Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Timur Tengah

6 Sandera Tewas di Gaza Palestina, Warga Israel Gelar Demo Tuntut Gencatan Senjata Segera

Massa menuntut Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, agar segera mencapai gencatan senjata dengan Hamas.

Editor: Rizali Posumah
AFP/OREN ZIV
Para pengunjuk rasa membakar dahan pohon saat mereka memblokir jalan raya Ayalon di Tel Aviv selama unjuk rasa antipemerintah yang menyerukan pembebasan warga Israel yang disandera oleh militan Palestina di Gaza sejak Oktober, pada 1 September 2024, setelah Israel mengumumkan pasukannya telah menemukan enam sandera tewas di terowongan Gaza. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Enam sandera Israel dilaporkan tewas di Gaza, Palestina.

Hal ini memicu protes besar di Tel Aviv, Yerusalem dan sejumlah kota lain di Israel pada Minggu (1/9/2024) malam.

Massa turun ke jalan dengan perasaan duka dan penuh amarah. 

Menurut laporan  Reuters, jumlah warga Israel yang mengikuti aksi unjuk rasa mencapai hingga 500.000 orang.

Massa menuntut Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, agar segera mencapai gencatan senjata dengan Hamas.

Mereka meminta gencatan senjata itu segera dilakukan sambil menerikkan kata, "Sekarang! Sekarang!"

Mereka juga menuntut agar 101 sandera yang masih ditawan oleh Hamas dibawa pulang dengan selamat.

Sementara itu, menurut pejabat Israel, sepertiga dari sandera yang ditawan Hamas diperkirakan telah meninggal.

Aksi protes ini, menurut AP News, menjadi demonstrasi terbesar selama 11 bulan serangan berlangsung.

Dalam aksi tersebut, para pengunjuk rasa memblokir jalan-jalan dan berdemonstrasi di luar kediaman perdana menteri.

Rekaman udara menunjukkan jalan raya utama Tel Aviv dipenuhi oleh para pengunjuk rasa yang membawa bendera dengan gambar para sandera yang terbunuh.

Beberapa pengunjuk rasa menerobos garis polisi di Jalan Raya Ayalon pada Minggu malam.

Sebagian orang memanjat bus dan tempat sampah untuk mendapatkan pandangan yang lebih baik terhadap pawai tersebut.

Sementara itu, yang lain mengelilingi seseorang yang mengenakan topeng Netanyahu, sambil meneriakkan, "Hidup, hidup, kami ingin mereka hidup."

Seorang demonstran membawa spanduk bertuliskan "Anda pemimpinnya. Anda yang harus disalahkan."

 Massa juga meneriakkan slogan-slogan seperti "Polisi, polisi siapa yang kalian lindungi?" dan "Malu, malu."

Beberapa orang membakar jalan dan membentangkan pita kuning sebagai simbol solidaritas dengan para sandera.

Polisi menembakkan meriam air ke arah demonstran yang memblokir jalan.

Selanjutnya, polisi menangkap 29 orang di antara demonstran tersebut.

Sementara itu, serikat buruh besar Israel, Histadrut, menyerukan pemogokan umum pada Senin (2/9/2024).

Tujuannya adalah untuk menutup atau mengganggu sektor-sektor utama ekonomi, termasuk perbankan, perawatan kesehatan, dan bandara utama negara tersebut.

Diberitakan oleh BBC, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sebelumnya mengungkapkan penemuan keenam mayat tersebut pada Sabtu (31/8/2024).

Mayat-mayat tersebut ditemukan di sebuah terowongan bawah tanah di wilayah Rafah, Gaza selatan.

Para sandera diidentifikasi sebagai Carmel Gat, Eden Yerushalmi, Hersh Goldberg-Polin, Alexander Lobanov, Almog Sarusi, dan Sersan Kepala Ori Danino.

Menurut IDF, mereka telah terbunuh sesaat sebelum pasukannya mencapai mereka di dalam terowongan tersebut.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Bergabung dengan WA Tribun Manado di sini >>>

Simak Berita di Google News Tribun Manado di sini >>>

Baca Berita Update TribunManado.co.id di sini >>> 

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved