Bacaan Alkitab
Bacaan Alkitab Efesus 4:1-2, Hidup Berpadanan dengan Injil
Kontroversinya justru karena keberaniannya menyampaikan suara kebenaran bahkan suara kenabian.
Penulis: Alpen Martinus | Editor: Alpen Martinus
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pembacaaan Alkitab kali ini diambil dalam Efesus 4:1-2.
Berikut judul renungannya, Hidup Berpadanan dengan Injil.
Rasul Paulus adalah hamba Kristus yang fenomenal.
Baca juga: Bacaan Alkitab Yesaya 26:3 Menjaga Hati
Perjalanan hidupnya penuh dengan kontroversi di tengah masyarakat. Tetapi bukan kontroversi negatif.
Kontroversinya justru karena keberaniannya menyampaikan suara kebenaran bahkan suara kenabian.
Dia berani mengeritik para pemuka agama yang telah melakukan banyak pelanggaran terhadap agama yang seharusnya dia ajarkan dan praktikkan.
Dia tidak pernah takut dengan berbagai risiko atau konsekuensi yang akan dia hadapi atau terima.
Dia memang. Tidak takut apapun, kecuali takut akan Tuhan. Dia tidak takut dipenjara, terbukti dia berulang kali dipenjara, tetapi tidak menyurutkan niat dan tekadnya terus memberitakan Injil.
Dia tidak takut mati, karena kematian adalah keuntungan baginya. Bagi dia selama dia hidup, harus memberi buah, yakni menjadi berkat bagi banyak orang dan memenangkan banyak jiwa datang kepada Kristus.
Hidupnya sepenuhnya dipakai untuk memberitakan Injil.
Ini juga sesuatu yang kontroversial, karena dia sejatinya pada mulanya adalah penantang dan musuh Kristus (Injil).
Dia menganiaya, menangkap, menyiksa dan memenjarakan orang Kristen, pengikut Kristus.
Bahkan dia memiliki surat kuasa untuk menangkap dan menganiaya orang benar.
Namun akhirnya, dia justeru yang ditangkap Tuhan Yesus.
Maka ketika dia percaya kepada Yesus, dia melakukan segalanya untuk memberitakan Injil.
Sampai ke berbagai penjuru bumi, tanpa kenal lelah dan tanpa rasa takut sedikitpun.
Bahkan ketika menulis suratnya kepada jemaat di Efesus, dia sedang berada di penjara.
Justru dari balik jeruji besi itu, dia tetap memberitakan Injil.
Apapun tantangan dan hambatannya tidak dapat menghalangi dia memberitakan Injil.
Itulah sebabnya, kepada jemaat di Efesus yang sudah menerima Injil, Paulus menasihati mereka agar hidup berpadanan dengan Injil yang dia beritakan dan mereka miliki.
Jadi semua umat yang telah percaya kepada Yesus sebagai Tuhan, haruslah selalu bersikap rendah hati, tidak sombong, merasa diri paling baik, paling benar dan paling pintar.
Karena orang Kristen selain rendah hati atau memiliki hati sebagai hamba, haruslah lemah lembut dan sabar dalam prilaku hidupnya.
Paulus mengingatkan jemaat di Efesus bahwa sebagaimana apa yang dia rasakan dan alami, mengikut Kristus, memberitakan Injil dan menyampaikan suara kenabian dan kebenaran, tidaklah gampang.
Bahkan mengandung risiko berat, seperti dia yang dipenjara, terus diancam dibunuh, dikejar-kejar, dihina, dicaci-maki dan banyak lagi intimidasi. Sebab itu adalah salib yang harus dipikul pengikut Kristus.
Dalam situasi yang demikian, semua orang Kristen harus tetap menunjukkan jati dirinya sebagai anak Tuhan yang baik.
Selalu hidup berpadanan dengan panggilannya sebagai umat Kristen, hamba Tuhan dan pemberitaan Injil. Sebab memberitakan Injil itu juga harus dilakukan dalam keteladanan sikap dan prilaku hidup tiap hari.
Maka semua orang Kristen harus mengajarkan dan menunjukkan atau mencontohkan ajaran Kristus, terutama tentang kasih.
Kasih harus dipraktikkan atau dibuktikan antara lain dengan hidup suka membantu atau saling membantu dengan orang lain, tanpa kecuali.
Demikian firman Tuhan hari ini.
"Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.
Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu." (ay 1-2)
Sahabat Kristus, seperti Paulus, kita yang sudah percaya dan menjadi hamba Kristus, terpanggil untuk hidup berpadanan dengan panggilan itu, yakni Injil.
Ketika kita memberitakan Injil, pertama-tama yang kita lakukan itu adalah kita hidup dalam Injil.
Artinya prilaku hidup kita berpadanan dengan kehendak Injil Kristus, menjadi teladan dalam memberlakukan firman Tuhan yang adalah Injil itu sendiri.
Secara konkret dan nyata, Paulus menasihati agar umat Tuhan hidup rendah hati, lemah lembut dan sabar.
Kita harus memiliki hati sebagai hamba dan menjauhkan keangkuhan.
Sebaliknya, hidup kita hendaklah diliputi oleh kasih yang sungguh, yang rela berkorban bagi sesama.
Termasuk membantu yang berkekurangan sekaligus juga membangun hidup yang saling membantu sebagai sesama umat dan hamba Tuhan.
Jadi kita muliakan Tuhan dalam praktik hidup kita. Itulah penginjilan yang kontekstual.
Lakukanlah, Tuhan menyertai dan memberkati kita selalu. Amin
Bacaan Alkitab Ulangan 4:1, Renungan: Dengar dan Lakukan Firman Tuhan |
![]() |
---|
Bacaan Alkitab Kisah Para Rasul 14:8–28, Hati Dipenuhi Sukacita |
![]() |
---|
Bacaan Alkitab Markus 10:35-45, Renungan: Kemuliaan dalam Keilahian Kristus |
![]() |
---|
Bacaan Alkitab Yesaya 40 : 31, Renungan: Kesabaran Dalam Proses Tuhan |
![]() |
---|
Bacaan Alkitab Keluaran 2:11-24, Kalau Ada Kesabaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.