Utang Negara Indonesia
Indonesia Era Prabowo Bakal Tambah Utang Setiap Tahun
Indonesia era pemerintahan Prabowo Subianto bakal tambah utang setiap tahun.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Utang negara Indonesia di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mendatang akan bertambah.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hashim Djojohadikusumo.
Adik kandung Prabowo ini mengatakan, penambahan utang pemerintah pada era presiden terpilih Prabowo-Gibran akan dilakukan secara bertahap.
Hashim menyebut, penambahan utang baru oleh pemerintahan Prabowo akan dilakukan secara gradual selama lima tahun masa jabatan.
"Setiap tahun mungkin kita tambah 1-2 persen. So, tidak benar bahwa kita akan tambahkan utang nasional secara mendadak.
Itu nanti gradual, secara pelan-pelan, mungkin selama 5 tahun, 10 tahun, kita tetap prudent," ujarnya di Menara Kadin, Jakarta, Senin (7/10/2024).
Lanjut Hashim, bahkan rasio utang pada pemerintahan Prabowo akan dijaga maksimal 40 persen dari produk domestik bruto (PDB) atau di bawah ketentuan maksimal rasio utang dalam Undang-undang (UU) Nomor 1 Tahun 2003 yakni sebesar 60 persen dari PDB.
Dalam catatan dokumen rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025, sasaran rasio utang terhadap PDB ditarget pada kisaran 39,77 - 40,14 persen, lebih tinggi dari target tahun ini, sebesar 38,26 persen.
"Memang dibatasi oleh Undang-undang 60 persen, tapi kita tidak sampai 40 persen," kata dia.
Target rasio utang ini melanjutkan keberhasilan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang per akhir Agustus 2024 berhasil menjaga rasio utang Indonesia sebesar 38,49 persen terhadap PDB.
"Sangat rendah, tidak sampai 40 persen dari GDP. Ini prestasi luar biasa. Malaysia, tetangga kita 61 persen dari GDP.
Filipina 57 persen, Thailand 54 persen. Ini adalah kesempatan kita karena kita dianggap under-leverage. Kita semua pengusaha kan tahu ini under-leverage," jelas Hashim.
Baca juga: Capai Rp 6.411,34 Triliun, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Naik Lagi, Begini Kata BI
Penambahan utang pemerintah juga akan dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian serta meningkatkan target penerimaan negara menjadi 23 persen dari PDB.
Selain itu, cara pemerintah Prabowo-Gibran menambah penerimaan negara di antaranya dengan membentuk Badan Penerimaan Negara maupun memaksimalkan penegakkan hukum dalam pemungutan pajak.
"Cara-caranya ada pakai AI, pakai IT dan kita akan capai 23 persen. Kita akan tunjukkan kepada anda Bank Dunia siap sedia bantu kita capai 18 persen, capai 23 persen kita tutup kebocoran-kebocoran dengan tidak menambah tarif pajak," ungkapnya.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.