Timur Tengah
Kepanikan di Tel Aviv, Warga Khawatir Israel Gelap saat Perangi Hizbullah, Ramai-Ramai Borong Genset
Kepanikan warga Tel Aviv Israel muncul akibat wacana Pemerintahan Benjamin Netanyahu akan menginvasi Lebanon demi memerangi Hizbullah.
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Kepanikan tengah melanda warga Israel.
Kepanikan ini muncul akibat wacana Pemerintahan Benjamin Netanyahu akan menginvasi Lebanon demi memerangi Hizbullah.
Warga khawatir jika perang besar-besaran itu terjadi, sebagian besar kota di Israel akan diliputi kegelapan akibat krisis listrik.
Walhasil mereka pun beramai-ramai melakukan pembelian generator listrik atau genset.
Informasi ini sebagaimana yang dilaporkan Channel 12 Israel.
Channel 12 Israel menyebut kepanikan ini dipicu oleh pernyataan Shaul Goldstein, CEO Noga, Perusahaan Manajemen Kelistrikan Israel.
Di mana Shaul Goldstein sebelumnya memberikan pernyataan, kalau Israel terancam mengalami krisis listrik yang memantik pemadaman besar-besaran jika terjadi perang besar-besaran dengan gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah.
Laporan media tersebut mengutip data dari Perusahaan Jaringan Listrik Israel, Mohseni Hashmal, menyatakan segera setelah pernyataan Goldstein yang menyebut kalau Hizbullah dapat secara mudah menghancurkan jaringan listrik Israel, alat generator listrik di situs komersial jaringan perusahaan tersebut meningkat lima kali lipat.
Data Mohseni Hasmal Network menambahkan, penjualan peralatan ini meningkat sebesar 25 persen setelah Goldstein.
Sedangkan pada Jumat lalu terjadi peningkatan penjualan sebesar 108 persen genset dibandingkan Jumat sebelumnya.
Mirip saat Pidato Sekjen Hizbullah
Pihak Mohseni Hashmal menjelaskan kalau rush pembelian peralatan pembangkit listrik mirip pada fenomena rush yang terjadi pada Maret lalu saat pidato Sekjen Hizbullah, Hassan Nasrallah.
Saat itu, Nasrallah mengatakan bahwa Hizbullah memiliki rudal yang dapat mencapai Eilat.
Perusahan itu menyatakan saat Maret, pihak mereka menjual mampu menjual sebanyak 850 pembangkit listrik dan perangkatnya hanya dalam 3 hari selama periode tersebut.
Sedangkan hingga Jumat lalu, terjadi penjualan sebanyak 952 pembangkit listrik dan 820 genset.
Perusahaan tersebut menambahkan, tidak seperti gelombang pembelian sebelumnya, penjualan generator dan pembangkit listrik tidak hanya terkonsentrasi di cabang jaringan di utara.
Data mereka menunjukkan, kepanikan dalam pembelian besar-besaran pembangkit daa generator listrik ini punya persentase penjualan terbesar di Haifa dan kemudian di Tel Aviv, Kriot, Rishon Lezion, dan Ashdod di wilayah pendudukan.
Pemadaman Bisa Terjadi 72 Jam
Pekan lalu, Shaul Goldstein, CEO Noga, Perusahaan Manajemen Kelistrikan Israel mengatakan negaranya terancam gelap total dan tidak akan bisa dihuni apabila aliran listrik terputus akibat serangan drone dan roket Hizbullah yang mengenai infrastruktur PLN Israel.
Pernyataan itu dilontarkan setelah beberapa pekan terakhir militan Hizbullah terus melontarkan serangan drone dan rudal ke wilayah pemukiman Israel.
Tak sampai disitu, Hizbullah beberapa waktu lalu dilaporkan membombardir sejumlah pangkalan militer Israel dengan 35 drone atau pesawat berawak.
Hingga membuat pangkalan militer Israel yaitu Brigade Golani dan Unit Egoz 621 di barak Shraga di utara kota Akka hancur.
Serangkaian serangan ini yang membuat CEO Noga khawatir apabila nantinya Hizbullah yang merupakan sekutu kelompok Hamas akan menargetkan serangan ke infrastruktur PLN Israel.
“Kami tidak siap menghadapi perang yang sebenarnya. Apabila rudal Hizbullah menghantam fasilitas listrik maka menyebabkan pemadaman listrik selama satu jam, dua jam, tiga jam, 24 jam , 48 jam, 72 jam, dan seterusnya,” kata Goldstein sebagaimana dikutip dari Al Mayadeen.
“Kami tidak bisa menjanjikan listrik jika terjadi perang di utara. Setelah 72 jam tanpa listrik, mustahil tinggal di sini,” tambahnya.
Setelah komentarnya mulai menjadi berita utama, sejumlah masyarakat Israel kini dilanda kepanikan terkait adanya ancaman mati listrik permanen.
Sementara itu merespon pernyataan yang dilontarkan Goldstein, CEO Perusahaan Listrik Israel, Meir Shpilger menyebut kata-kata Goldstein “tidak bertanggung jawab” karena telah menimbulkan kepanikan yang tidak perlu.
“Negara Israel tidak akan dibiarkan dalam kegelapan. Kemungkinan pemadaman listrik yang berlangsung berhari-hari sangat rendah,” tulis Menteri Energi Eli Cohen di laman X.
“Kami mempersiapkan semua skenario,” tambah Cohen.
Untuk mengantisipasi kepanikan masyarakat, ia menyatakan bahwa negara siap melibatkan generator bertenaga diesel untuk menjaga operasional jika terjadi gangguan listrik akibat serangan Hizbullah.
• Mengejutkan, Israel Tiba-Tiba Serang Kawasan Shujayea Gaza Palestina, Warga Panik, Jalanan Dibom
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Kelompok Militan Yaman Luncurkan Serangan Rudal yang Menargetkan Jet Tempur Amerika |
![]() |
---|
6 Sandera Tewas di Gaza Palestina, Warga Israel Gelar Demo Tuntut Gencatan Senjata Segera |
![]() |
---|
Sosok Khaled Meshaal, Kandidat Kuat Pemimpin Baru Hamas, Pernah Disuntik Racun Agen Mossad |
![]() |
---|
Kisah Penganut Druze di Dataran Tinggi Golan, Setia ke Suriah, Tolak Kewarganegaraan Israel |
![]() |
---|
Atas Nama Palestina, Erdogan Isyaratkan Turki Bisa Kerahkan Militer Demi Hentikan Israel di Gaza |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.