Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilpres Iran

Profil Masoud Pezeshkian, Dokter Bedah Jadi Presiden Iran, Sosok Moderat dan Berpikiran Reformatif

Masoud Pezeshkian terpilih setelah mengalahkan pesaingnya dari partai konservatif, Saeed Jalili dalam pemilu yang digelar pada Jumat (5/7/2024).

Kolase Tribun Manado/Istimewa
Profil Masoud Pezeshkian, Dokter Bedah Jadi Presiden Iran, Sosok Moderat dan Berpikiran Reformatif 

Pria berusa 69 tahun ini juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Parlemen Iran pada 2016-2020.

Pezeshkian dikenal sebagai kandidat presiden moderat dan berpikiran reformatif.

Sebagai satu-satunya kandidat moderat di antara calon presiden lain, dia berjanji membuka Iran kepada dunia, serta menjadi jembatan antara negara dan rakyat.

Saat dinyatakan sebagai presiden terpilih Iran, Pezeshkian telah berjanji untuk melayani seluruh warga dan akan membawa babak baru bagi negaranya.

“Kita menghadapi ujian besar, ujian penuh kesulitan dan tantangan, hanya untuk memberikan kehidupan sejahtera bagi rakyat kita,” katanya, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (6/7/2024).

Pezeshkian diperkirakan akan memangku jabatan barunya dalam waktu 30 hari, karena perlu mengundurkan diri sebagai menjadi anggota parlemen.

Presiden terpilih kesembilan Iran ini kemudian harus disahkan secara resmi dalam sebuah upacara yang dimpin oleh pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Pandangan Pezeshkian

Iran memiliki sistem pemerintah ganda, yakna antara pemerintahan ulama yang dipimpin oleh Ayatollah Ali Khamenei dan republik yang dipimpin presiden.

Karena itu, Pezeshkian tidak bisa mengeluarkan kebijakan terkait program nuklir atau dukungan ke kelompok militer di Timur Tengah.

Namun, dia akan memegang kendali penuh atas masalah-masalah tingkat tinggi negara.

Presiden juga dapat memengaruhi arah kebijakan Iran dan akan terlibat erat dalam memilih pengganti Khamenei yang sekarang berusia 85 tahun.

Meski begitu, warga meragukan Pezeshkian bisa perubahan besar dalam pemerintah karena kekuasaannya sebagai presiden dibatasi kekuasaan Khamenei.

Walau demikian, banyak orang memberikan suara kepada Pezeshkian dalam pemilu untuk mencegah Saeed Jalili menjadi presiden.

Pasalnya, publik khawatir Iran akan menghadapi konfrontasi lebih besar dari dunia luar, serta mendapat sanksi dan isolasi lebih lanjut jika Jalili menang.

Jalili dikenal karena sikap anti-Barat yang keras dan menentang perjanjian pemulihan kesepakatan nuklir, dilansir dari BBC, Sabtu.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved