Hikmah Ramadhan
Bulan Ramadhan : Mendidik Umat Ber-Filantropi Islam
Sesungguhnya yang menafkahkan hartanya di jalan Allah SWT untuk kebaikan maka Allah menggantinya dengan yang lebih baik.
Oleh:
Dr. Hj. Radlyah Hasan Jan, SE, M.Si., CGAM., CWC.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Manado
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sejak menjelang bulan Ramadhan, berbagai perencanaan telah disusun dengan baik dan Matang oleh umat Islam untuk menyambut keberkahan yang melimpah pada bulan ini.
Ramadhan menjadi momentum yang tepat bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah, baik yang bersifat mahdhah maupun ghairu mahdhah.
Hal tersebut dilakukan untuk mendidik jiwa manusia agar menjadi insan yang fitri (Suci).
Seluruh elemen masyarakat mulai dari ormas, majelis taklim, lembaga pemerintah dan swasta, perusahaan maupun perorangan melakukan rangkaian kegiatan yang bernilai spiritual seperti kajian-kajian islami, maupun kegiatan berbagi rezeki yang merupakan bentuk praktis dari amalan filantropi Islam.
Kegiatan berbagi rezeki dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat yang mampu secara finansial untuk menyantuni para anak-anak yatim piatu, kaum dhuafa maupun masyarakat yang kurang mampu. Ragam instrumen filantropi Islam seperti zakat, infak, sedekah, wakaf, hibah maupun hadiah, dapat disalurkan kepada mereka yang membutuhkan bantuan.
Hal ini bertujuan untuk merealisasikan "Falah" yang merupakan tujuan ekonomi Islam yang terdiri dari 3 aspek fundamental yaitu:
1) keberlangsungan hidup (baqa');
2) kemandirian hidup (ghina); dan
3) kehormatan hidup (izz).
Konsep ini menurut Muhammad Akram Khan (1994) sang ahli ekonomi Islam berkebangsaan Pakistan mencangkup spektrum mikro-individual dan makro-komunal.
Bantuan yang diberikan pada momentum bulan Ramadhan ini dapat berbentuk bantuan hidangan berbuka puasa bersama dan berbagi takjil.
Amalan ini merupakan bentuk riil dari aktivitas ekonomi Islam, yang menurut Adi Setia (2011), tokoh pencetus Islamic Gift Economy (Ekonomi Ihsani) sebagai common good economy atau ekonomi kemaslahatan bersama.
Momentum Ramadhan melahirkan kesadaran berperilaku ekonomi hemat, berbagi, dan murah yang dalam Islam disebut dengan iqtishad yang diterjemahkan sebagai ekonomi itu sendiri.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.