Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Timur Tengah

Eks Pejabat Keamanan Israel Mengkritik Benjamin Netanyahu: Hamas Bisa Tetap Berkuasa di Gaza

Menurut Eyal Hulata, pemerintah Israel pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu gagal mengembangkan rencana pascaperang untuk Gaza.

Editor: Rizali Posumah
Tangkapan layar YouTube Kompas.com
Militer Israel saat menyisir kawasan Kamp pengungsian Nuseirat Jalur Gaza, Palestina, Sabtu (8/6/2024).  

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu kembali mendapat kritik dari tokoh senior Israel

Kritikan dilontarkan oleh Mantan Kepala Dewan Keamanan Nasional Israel, Eyal Hulata.

Menurut Eyal Hulata, pemerintah Israel pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu gagal mengembangkan rencana pascaperang untuk Gaza setelah hampir sembilan bulan pertempuran.

Hal ini menurutnya, membuat kelompok perlawanan Palestina, Hamas, akan tetap menguasai Jalur Gaza

Benjamin Netanyahu dalam banyak pernyataannya berulang kali melontarkan janji untuk melancarkan perang hingga Hamas hancur. 

Komitmen Benjamin Netanyahu ini diragukan oleh berbagai pihak di Israel

Termasuk  juru bicara militer yang menyebut menghilangkan sepenuhnya Hamas adalah hal yang tidak mungkin dilakukan.

"Ini adalah salah satu kegagalan terbesar, karena hasil aktualnya adalah kembalinya Hamas secara bertahap untuk mengendalikan Jalur Gaza," ujar Eyal Hulata kepada lembaga penyiaran publik Israel, Kan, Kamis (27/6/2024), dilansir Al Jazeera.

Hamas Kuasai Jalur Gaza

Dikutip dari AP News, Hamas memerintah Jalur Gaza sejak 2007 silam.

Kelompok itu didirikan pada tahun 1987 oleh Sheikh Ahmed Yassin, seorang pengungsi Palestina yang tinggal di Gaza, selama intifada pertama atau pemberontakan, yang ditandai dengan protes luas terhadap pendudukan Israel.

Hamas adalah akronim bahasa Arab untuk Gerakan Perlawanan Islam, dan merupakan pengakuan atas akar dan ikatan awal kelompok tersebut dengan salah satu kelompok Sunni paling terkemuka di dunia, Ikhwanul Muslimin, yang didirikan di Mesir pada tahun 1920-an.

Sebelum berubah menjadi gerakan perlawanan bersenjata, Hamas awalnya merupakan organisasi sosial berbasis agama. 

Namun lambat-laun, kebrutalan Israel terhadap warga Palestina membuat gerakan ini berubah hingga menjadi Hamas dengan komitmen Kemerdekaan Palestina.

Kelompok ini memenangkan pemilu parlemen tahun 2006 dan pada tahun 2007. Kemenangan Hamas dalam pemilu ini diwarnai dengan konflik bersenjata antar kelompok perjuangan di Palestina serta Otoritas Palestina yang diakui secara internasional. 

Perang saudara ini berakhir dengan Jalur Gaza dikuasai Hamas

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved