Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Palang Merah Internasional: 35 Ribun Orang Hilang dalam 13 Tahun Konflik di Suriah

Kepala delegasi Komite Internasional Palang Merah (ICRC) di Suriah, Stephan Sakalian telah meminta semua pihak untuk mencegah penghancuran catatan.

Editor: Arison Tombeg
Kolase Tribun Manado
Seorang wanita merayakan jatuhnya rezim al-Assad di Damaskus. Kepala delegasi Komite Internasional Palang Merah (ICRC) di Suriah, Stephan Sakalian telah meminta semua pihak untuk mencegah penghancuran catatan penting. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Damaskus - Kepala delegasi Komite Internasional Palang Merah (ICRC) di Suriah, Stephan Sakalian telah meminta semua pihak untuk mencegah penghancuran catatan penting, seperti catatan penangkapan, daftar tahanan atau orang yang meninggal, serta catatan pengadilan dan rumah sakit".

Stephan Sakalian membuat pernyataan tersebut setelah timnya mengunjungi penjara Sednaya yang terkenal kejam di mana mereka "melihat tumpukan dokumen yang rusak tersebar di berbagai ruangan".

"Catatan-catatan ini mungkin berisi informasi penting yang dapat membantu keluarga menemukan jawaban yang telah lama ditunggu," katanya dikutip Al Jazeera.

Pernyataan tersebut mengulangi seruan ICRC untuk akses ke semua tempat penahanan di Suriah.

"Gambar-gambar yang kami lihat minggu ini menggambarkan betapa pentingnya akses ini untuk mencegah beberapa penderitaan manusia terburuk di Suriah atau di mana pun di dunia," tambahnya.

Berbagi Kegembiraan

Mohammed Thabet Jamaluddin melakukan perjalanan ke Damaskus dari pedesaan untuk merayakan penggulingan rezim al-Assad.

“Saya datang ke sini untuk merayakan jatuhnya tiran Bashar, dan untuk berbagi kegembiraan ini dengan semua warga Suriah,” katanya kepada Al Jazeera. “Kami telah menunggu kegembiraan ini selama 14 tahun. Saya telah menanggung penindasannya, dan kami semua menderita karenanya.”

Jamaluddin, yang berasal dari Ain al-Fijah, di Suriah selatan, mengatakan bahwa kotanya telah mengalami bertahun-tahun tembakan penembak jitu dan penembakan di tangan pasukan rezim.

Dia sekarang berharap untuk melihat pertanggungjawaban atas kejahatan rezim.

“Setiap warga Suriah harus berdoa agar Bashar diadili,” katanya. “Dia tidak boleh diadili di pengadilan mana pun, tetapi di Suriah, karena dia menindas Suriah.”

Jembatan Udara

Komisi Eropa telah mengumumkan peluncuran operasi "jembatan udara" untuk mengirimkan 50 ton pasokan kesehatan awal ke Suriah melalui negara tetangga Turki.

Barang-barang dari persediaan UE di Dubai akan diterbangkan ke Adana, Turki untuk didistribusikan di Suriah "dalam beberapa hari mendatang," kata pernyataan komisi.

Sebanyak 46 ton pasokan bantuan lainnya akan diangkut dengan truk dari persediaan UE di Denmark ke Adana, untuk didistribusikan di Suriah oleh UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia.

Badan kemanusiaan PBB mengatakan lebih dari satu juta orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah mengungsi di Suriah sejak peluncuran serangan oposisi yang menggulingkan Presiden al-Assad.

Kepala komisi Ursula von der Leyen mengatakan dia akan "membahas lebih lanjut pengiriman bantuan kemanusiaan" ketika dia melakukan perjalanan ke Turki untuk bertemu Presiden Recep Tayyip Erdogan pada hari Selasa. (Tribun)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved