggi. "Kemarin kamu dapat, ada yang dari Batam, mereka ditipu, tergiur," jelasnya.
Informasi pekerjaan di luar negeri dapat diakses langsung lewat kanal media sosial Kementerian Perlindungan Pekerja Migran atau kantor BP3MI.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.