Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

G30S PKI

Latar Belakang G30S PKI: Situasi Jelang Penculikan Dewan Jenderal hingga Keberadaan Soeharto

Latar Belakang G30S PKI: Situasi Jelang Penculikan Dewan Jenderal hingga Keberadaan Soeharto.

Editor: Frandi Piring
Handout
Latar Belakang G30S PKI: Situasi Jelang Penculikan Dewan Jenderal hingga Keberadaan Soeharto. 

Dikutip dari buku John Roosa berjudul Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto (2006),

Kolonel Latief mengaku memberi tahu Soeharto soal rencana penculikan sejumlah jenderal.

"Sehari sebelum kejadian itu, saya melapor langsung kepada Bapak Mayjen Soeharto, sewaktu beliau berada di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) sedang menunggui putranya yang ketumpahan sup panas. Dengan laporan saya ini, berarti saya mendapat bantuan moril, karena tidak ada reaksi dari beliau," kata Latief.

Latief menambahkan, ia juga sudah membicarakan masalah Dewan Jenderal dengan Soeharto, tepat satu hari sebelumnya di kediaman Soeharto di Jalan Haji Agus Salim.

Saat itu, Soeharto masih menjabat sebagai Panglima Kostrad.

Pada pertemuan di rumah Soeharto, Latief melaporkan adanya isu soal Dewan Jenderal yang akan melakukan kudeta. Menurutnya, Soeharto sudah mengetahui hal itu dari mantan anak buahnya dari Yogyakarta yang bernama Subagiyo.

Sementara, dalam wawancaranya dengan Der Spiegel pada 19 Juni 1970, Soeharto mengaku bertemu Latief di RSPAD Gatot Subroto pada malam 30 September 1965.

Tetapi, ia menyebut Latief tidak memberikan informasi apa pun, tetapi justru akan membunuhnya saat itu juga.

Alasan Soeharto tidak diculik

Dalam kesaksiannya kepada Mahkamah Militer, Latief mengungkapkan alasannya tidak memasukkan nama Soeharto dalam target penculikan.

"...karena kami anggap Jenderal Soeharto loyalis Bung Karno, maka tidak kami jadikan sasaran," kata Latief.

Tak hanya itu, Latief bahkan melapor ke Mayjen Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat.

Hal itu dilakukan setelah laporannya tak ditanggapi oleh Pangdam Jaya Mayjen Umar Wirahadikusumah dan Pangdam Brawijaya Mayjen Jenderal Basoeki Rachmat.

Ia mengaku dirinya sudah beberapa kali memperingatkan adanya upaya kudeta oleh Dewan Jenderal. Menurutnya, Soeharto hanya bergeming mendengar informasi itu.

Latief menambahkan, bahkan pada malam 30 September 1965, Soeharto mengabaikan Latief yang menyampaikan rencananya menggagalkan kudeta.

Baca juga: Sejarah Lengkap G30S PKI, Siapa Saja Korban dalam Peristiwa Ini?

Soeharto sendiri mengakui bertemu dengan Latief menjelang peristiwa G30S PKI. Namun dia memberikan kesaksian yang berganti-ganti.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Baca Berita Update TribunManado.co.id di sini >>> 

(Sumber: Kompas.com)

 

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved