Puasa Berkualitas Menuju Derajat Takwa

Oleh: Dr. Hj. Salma Mursyid, M.HI

Wakil Rektor 2 IAIN Manado

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ibadah puasa telah ada jauh sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW.

Ibadah ini merupakan salah satu ibadah yang paling tua dalam sejarah agama Islam.

Salah satu buktinya ialah puasa yang khas dari nabi Daud yang dilakukan secara berselang-seling.

Artinya jika hari ini berpuasa, maka besoknya tidak. Begitu seterusnya.

Itulah yang kita kenal dengan puasa Daud. Firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah: 183

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan kepada kalian puasa, sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian, mudah-mudahan kalian bertakwa”

Berangkat dari ayat ini, ada tiga poin yang menjadi penting.

Pertama, kewajiban puasa ialah mutlak bagi mereka yang memiliki iman.

Kedua, kewajiban puasa telah ada jauh sebelum datangnya Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Ketiga, Allah sendiri yang Maha Penyayang mengharapkan kita semua menjadi orang yang bertakwa memlalui ibadah puasa yang kita laksanakan.

Kemudian muncul pertanyaan, puasa yang seperti apakah yang kemudian akan mengantarkan seorang mukmin menjadi orang yang bertakwa? Tidak lain dan tidak bukan ialah puasa yang berkualitas.

Puasa yang tidak hanya menahan diri dri lapar dan haus. Puasa yang mampu memberikan makna bagi diri sendiri serta menebar kebermanfaatan bagi kebanyakan orang.

Mengingat sebuah hadis nabi Muhammad SAW yang berbunyi: “Betapa banyak orang yang berpuasa namundia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali lapar dan dahaga.”(HR.Ath-Thobrony).”