Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Longsor Tambang Emas Gorontalo

Kisah Nandar Sunandar, 5 Hari Cari Jenazah Ayah di Lokasi Longsor Gorontalo, Bermodalkan Bau Parfum

Selama proses pencarian jenazah, Nandar Sunandar hanya bermodalkan indra penciuman mencari bau parfum milik ayahnya.

Penulis: Rhendi Umar | Editor: Alpen Martinus
Rhendi Umar
Nandar Sunandar memakai jaket dan baju milik almarhum ayahnya. Dia 5 hari melakukan pencarian dia di lokasi tanah longsor area pertambangan emas desa Tulabolo Timur Kecamatan Suwawa Timur Kabupaten Bone Bolango 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Nandar Sunandar naik turun selama 5 hari di lokasi tanah longsor area pertambangan emas desa Tulabolo Timur Kecamatan Suwawa Timur Kabupaten Bone Bolango.

Dia mencari ayahnya Muhamad Akuba yang menjadi salah satu korban tanah longsor tersebut.

Meski menurutnya di lokasi longsor, hujan dan sangat berawan, namun dia berusaha agar jenazah ayahnya bisa ditemukan.

Baca juga: Kendala di Lokasi Longsor Tambang Suwawa Gorontalo, Sinyal dan Listrik Mati hingga Butuh Air Bersih

Selama proses pencarian jenazah, Nandar Sunandar hanya bermodalkan indra penciuman mencari bau parfum milik ayahnya.

Sempat satukali di lokasi pencarian, Nandar mencium bau parfum itu.

"Saya sempat mencium bau parfum ayah saya di lokasi dan saya sangat tau sekali itu ciri khas wanginya. Tidak pernah ganti parfum," jelasnya Kamis (11/7/2024)

Dia berusaha menggali secara manual di lokasi bau parfum ayahnya itu, namun jenazah tidak ditemukan.

"Torang gali lagi tidak ada, berikut lagi torang gali tidak ada. Jadi selama ini kami mencari berdasarkan bau," jelasnya

Air mata Nandar Sunandar pun menetes saat bercerita mengenang semasa ayahnya hidup.

Bahkan selama pencarian dia memakai pake baju dan jaket ayahnya saat ke lokasi.

"Saya pakai ini pak, selama mencari ayah saya," jelasnya

Menurutnya sebelum meninggal, Almarhum tidak memberikan tanda-tanda apapun.

Hanya saja waktu hari raya kurban, dia sempat menangis saat memegang tangan ayahnya.

"Waktu saya salaman, saya keluarkan air mata. Saya juga tidak tau kenapa bisa seperti itu. Nanti itu. Sebelumnya saya tidak pernah mengalami seperti ini," jelasnya

Kata Nandar, ayahnya sudah 30 tahun lebih menjadi sebagai seorang penambang untuk menghidupi keluarganya.

Oleh karenanya sampai saat ini dia berharap jenazah bisa ditemukan.

"Saya berharap untuk penggalian korban, sisirlah dari sudut baru ke tengah, sesedikit pasti ditemukan," jelasnya. (Ren)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved