Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sosok Tokoh

Ketika Media Asing Sebut Soeharto Seperti Sosok Raja Jawa Zaman Dulu: Tidak Membagi Kekuasaan

Soeharto naik ke tampuk kekuasaan setelah terjadinya peristiwa kontroversial yang berujung lengsernya Soekarno.

Editor: Rizali Posumah
Kompas.com/JB Suratno
Presiden Republik Indonesia kedua, Soeharto. 

Itulah pola yang terjadi ketika Soeharto mengalahkan pendahulunya, Soekarno dan mungkin ini merupakan indikasi terbaik dari perlakuan yang menurut Soeharto pantas diberikan kepada para mantan presiden sebelumya. Pada bulan Januari 1966, Soeharto masuk ke kantor Soekarno dan mengatakan kepadanya.

"Bagi saya, Anda bukan hanya pemimpin nasional kami tetapi saya menganggap Anda seperti orang tua. Saya ingin menghormati Anda dengan tinggi, namun sayangnya Anda tidak menginginkan hal ini," ucap Soeharto kepada Soekarno.

Itu adalah kudeta, gaya Jawa, dan Soeharto kemudian menulis bahwa kedua orang tersebut mengetahuinya.

Namun hal ini juga dilakukan dengan baik dan bertahap, dan Suoekarno baru digulingkan dari kursi kepresidenan selama 14 bulan berikutnya.

Biodata

Nama: Soeharto

Lahir:  8 Juni 1921, Kemusuk, Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Hindia Belanda

Meninggal: 27 Januari 2008 (umur 86), Jakarta, Indonesia

Makam: Astana Giribangun, Matesih, Karanganyar

Partai politik: Golkar

Istri: Raden Ajeng Siti Hartinah (m. 1947; meninggal 1996)​

Orang tua: Kertosoediro (ayah), Soekirah (ibu)

Almamater:

  • Schakel Muhammadiyah Yogyakarta (1935–1938)
  • Sekolah Bintara KNIL di Gombong (1940)

Profesi:

  • Tentara
  • Politikus

Riwayat pekerjaan

  • Pembantu Klerek Bank Desa (Volk-Bank) di Kemusuk, Yogyakarta (1938)
  • Siswa Sekolah Bintara KNIL di Gombong (1940—1942)
  • Tentara Cadangan Markas Besar Angkatan Darat KNIL (1942)
  • Pembantu/asisten Mantri Tani di Wuryantoro, Wonogiri (1942)
  • Siswa Keibuho (Polisi Jepang) Jepang (1942)
  • Komandan Regu dan Pembantu Perwira PETA di Karanganyar, Kebumen (1942—1943)
  • Siswa Pendidikan Militer Lanjutan PETA di Bogor (1943—1944)
  • Komandan Pleton (Shudanco) PETA di Glagah, Wates (1944)
  • Komandan Kompi (Chodanco) di Markas Besar PETA di Surakarta (1944)
  • Komandan Kompi (Chodanco) Perwira pendidik PETA di Desa Brebeg, Jawa Timur (1944—1945)
  • Letnan di Brigade Mataram, Yogyakarta (1945)
  • Komandan Batalyon infanteri di Kebumen dengan pangkat Kapten - Mayor (1945—1946)
  • Komandan Batalyon X di bawah Divisi IX di Yogyakarta dengan pangkat Mayor (1946—1948)
  • Komandan Brigade Mataram - Wehrkreise III di Yogyakarta dengan pangkat Letnan Kolonel (1948—1950)
  • Komandan Komando Resimen Salatiga dengan pangkat Letnan Kolonel (1950—1953)
  • Komandan Resimen Infanteri 15 di Solo dengan pangkat Letnan Kolonel (1953—1956)
  • Kepala Staf Teritorium IV/Diponegoro di Semarang dengan pangkat Letnan Kolonel (1956—1957)
  • Panglima Teritorium IV/Diponegoro di Semarang dengan pangkat Kolonel (1957—1959)
  • Siswa Sekolah Staf Komando Angkatan Darat/SSKAD (1959—1960)
  • Deputi I Kepala Staf Angkatan Darat dengan pangkat Brigadir Jenderal (1960—1961)
  • Panglima Corps Tentara Cadangan Umum Angkatan Darat/CADUAD dengan pangkat Brigadir Jenderal (1961)
  • Atase Militer/Hankam di Beograd, Yugoslavia (1961)
  • Panglima Komando Mandala Pembebasan Irian Barat dengan pangkat Mayor Jenderal (1962)
  • Panglima Komando Strategis Angkatan Darat dengan pangkat Mayor Jenderal (1962—1965)
  • Menteri/Panglima Angkatan Darat dengan pangkat Mayor Jenderal - Letnan Jenderal (1965—1968)
  • Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban/Kopkamtib (1965—1969)
  • Ketua Presidium Kabinet Ampera I (1966—1967)
  • Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia/ABRI merangkap Menteri Pertahanan dengan pangkat Jenderal (1968—1973)
  • Penjabat Presiden Republik Indonesia (1967—1968)
  • Presiden Republik Indonesia (1968—1998)
  • Sekertaris Jenderal Gerakan Non Blok (1992—1995)

5 Berita Populer Sulut Hari Ini: Golkar Kans Bentuk Poros Baru di Pilkada Sulawesi Utara

SUMBER INTISARI ONLINE: Pers Asing Sebut Kesaktian Soeharto Mulai Luntur Sejak Kematian Istrinya

 

Sumber: Grid.ID
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved