Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

Sejarah dan Profil Al Biruni, Meneliti Bulat Bumi, Ilmuwan Berjuluk Guru Segala Ilmu

Benar bahwa Al Biruni lahir dan besar di masa-masa kejayaan kekhalifaan Islam yang membentak dari Timur Tengah, Afrika,

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Rizali Posumah
muslim heritage
Al-Biruni, guru segala Ilmu. 

Karena menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan, al-Biruni mendapatkan julukan dari orang-orang yang tinggal di wilayah Biruni sebagai “Ustadz fil ‘ulum” atau guru segala ilmu.

Sosok Al-Biruni juga dikenal sebagai tokoh dasar dalam sejarah ilmu pengetahuan dunia.

Para ilmuan modern menyebutnya sebagai professor par exellence karena dirinya lebih menonjol soal banyak keilmuan pada masanya.

Al Biruni banyak menulis karya ilmiah, hingga ratusan karya.

Di antaranya yang masih tercatat dalam sejarah adalah al-Asrar al-Baqiyah an Qurun al-Khaliyah tentang rahasia abad silam atau kesan-kesan lama peninggalan sejarah), Maqalid Ilm alHayah tentang ilmu perbintangan), Al-Jamahir fi Al-Jawahir tentang batu-batu permata; Al-Tafhim Li Awali Sina‘ati Al-Tanjim, Al-Jamahir, dan “Al-Saidalah fi Al Tibb”, tentang obat-obatan.

Selain itu, Al Biruni juga menulis tentang sejarah Islam yang kini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul Chronology of Ancient Nation”.

Ada banyak karya ilmiah al-Biruni yang diterbitkan di Eropa dan tersimpan dengan baik di Museum Escorial, Spanyol.

Pembuktian Bumi Itu Bulat

Pada tahun 1030 M, al-Biruni menulis sebuah ensiklopedi astronomi yang terkenal hingga saat ini, yakni al-Qanun al-Masudi.

Di dalam karyanya ini, al-Biruni berusaha mengintegrasi dan menginterkoneksikan faham astronomi klasik dengan astronomi modern.

Al Qanun al-Mas'udi merupakan magnumopusnya Al Biruni, dan hingga kini masih menjadi rujukan utama para astronom.

al-Qanun al-Masudi menjelaskan tentang seluk-beluk kajian astronomi modern, karena dalam kajian matematisnya al-Biruni sudah menggunakan perhitungan higt accuration (ketelitian tingkat tinggi). Salah satunya adalah kajian tentang dasar, gerak, bentuk dan ukuran bumi.

Dalam al-Qanun, Al Biruni menjelaskan tentang bukti bahwa bentuk bumi adalah bulat dan berputar mengelilingi matahari. Sementara bulan berputar berdasarkan garis edarnya mengelilingi bumi.

Dijelaskan dalam buku Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam, Al-Biruni memakai pendekatan perhitungan trigonometri dan Astrolabe al-Ustawani buatannya sendiri untuk menghitung keliling bumi.

Disebutkan, hasil penghitungan Al Biruni mengenai keliling bumi adalah 40.075 km. Sementara penghitungan modern keliling bumi adalah 40.075,071 km.

Ini adalah penghitungan yang luar baisa. Karena dengan keterbatasan perlatan dan pengetahuan yang ada, Al-Biruni hanya meleset 1 persen dari penghitungan modern. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved