Hikmah Ramadhan
Tebaran Hikmah Saat Berbuka Puasa
Waktu berbuka puasa merupakan momen terbaik untuk berdoa. Bagi orang yang berpuasa ketika sedang berbuka ada doa yang tak akan tertolak.
Oleh:
Dr. Yusno Abdullah Otta, M.Ag.
Direktur PPs IAIN Manado
TRIBUNMANADO.CO.ID - Momen terbaik dalam setiap bulan Ramadhan adalah berbuka puasa, baik secara individu maupun berjama’ah.
Setiap orang yang berpuasa selalu menantikan waktu berbuka puasa.
Dan setiap tempat; masjid gedung perkantoran, sekolah serta tempat umum lainnya juga menjadikan salah satu ruangan mereka sebagai tempat berbuka puasa.
Para pengelola buka puasa bersama di beberapa tempat tersebut menyebarkan informasi bahwa di tempat mereka disediakan makanan dan minuman untuk berbuka puasa bersama.
Berbagai jenis dan warna makanan dan minuman disediakan dan tersaji dengan rapi untuk disantap oleh orang berpuasa; mulai dari makanan ringan berupa kue-kue jajanan dan minuman-minuman dengan bermacam jenis.
Tidak jarang juga, banyak orang yang mengantarkan makanan dan minuman ke beberapa tempat berbuka puasa bersama tersebut sebagai bentuk sedekah karena mengingat serta terdorong dengan anjuran sebuah hadits Nabi saw bahwa orang yang memberikan makanan dan minuman untuk orang yang berpuasa ganjarannya adalah mendapatkan pahala sebagaimana orang berpuasa.
Begitu riuh dan ramainya momentum buka puasa, tidak banyak yang menyadari bahwa sejatinya banyak hikmah yang terkandung dalam waktu berbuka puasa.
Salah satu hadits Nabi saw yang menjelaskan bahwa waktu berbuka puasa merupakan momen terbaik untuk berdoa,
“Bagi orang yang berpuasa ketika sedang berbuka ada doa yang tak akan tertolak”.
Sedikit dari orang yang berpuasa yang memanfaatkan dengan baik momentum terbaik yang disediakan Allah pada saat buka puasa. Banyak yang Hanya terlena menikmati makanan dan minuman untuk berbuka puasa.
Selain itu, terdapat aspek pendidikan dan pelatihan yang istimewa di saat berbuka puasa. Adalah keniscayaan bahwa setiap orang yang berpuasa tentu akan mempersiapkan makanan dan minuman yang halal untuk berbuka. Siapa saja yang akan membeli makanan dan minuman yang diniatkan untuk berbuka puasa pasti akan mencari makanan yang halal.
Mengkonsumusi makanan dan minuman halal merupakan kewajiban diperintahkan dalam al- Qur’an.
Beberapa ayat yang menjelaskan hal itu, diantaranya dalam QS al-Maidah [5]: 88,
“Makanlah apa yang telah Allah anugerahkan kepadamu sebagai rezeki yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah yang hanya kepada-Nya kamu beriman.”
Nabi Muhammad juga mengingatkan dalam haditsnya, yang berbunyi, “
Perkara halal (dalam Islam) itu adalah jelas, dan perkara haram juga jelas, dan perkara di antara keduanya adalah syubhat (samar-samar). Barang siapa yang mengambil perkara syubhat, maka dia telah mengambil perkara haram.”
Dua dalil tersebut merupakan bukti bahwa perkara halal, terutama dalam makanan dan minuman begitu penting, tidak sekadar diperhatikan namun wajib dijalankan oleh setiap Mukmin.
Dari berbagai hikmah yang dimiliki oleh bulan Ramadhan, terutama dalam waktu berbuka puasa adalah melatih dan mendidik hati dan jiwa agar senantiasa untuk memilih makanan dan minuman yang halal, baik secara dzatiy (asal) maupun proses.
Berbuka puasa tidak sekadar memutus waktu berpuasa yang ditandai dengan makan dan minum. Menyantap berbagai makanan dan minuman yang tersaji semata.
Namun, momentum berbuka puasa adalah waktu terbaik untuk mendidik dan melatih hati dan jiwa agar terbiasa untuk tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang haram.
Pendidikan dan pelatihan yang diajarkan dalam waktu berbuka puasa adalah berbukalah dengan makanan dan minuman yang halal saja.
Setiap Mukmin yang diwajibkan berpuasa selama bulan Ramadhan merupakan sosok yang memiliki kesempatan terbaik untuk melatih dan mendidik hati dan jiwa mereka mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal saja.
Bila pendidikan dan pelatihan selama satu bulan Ramadhan ini dipraktekkan dengan baik, maka hampir dipastikan akan terjaga dan terbiasa ketika bulan Ramadhan berlalu.
Terlebih lagi, bila seseorang mampu menjaga kondisi tersebut hingga bertemu lagi dengan bulan Ramadhan di tahun berikutnya, maka dia adalah sosok yang keluar dari arena pelatihan dan pendidikan selama bulan Ramadhan dengan predikat takwa; dari aspek menjaga kualitas tingkat kehalalan dari makanan dan minuman yang dikonsumsi.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.