Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Opini

Pilgub Sulawesi Utara Rasa Pilpres

Gambaran Pemilihan Gubernur Sulawesi Utara dari peta dukungan yang sempat dibeber oleh beberapa lembaga survei. 

|
Kolase/tribunmanado.co.id
Baso Affandi, SH - (Direktur Eksekutif Barometer Suara Indonesia (BSI)) 

Oleh:
Baso Affandi, SH
(Direktur Eksekutif Barometer Suara Indonesia (BSI)

PENDEKLARASIAN Drs. Steven Octavianus Estefanus Kandouw yang sering disapa SK sebagai satu-satunya calon dari partai politik pemenang di Sulawesi Utara sebagai calon gubernur selanjutnya masih meragukan sebagai keputusan final PDI Perjuangan sebagai institusi.

Hal tersebut tentu dipahami sebagai sebuah regulasi aturan yang prosesnya belum tuntas.

Keputusan tersebut layak dikatakan tuntas apabila statment dukungan Ketua DPD PDI Perjuangan Sulawesi utara sudah dalam bentuk Rekomendasi yang didalamnya sudah dibubuhkan tanda tangan ketua umum dan resmi didaftarkan berpasangan ke Komisi Pemilihan Umum Sulawesi Utara.

Sembari menunggu resmi para calon berkompetisi setelah penetapan pasangan calon, mari kita lihat bagaimana gambaran Pemilihan Gubernur Sulawesi Utara dari peta dukungan yang sempat dibeber beberapa lembaga survei. 

Deretan nama beken yang masuk radar bacaan lembaga survei tersebut tentunya tergambar dari issu yang beredar di masyarakat, massifnya pemberitaan tentang nama tersebut (baik media formal maupun informal). 

Sederet nama beken bumi nyiur melambai tersebut, di antaranya:

  • Drs. Steven Octavianus Estefanus Kandouw,
  • Dr. Elly Engelbert Lasut, M.E,
  • Ir. Rita Maya Tamuntuan,
  • Dr. Christiany Eugenia Tetty Paruntu, S.E., M.A.,
  • James Sumendap, SH, 
  • Ir. Hj Tatong Bara,
  • Irjen. Pol. (Purn.) Dr. Ronny Franky Sompie, S.H., M.H.,
  • Mayor Jenderal TNI (Purn.) Wanti Waraney Franky Mamahit,
  • Irjen. Pol. (Purn.) Drs. Carlo Brix Tewu,
  • dan beberapa nama lainnya.

Gambaran tahap awal Pilgub Sulawesi Utara di atas sudah bisa memberikan kita sedikit bayangan tentang bagaimana jalannya kontestasi politik di level provinsi ini.

Sebagai orang yang awam pada wilayah dapat menyimpulkan bahwa pilgub kali ini akan berasa mirip perjalanan pilpres ke depannya, tentu dengan berbagai analisis yang dijadikan sebagai acuan dalam kesimpulan tersebut.

Kenapa Rasa Pilpres ?

Yang menjadi dasar utama Pemilihan Gubernur Sulut rasanya bakal menjadi seperti pemilihan presiden, ada tiga hal yang sama dengan hal tersebut. 

Pertama adalah Olly Dondokambey sebagai incumbent sudah 2 periode berturut turut menjabat sebagai gubernur dan terang terangan mengendorse salah satu kandidat.

Sebagai Gubernur Sulut tentunya tidak dibolehkan untuk berpihak hanya pada satu calon (tidak adil), namun di sisi lain sebagai ketua parpol tentunya memiliki hak untuk memberikan arah dukungannya kepada siapa yang ia jagokan. 

Kedua, pemilih di Sulawesi Utara itu heterogen, baik dari sisi geopolitik maupun sosiopolitik.

Sulawesi Utara dari sisi geopolitik tak bisa dipungkiri masih saja ada yang memperbincangkan soal keterwakilan kewilayahan baik itu soal keterwakilan Minahasa dengan jumlah pemilih terbesar.

Begitupun perbincangan keterwakilan Nusa Utara serta tak tertinggal pertanyaan bagaimana dengan keterwakilan Bolmong Raya.

Setelah dari sisi kewilayahan tersebut, ada juga obrolan yang yang menjadi alasan Ketiga kenapa Pilgub Sulut akan Rasa Pilpres yakni selalu terngiang di telinga pemilih soal sosiopolitik.

Dari sosiopolitik, keberagaman keyakinan meminta perimbangan kepemimpinan atau keterwakilan, misalnya bisakah calon wakil gubernurnya dari Islam?

Nah, kita mulai dari status Gubernur Sulut saat ini yang masih sangat full power memimpin partai politik Sulawesi Utara, apalagi merangkap sebagai bendahara umum di parpol tersebut. 

Tidak mundurnya sebagai gubernur sementara proses pemilihan gubernur berjalan akan sama posisinya dengan Presiden Joko Widodo saat Pilpres 2024.

Saat itu Presiden masih menjabat sebagai Kepala Negara, meskipun Presiden bukan ketua umum parpol namun dalam kontestasi pilpres yang telah kita lalui tersebut sudah dipertontonkan bagaimana seorang presiden yang anak kandungnya ikut dalam kontestasi tersebut. 

Tanpa harus menuliskan juga bagaimana Jokowi, sikap Jokowi dalam kontestasi pilpres kemarin. 

Olly Dondokambey sebagai gubernur sudah dipastikan tidak akan terang terangan mendukung salah satu pasangan calon gubernur nantinya, namun sebagai Ketua PDI Perjuangan sudah sangat jelas akan berdiri paling depan men-support siapapun yang akan diusung partainya agar bisa menjadi pemenang.

Hasil Survei dan Manuver Kandidat

Berbagai hasil survei yang dirilis di berbagai media menempatkan Elly Lasut sebagai Calon Gubernur Pilihan Rakyat Sulawesi Utara.

Tentunya dalam kuisoner lembaga apapun selalu dalam pertanyaan pilihan, akan ada kalimat Jika pemilihan gubernur dilakukan hari ini. 

Pertanyaan dan jawaban tentu akan sinkron dan kita pun harus membacanya jika itu terjadi hari ini.

Pilihan politik itu sangatlah dinamis, jadi sudah dipastikan akan terjadi perubahan.

Namun penulis menggeluti survei belasan tahun punya kesimpulan bahwa soal urutan pemenang akan sulit terjadi perubahan yang selisih perolehan prosentasenya bertaut jauh serta waktu untuk melakukan kerja kerja menarik simpati sudah sangat singkat.

Karena harus mengorbankan sebagian waktu untuk bertarung mendapatkan kendaraan politik guna mendukung dan mengusung sang calon.

Kemungkinan ada 3 (tiga) pasangan calon gubernur yang bertarung dalam Pemilihan Gubernur Sulawesi Utara bisa disimulasikan sebagai berikut:

Pertama ada nama Irjen. Pol. (Purn.) Drs. Carlo Brix Tewu, menjadi salah satu bakal calon gubernur oleh Koalisi Solidaritas Sulut Maju (KSSM). 

Koalisi ini beranggotakan Gerindra (4 Kursi), PSI (1 Kursi), Golkar (6 Kursi) dan Nasdem (6 Kursi).

Jika solid dan tak mengalami perpecahan ditengah jalan maka dengan bekal 17 kursi legislatif ini akan mulus mengusung calon pasangan gubernur.

Pasangan kedua, ada nama DR. Elly E Lasut, ME yang santer dikabarkan sudah memenuhi syarat pencalonan, jika Demokrat (6 Kursi), PKB (1 Kursi), PKS (1 Kursi), Perindo (1 Kursi) sudah menemukan titik kesepahaman dan kesepakatan untuk mengantar E2L ke KPU untuk mendaftar sebagai pasangan calon. 

Sementara pasangan ketiga ada Steven Kandow yang jauh jauh hari sudah dideklarasikan oleh ketua partainya yang Juga Gubernur Sulawesi Utara saat ini.

Dengan bermodalkan 19 kursi di DPRD Sulut, membuat SK bisa melangkah mulus sampai pendaftaran pasangan calon.

Dari 3 bakal calon gubernur di atas, maka bertambah lagi rasa pilpres Pemilihan Gubernur di Sulawesi Utara, namun instrumen 3 pasang ini tidak msuk dalam 3 penyedap rasa yang tersaji di atas, karena masih terbuka ruang untuk terjadinya perubahan.

Sampai saat tulisan ini dimuat, beberapa turbulensi masih sering terjadi di KSSM.

Begitupun calon parpol pendukung E2L yang masih sangat riskan. Karena 1 parpol saja yang berpindah dukungan maka bisa saja syarat pencalonan tidak memenuhi syarat dukungan.

Hanya PDI Perjuangan yang sudah pasti mengusung calon, jika manuver PDI Perjuangan berhasil 'merayu' parpol pengusung E2L maka peta arah dukungan akan terjadi perubahan yang signifikan, bisa terjadi head to head.

Sementara PDI Perjuangan juga wajib berhitung jika head to head terjadi di Pilgub Sulut, maka peluang menangnya akan lebih kecil dan biaya politik membengkak. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Ketika Penegak Jadi Pemeras

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved