12 Kutipan Bijak Soren Kierkegaard: Refleksi tentang Eksistensi, Cinta, dan Kebebasan Pribadi

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Soren Kierkegaard (1813–1855) adalah seorang filsuf, teolog, dan penulis asal Denmark, yang dikenal sebagai "bapak eksistensialisme."

Lahir di Kopenhagen, ia menggali berbagai tema tentang eksistensi manusia, kebebasan, cinta, dan pencarian makna hidup, serta berfokus pada dilema-dilema psikologis dan spiritual individu.

Pemikirannya sangat berpengaruh pada filosofi modern, terutama pada eksistensialisme dan psikologi.

Dikutip dari Goodreads, berikut 12 Kutipan Bijak Soren Kierkegaard

1. “The tyrant dies and his rule is over, the martyr dies and his rule begins.” (Sang tiran mati dan kekuasaannya berakhir, sang martir mati dan kekuasaannya dimulai)
2. “To venture causes anxiety, but not to venture is to lose one's self. And to venture in the highest is precisely to be conscious of one's self.” (Mengambil risiko menyebabkan kegelisahan, tetapi tidak mengambil risiko berarti kehilangan diri sendiri. Dan untuk mengambil risiko yang tertinggi adalah menjadi sadar akan diri sendiri)
3. “Face the facts of being what you are, for that is what changes what you are.” (Hadapilah kenyataan menjadi siapa dirimu, karena itulah yang akan mengubah siapa dirimu)
4. “God creates out of nothing. Wonderful you say. Yes, to be sure, but he does what is still more wonderful: he makes saints out of sinners.” (Tuhan menciptakan dari ketiadaan. Indah, bukan? Ya, benar, tapi Dia melakukan yang lebih indah lagi: Dia menjadikan orang berdosa menjadi orang suci)
5. “If anyone on the verge of action should judge himself according to the outcome, he would never begin.” (Jika seseorang yang hendak bertindak menilai dirinya berdasarkan hasilnya, dia tidak akan pernah memulai)
6. “To cheat oneself out of love is the most terrible deception; it is an eternal loss for which there is no reparation, either in time or in eternity.” (Menipu diri dari cinta adalah penipuan paling menyakitkan; ini adalah kehilangan abadi yang tak ada penggantinya, baik di masa kini maupun di keabadian)
7. “The most common form of despair is not being who you are.” (Bentuk keputusasaan yang paling umum adalah tidak menjadi diri sendiri)
8. “It is perfectly true, as philosophers say, that life must be understood backwards. But they forget the other proposition, that it must be lived forwards.” (Benar sekali, seperti yang dikatakan para filsuf, bahwa hidup harus dipahami dari belakang. Namun mereka lupa bahwa hidup harus dijalani ke depan)
9. “The most painful state of being is remembering the future, particularly the one you'll never have.” (Keadaan yang paling menyakitkan adalah mengingat masa depan, terutama yang tak akan pernah kamu miliki)
10. “Love is the expression of the one who loves, not of the one who is loved. Those who think they can love only the people they prefer do not love at all. Love discovers truths about individuals that others cannot see.” (Cinta adalah ekspresi dari yang mencintai, bukan dari yang dicintai. Mereka yang berpikir bisa mencintai hanya orang-orang yang mereka sukai sama sekali tidak mencintai. Cinta menemukan kebenaran tentang individu yang tidak bisa dilihat orang lain)
11. “To dare is to lose one's footing momentarily. Not to dare is to lose oneself.” (Berani berarti kehilangan pijakan sementara. Tidak berani berarti kehilangan diri sendiri)
12. “Once you label me you negate me.” (Sekali kamu memberi label padaku, kamu meniadakanku). (Mahasiswa Unima/Trisinar)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Bergabung dengan WA Tribun Manado di sini >>>

Simak Berita di Google News Tribun Manado di sini >>>

Baca Berita Update TribunManado.co.id di sini >>>