Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Catata Wartawan

Joker dan Salib

Bagi saya, "dosa" terbesar film ini adalah mengglorifikasi Joker si pembuat kekacauan sebagai pahlawan yang patut dipuja.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
HO
Ilustrasi - Yesus dan Joker. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Sejumlah kritikus menyebut Joker Folie a Deux adalah film gagal.

Saya kira demikian adanya. Sepakat.

Film tersebut mengandung banyak dialektika yang gagal dengan akhir tanpa klimaks.

Seperti tubuh yang goyang - goyang tanpa arah dan itu berarti pula tanpa nyawa. 

Bagi saya, "dosa" terbesar film ini adalah mengglorifikasi Joker si pembuat kekacauan sebagai pahlawan yang patut dipuja. 

Sementara Arthur Fleck, si rentan yang hina dina dan papah dipersonifikasi sebagai sampah dunia yang musti dibuang di neraka. 

Saat film menyorot Joker, suasana jadi bergairah. 

Joker bertingkah dan detik-detik jadi penuh sensasi.

Orang berteriak histeris di dalam layar, seakan hendak menarik penonton di bioskop ke dalam kegelapan yang penuh gairah. 

Sebaliknya saat muncul Arthur, layar jadi mendung. 

Dunia seakan berada dalam rawa payah. 

Tanpa gairah, hampa, sentimentil. 

Tiada harap. Saat Joker hilang di akhir cerita, semesta menghujat Arthur.

Ia tak pantas jadi spot light.

Dia begitu miskin, rapuh, tak berdaya, jelek, tak waras, sepi dan menjijikkan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved