Hikmah Ramadhan
Pengalaman Berpuasa di Manado : Antara Budaya dan Keberagamaan
Nilai-nilai kemajemukan menciptakan kerukunan dan toleransi yang telah lama ada di kota Manado.
Oleh:
Dr. Sahari, M.Pd.I
Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Manado
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kota Manado sebagai kota majemuk yang warga dan penduduknya berasal dari berbagai macam etnis, ras, dan agama. Nilai-nilai kemajemukan menciptakan kerukunan dan toleransi yang telah lama ada di kota Manado.
Terkhusus dengan aktivitas keagamaan di bulan Ramadhan untuk umat muslim kota manado memiliki ciri khas tersendiri, dengan jumlah umat muslim yang sekitar 37 persen dari jumlah keseluruhan penduduk berdasarkan data BPS.
Dengan jumlah umat muslim tersebut orang-orang diluar manado (outsider) akan menduga bulan Ramadhan tidak akan meriah, namun data dan fakta menunjukkan di bulan Ramadhan kota Manado justru meriah dengan berbagai ritual budaya umat Islam yang bahkan diikuti oleh bagi yang non-muslim.
Dalam setiap tahunnya, kita menyaksikan fenomena yang luar biasa di tengah-tengah masyarakat Manado saat bulan Ramadhan tiba.
Jalanan dipenuhi dengan aneka jajanan yang menggoda selera, sementara masjid-masjid dipenuhi dengan orang-orang yang membawa kue dan hidangan lezat untuk berbuka puasa bersama. Fenomena ini menandai kehadiran bulan suci Ramadhan yang membawa semangat persaudaraan, kebersamaan, dan kepedulian sosial di tengah-tengah kita.
Mari kita renungkan bersama bagaimana fenomena ini bisa menjadi bahan pelajaran yang bermakna bagi kita.
Fenomena jualan takjil ini bukan hanya untuk umat muslim, seluruh umat beragama yang ada di manado, mereka juga ikut berburu takjil khas bulan Ramadhan, bahkan di pukul 14.00 – 16.00 wita mereka yang non-muslim yang terlebih dahulu membeli takjil untuk dijadikan makan siang atau cemilan sore.
Hal tersebut menunjukkan bahwa bulan Ramadhan bukan hanya milik umat muslim melainkan berkah untuk semua umat beragama di kota Manado.
Fenomena jualan aneka jajanan sepanjang jalan mengingatkan kita akan semangat persaudaraan yang terwujud dalam kedermawanan. Ketika kita membeli jajanan dari pedagang-pedagang kecil di jalanan, tidak hanya memenuhi kebutuhan kita, tetapi juga memberikan dukungan kepada mereka yang berusaha dengan keras untuk mencari nafkah.
Saat kita melihat orang-orang membawa kue dan hidangan lezat ke masjid untuk berbuka bersama, itu adalah ungkapan dari tradisi berbagi dan saling peduli di antara sesama Muslim.
Ini adalah momen yang indah di mana kita berbagi keberkahan dan kegembiraan dengan orang-orang di sekitar kita, tanpa memandang perbedaan status atau kekayaan.
Kebiasaan yang ditunjukkan oleh masyarakat muslim Manado selama bulan Ramadhan ini merupakan wujud pengamalan terhadap hadis nabi;
“Siapa yang memberi makan (saat berbuka) untuk orang yang berpuasa, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang diberi makannya itu tanpa dikurangi sedikitpun dari pahalanya.” (HR At-Tirmidzi).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.