Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kutipan Bijak

12 Kutipan Bijak Soe Hok Gie tentang Pandangan Hidup yang Sangat Menginspirasi

Soe Hok Gie adalah seorang aktivis demokrasi Indonesia yang dilahirkan pada tanggal 17 Desember 1942 di Jakarta.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Rizali Posumah
Dokumentasi Mapala UI
Soe Hok Gie 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Soe Hok Gie adalah seorang aktivis demokrasi Indonesia yang dilahirkan pada tanggal 17 Desember 1942 di Jakarta.

Ia dikenang hingga hari ini oleh karena tulisan-tulisan tajamnya yang kerap mengeritik kediktatoran dan korupsi di tubuh pemerintahan, baik di masa Orde Lama Seokarno hingga di awal masa pemerintahan rezim Orde Baru Soeharto.

Pria yang meninggal di usia sangat muda, 26 tahun, pada 16 Desember 1969 di Gunung Semeru ini dikenal sebagai orang yang sangat idealis. 

Saking idealisnya Gie, beberapa temannya bahkan menjulukinya sebagai Moralis Absolut

Berikut kumpulan 12 kutipan bijak Soe Hok Gie tentang pandangan hidup. 12 kutipan bijak ini dirangkum mahasiswa magang asal Unima, Trisinar:

  1. Nobody can see the trouble I see, nobody knows my sorrow.
  2. Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan. Tanpa itu semua maka kita tidak lebih dari benda. Berbahagialah orang yang masih mempunyai rasa cinta, yang belum sampai kehilangan benda yang paling bernilai itu. Kalau kita telah  kehilangan itu maka absurdlah hidup kita.
  3. Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikkan.
  4. Seorang filsuf Yunani pernah berkata  bahwa nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan tersial adalah umur tua.
  5. Kami menjelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak  mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia dengan rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda itu harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.
  6. Tapi sekarang aku berpikir sampai di mana seseorang masih tetap wajar, walau ia sendiri tidak mendapatkan apa-apa. Seseorang mau berkorban buat sesuatu, katakanlah, ide-ide, agama, politik atau pacarnya. Tapi dapatkah ia berkorban buat tidak apa-apa.
  7. Makhluk kecil kembalilah. Dari tiada ke tiada. Berbahagialah dalam ketiadaanmu.
  8. Dan seorang pahlawan adalah seorang yang mengundurkan diri untuk dilupakan seperti kita melupakan yang mati untuk revolusi.
  9. Hanya ada 2 pilihan, menjadi apatis atau mengikuti arus. Tetapi aku memilih untuk menjadi manusia merdeka.
  10. Dunia ini adalahdunia yang aneh. Dunia yang hijau tapi lucu. Dunia yang kotor tapi indah. Mungkin karena itulah saya telah jatuh cinta dengan kehidupan. Dan saya akan mengisinya, membuat mimpi-mimpi yang indah dan membius diri saya dalam segala-galanya. Semua dengan kesadaran. Setelah itu hati rasanya menjadi lega.
  11. Karena aku cinta pada keberanian hidup.
  12. Ku kira dan bagiku itulah kesadaran sejarah. Sadar akan hidup dan kesia-siaan nilai.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Bergabung dengan WA Tribun Manado di sini >>>

Simak Berita di Google News Tribun Manado di sini >>>

Baca Berita Update TribunManado.co.id di sini >>> 

 

 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved