Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sosok Tokoh

Ketika Media Asing Sebut Soeharto Seperti Sosok Raja Jawa Zaman Dulu: Tidak Membagi Kekuasaan

Soeharto naik ke tampuk kekuasaan setelah terjadinya peristiwa kontroversial yang berujung lengsernya Soekarno.

Editor: Rizali Posumah
Kompas.com/JB Suratno
Presiden Republik Indonesia kedua, Soeharto. 

Sewaktu masih kecil, ia diwariskan kepada berbagai kerabat dan akhirnya diasuh oleh seorang dukun, seorang tokoh spiritual tradisional Jawa yang mirip dengan tabib dan peramal.'

Beredar kabar  pula bahwa Soeharto masih berkonsultasi dengan berbagai dukun dan berusaha meningkatkan kekuasaannya dengan menggunakan ilmu sihir.

Namun banyak masyarakat Jawa yang cenderung mempercayai hal-hal tersebut mengatakan bahwa kesaktian Soeharto telah mulai luntur sejak istrinya meninggal pada tahun 1996.

Dan apa pun dampaknya terhadap sifat-sifat kejawen tersebut, Soeharto tampaknya sangat terluka karena kehilangan istrinya, pada tahun 1996. sebagian karena dialah yang paling memegang kendali atas keenam anak pasangan itu.

Istrinya Ibu Tien, diyakini sebagai sosok yang memiliki pengaruh besar dalam kepemimpinan Soeharto.

Sosok wanita yang berdiri di belakang keputusan Soeharto, namun ada tuduhan bahwa beliau juga memanfaatkan jabatan yang dimiliki Soeharto.

Sejak kematiannya, anak-anaknya menjadi lebih ambisius dan lebih menonjol sebagai taipan keuangan.

Dampaknya adalah meningkatnya kebencian terhadap kekayaan keluarga, dan gumaman tersebut menambah persepsi bahwa wahyu Soeharto semakin berkurang.

Jawa telah mempunyai kerajaan sejak abad pertama, dan raja-raja yang sangat berkuasa cenderung memerintah tidak hanya dengan kekerasan tetapi juga dengan otoritas wahyu.

Namun ketika seorang raja jatuh sakit dan lemah, seperti yang dialami Soeharto selama setahun terakhir, ia sering kehilangan wahyu dan kesehatannya.

"Semuanya mempunyai struktur, plot, dalam hal bagaimana rezim berubah," ujar Clifford Geertz, antropolog Universitas Princeton yang terkenal dengan studinya tentang Jawa.

"Raja kehilangan kekuasaannya, dan terjadi kekacauan di kerajaannya serta terjadi serangan terhadapnya. Lalu perlahan-lahan orang tua itu keluar dan orang baru masuk," paparnya.

"Hampir ada skenario yang dibuat-buat mengenai bagaimana sebuah dinasti akan berakhir," tambah Geertz.

"Dan bagi saya ini tampak seperti hal yang menakutkan," ujarnya.

Hasilnya, meskipun Soeharto mungkin keluar dari jabatannya, prosesnya mungkin terjadi secara bertahap. Geertz mengatakan, alih-alih hanya disingkirkan dan pensiun, Soeharto mungkin secara bertahap akan dikesampingkan dan dibiarkan mundur dengan cara yang lebih bermartabat.

Sumber: Grid.ID
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved