Minsel Sulawesi Utara
Air yang Disalurkan BPPW Sulawesi Utara ke Warga Huntap Minsel Bersumber dari Sungai
Sampai saat ini mereka mengaku air yang disediakan oleh Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW) Sulawesi Utara sama sekali tidak bisa dikonsumsi.
Penulis: Ferdi Guhuhuku | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Warga di rumah hunian tetap (huntap) yang merupakan korban bencana abrasi Pantai Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Sulawesi Utara, berharap air bersih yang mereka terima bisa diminum.
Pasalnya, sampai saat ini mereka mengaku air yang disediakan oleh Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW) Sulawesi Utara sama sekali tidak bisa dikonsumsi.
"Kami tidak bisa minum yang bisa hanya untuk MCK saja itupun kalau hujan airnya kabur jadi kita tidak bisa mandi karena ada warga yang gatal-gatal," ujar Jerry salah satu warga Huntap pada Selasa 14 Mei 2024 lalu.
Kata Jerry, sampai saat ini mereka tidak pernah mengetahui proses pengolahan air bersih yang setiap hari digunakan untuk MCK.
"Kami juga pertanyakan layak atau tidak air ini, yang pasti kami hanya tau air ini diambil dari sungai kemudian ditampung di Spam lalu dialirkan kepada kami," tandas Jerry.
Terkait proses penyediaan air bersih oleh BPPW Sulut yang diduga menalan anggaran milyar itu juga sempat ditanyakan oleh warga kepada PDAM Minsel.
Namun dari PDAM Minsel tidak bisa berkomentar banyak karena sampai saat ini dari BPPW Sulut belum menghibakan kepada pihak mereka.
"Sempat dengar-dengar dari masyarakat pembangunan Spam itu airnya diambil dari sungai.
Masyarakat sempat tanya proses pengelolaannya air bersih di Huntap seperti apa kepada kami," ujar Plt Dirut PDAM Minsel Dodi Rondonuwu beberapa waktu lalu.
Kata Dodi kalau sesuai dengan juknis pengelolaan PDAM Minsel setiap air yang diambil dari sungai harus pengelolaan mengunakan bahan kimia.
"Karena kita harus menghilangkan kadar bakteri, ekoli, pestisida jadi harus proses pengolahan dengan bahan kimia pakai tawas dan kaporit supaya air layak digunakan untuk mandi dan minum," tuturnya.
Menurut Dodi kemungkinan besar di Huntap tidak ada pengelohan saat air masuk di Instalasi Pengolahan Air (IPA).
"Kalau kita di PDAM Minsel setiap Spam ini ada operator khusus pengelolaan untuk mencampur bahan kimia setiap hari tapi tergantung kondisi air.
Kami juga tidak tau seperti apa pengelohan proyek air bersih di Huntap itu soalnya bukan kami juga yang kerja," jelasnya.
Ia menjelaskan sangat berbahaya sekali kalau air yang disalurkan kepada masyarakat tidak dikelola dengan baik.
"Resiko sangat banyak bisa gatal-gatal dan sangat bahaya lagi kalau mereka tidak ambil sampel air untuk diteliti ada kadar asam tinggi dan kadar besi tinggi.
Bahaya kalau dikonsumsi oleh manusia dengan waktu yang cukup bisa beresiko merusakan hati dan ginjal," pungkasnya.
11 Kecamatan Utus Putra-putri ke Porkab III Minahasa Selatan |
![]() |
---|
Stenly Lengkey Nakhodai DPC Perindo Minsel, Meyvo Rumengan: Kerja Nyata untuk Masyarakat |
![]() |
---|
Tenggelam Usai Lompat dari Tongkang, Filipo Jansen Ditemukan Tak Bernyawa di Pantai Mobongo Minsel |
![]() |
---|
Ribuan Ikan Mati Mendadak, Petani Kolam di Minsel Rugi Ratusan Juta, Diduga Tercemar Limbah |
![]() |
---|
Diduga karena Limbah Perusahaan, Warga Tumpaan Minsel Rugi Ratusan Juta, Ikan Mas dan Mujair Mati |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.