Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sosok Tokoh

Sosok Martin Daniel Tumbelaka, Promotor Tinju Profesional yang Memilih Terjun ke Dunia Politik

Sosok Martin Tumbelaka maju sebagai Caleg DPR RI dapil Sulawesi Utara dari Partai Gerindra, pada Pemilu 2024. Ia seorang promotor tinju profesional.

IST
Martin Daniel Tumbelaka 

Sudah berapa banyak petunjuk yang diorbitjan Martin Daniel Promotion?

Sejak 2016 cukup banyak. Tapi ada banyak yang muncul tapi langsung redup. Karena baru juara level nasional sudah puas diri. Sehingga mentalnya rusak.

Jadi Saya cari yang betul-betul siap untuk dipersiapkan per jenjang. 

Bagaimana mempersiapkan petinju profesional? 

Kita awasi dari pergaulan, latihan dan kemauan untuk jadi juara.

Itu harus pengawasan ekstra. Karena beresiko sekali.

Sudah berlatih bagus tapi banyak godaan-godaan.

Misalnya teman-temannya datang manggil jalan dan nongkrong di Cafe. 

Kalau petinju sudah terjun ke pergaulan seperti itu kita tak bisa berharap lagi.

Kalau mau jadi juara harus bayar harga.

Bisa bergaul tapi harus membatasi diri, karena untuk menjaga fisik harus latihan teratur. 

Misalnya kalau persiapan pertandingan, harus latihan pagi sore. Kan kalau begadang fisiknya tidak dapat.

Percuma latih kalau fisiknya tak siap. Itu kita suruh istirahat duluh.

Makanya setiap latihan kita lihat progresnya. Jadi mereka harus disiplin, tak boleh merokok dan minum.

Bagaimana mau bersaing dengan juara dunia lainnya yang persiapan fisik mereka sangat matang. 

Setiap petinju berapa kali harus ikut kejuaraan tiap tahun?

Paling pas itu tiga sampai empat bulan harus ada pertandingan. 

Untuk petinju profesional minimal usia berapa yang diambil? 

Kan kalau berlatih tinju itu sudah sejak kecil. Tapi kalau profesional itu minimal usia 18 tahun. 

Maksimal tergantung dia punya disiplin.

Kalau disiplin karirnya bisa panjang, contoh manny Paqciao bisa main di usia 40. Jadi tergantung displinnya. 

Satu petinju bisa sampai berapa kali bisa ikut kejuaraan?

Tergantung petinjunya. Kalau sudah juara tentu lebih banyak. Apalagi sudah level dunia. 

Selama acara yang pernah dilaksanakan, apresiasi kepada petinju berapa paling besar?

Bervariasi, ada yang dalam bentuk kendaraan, uang dan lainnya.

Bahkan kalau betul-betul berprestasi kita siapkan dia sekolah. Tapi apresiasi ini terus diberikan. 

Khusus Pak Martin satu tahun bisa berapa kali gelar pertandingan?

Satu tahun biasanya tiga sampai empat kali. Malah pada 2018 lalu sampai 6 kali. 

Kendala apa selama menyelenggarakan pertandingan?

Pertama itu pembiayaan. Kita harus berpikir panjang mendatangkan sponsor.

Banyak sponsor hanya ingin terlibat di level besar. Sedangkan nasional tak terlalu.

Bisanya saya bikin iven bisanya sendiri. Tapi itu tak masalah bagi saya.

Kalau hasil materi yang saya dapa tak ada. Cuma saya tetap ada kepuasan kepada saya. Saya begitu cinta dengan dunia tinju. 

Usai pandemi, bagaimana Pak Martin melihat  pertandingan tinju akan lebih diselenggarakan?

Sudah kembali  banyak yang digelar, kemarin saya buat merdeka big fight pada 17 Agustus.

Sebelumnya saya gelar kejuaraan di Bali, Berikut rencananya 10 November dalam rangka hari pahlawan. 

Saya juga bersyukur karena sudah banyak kejuaraan yang diselenggarakan. 

Kalau untuk penentuan tempat apa saja faktor pertimbangannya?

Kalau kita ingin banyak masyarakat menonton itu dibuat di Outdoor.

Kalau diindoor  kan terbatas. Tapi kita juga fokus untuk pengamanan agar lebih disiapkan. 

Selama buat iven paling banyak berapa penonton?

Pernah ribuan. Seperti di Bali dibuat di lapangan terbuka.

Jadi banyak yang tonton malah sampai turis. Mereka senang karena tak harus bayar.

Apa ada pengalaman menarik. Terutama gelar iven secara sembunyi saat pandemi? 

Pernah saat pandemi, saat itu kegiatan sudah mulai dilonggarkan. Saat itu saya sudah bayar petinju, kan syaratnya begitu.

Nah saat akan persiapan satu minggu sebelum pertandingan keluarlah aturan baru. Disetop lagi kegiatan terbuka. 

Nah kita cari opsi, kita diskusi dengan pihak kepolisian. Dan kita jamin protokol kesehatan.

Karena kasihan para petinju kalau batal bertanding. Jadi disepakati digelar secara tertutup.

Dan yang datang dijamin sudah vaksin. Kita buat di tengah hutan di bogor. supaya menghindari penonton. 

Sangking pengen ada pertandingan, kita buat di tengah hutan.

Kalau soal dukungan Pemerintah dalam perkembangan Tinju Profesional, terutama di daerah-daerah?

Saya lihat perlu digaungkan. Karena Kan kalau tinju amatir ada dibawa naungan pertina sedangkan profesional hanya sebagai orang tua angkat. Sebagai pembinaan tak ada. Jadi betul-betul mandiri.

Kalau pun keterlibatan Pemerintah hanya berkontribusi saja dalam iven hanya bantu saja. Jadi tinju profesional harus betul-betul mandiri. 

Tapi dukungan pemerintah begitu respek. Ada beberapa kali saya laksanakan iven Pemerintah ikut hadir. 

Harapan bagaimana menumbuhkan petinju profesional di Sulawesi Utara?

Pembinaan untuk atlet, lalu cara mengapresiasi dan pengawasan. Karena tinju tak sebatas baku pukul tapi bagaiaman membentuk atitude nya.

Karena sekalipun dia keras karena berlatih tapi di masyarakat dia tak boleh keras.

Dia harus baik, sopan dan bantu masyarakat. Supaya dia dihormati.

Juara sejati bukan di atasi ring saja. Tapi di luar ring dia dihormati. 

Tahun depan kita akan gelar perebutan sabuk juara dunia. Itu rencana diikuti petinju Sulut dan digelar di Sulut. Jadi melahirkan juara dunia dari Sulawesi Utara. (*)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved