Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Macron Tolak Pernyataan PM Israel tentang Hizbullah: Sayangkan Serangan Roket ke Rumah Netanyahu

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam Perdana Menteri Benyamin Netanyahu.

Editor: Arison Tombeg
Kolase Tribun Manado
Presiden Prancis Emmanuel Macron. Presiden Macron mengecam Perdana Menteri Benyamin Netanyahu. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Beirut - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam Perdana Menteri Benyamin Netanyahu pada hari Kamis 24 Oktober, dengan menolak pernyataan pemimpin Israel tersebut tentang permusuhan Israel-Hizbullah sebagai "perang antara peradaban dan kebiadaban."

Menanggapi pernyataan Netanyahu dalam sebuah wawancara TV Prancis, Macron membalas. “Saya baru-baru ini mendengar pembicaraan tentang 'perang peradaban,' tetapi saya percaya ada kemungkinan untuk budaya dan peradaban di wilayah tersebut.”

Macron menyampaikan pernyataan tersebut selama konferensi internasional di Paris untuk mendukung penduduk dan kedaulatan Lebanon di tengah permusuhan yang sedang berlangsung.

Presiden Prancis menegaskan kembali seruannya untuk gencatan senjata segera dan mengkritik operasi Israel yang terus berlanjut di Lebanon selatan dan Beirut. 

Ia menguraikan empat tujuan utama konferensi tersebut: memperkuat kedaulatan Lebanon, menyediakan bantuan kemanusiaan, memperkuat pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) dan mendukung pasukan keamanan Lebanon.

Konferensi ini dihadiri oleh 54 negara, termasuk anggota Uni Eropa, negara-negara Teluk, Arab Saudi, Indonesia, Jepang, dan Australia. 

AS diwakili oleh wakil menteri luar negeri setelah Menteri Antony Blinken dan Utusan Khusus Amos Hochstein tidak dapat hadir karena jadwal yang bentrok.

Macron menyerukan diakhirinya permusuhan, dengan mengatakan, perang harus segera berakhir. Ia mengecam serangan pesawat nirawak Hizbullah terhadap rumah Perdana Menteri Benyamin Netanyahu di Kaisarea dan mengkritik operasi militer Israel di Lebanon, dengan memperingatkan bahwa serangan militer saja "tidak akan menyelesaikan masalah."

Macron, yang baru-baru ini mengusulkan embargo senjata terhadap Israel, menekankan perlunya memisahkan perang Gaza dari permusuhan di Lebanon. "Kita tidak boleh mengekspor perang dari wilayah lain ke Lebanon," kata Macron.

Prancis menjanjikan bantuan sebesar 100 Euro juta untuk Lebanon, sebagai bagian dari kebutuhan sebesar 426 juta Euro yang dinilai oleh PBB. 

Macron menyerukan agar Resolusi PBB 1701 dikembalikan, yang menyerukan pelucutan senjata milisi di Lebanon dan pengerahan pasukan Lebanon dan UNIFIL di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon, untuk memulihkan perdamaian dan keamanan.

Macron menyatakan dukungan penuh terhadap UNIFIL, pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan, dan mengutuk serangan terhadap personelnya, dengan mengatakan, "Tidak ada yang membenarkan penembakan terhadap tentara UNIFIL."

Terkait militer Lebanon, Macron menjanjikan bantuan Prancis dalam pelatihan dan perlengkapan 6.000 tentara baru atas permintaan Lebanon. 

Ia memuji pasukan keamanan Lebanon atas peran mereka dalam menjaga ketertiban dan memerangi ISIS, serta menyerukan stabilitas politik di Lebanon.

Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mendesak masyarakat internasional untuk memperluas dukungannya, seraya menekankan bahwa gencatan senjata sangat penting bagi stabilitas dan pembangunan kembali negara tersebut. 

Ia menegaskan kembali komitmen Lebanon untuk melaksanakan Resolusi PBB 1701 dan mendukung usulan AS-Prancis untuk gencatan senjata selama 21 hari. (Tribun)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved