Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Viral

Viral Bocah yang Hilang dan Dicari-cari Tim SAR Malah Duduk Asik Menonton Proses Pencarian Dirinya

Karena tak kunjung ketemu, warga menduga jika bocah itu dibawa oleh penunggu sungai, sejenis siluman buaya.

Editor: Indry Panigoro
Twitter/tanyakanrl
Kisah seorang bocah yang viral dikabarkan hilang dibawa siluman buaya penunggu sungai. Tim SAR bahkan terjuan melakukan pencarian. Setelah proses pencarian terus berjalan, bocah yang dicari ternyata tidur di rumah. 

"Sebelumnya anak itu memang pendiam. Cuma saya merasa kalau sejak hari Rabu itu dia agak beda," ujar Lilis.

Dia menambahkan, sebelum ini, meskipun pendiam, korban kalau di sekolah juga sering ikut bermain bersama dengan teman-temannya.

"Nah kalau beberapa hari terakhir itu, dia merhatiin saya terus. Saya enggak tahu mungkin pandangannya kosong atau apa. Tetapi saya ngerasa ke mana arah saya itu diperhatikan dia, entah mungkin merasa ini (saat-saat) yang terakhir," tuturnya.

Lebih lanjut, Lilis menyebut bahwasanya memang korban sering ikut orang tuanya pergi ke lokasi tambang inkonvensional (TI), setelah pulang sekolah.

Kendati demikian, korban tidak pernah bolos sekolah dan tergolong murid yang lumayan pintar serta memiliki tulisan yang bagus.

Sering bawa monyet

Kenangan tentang Claudia juga dibagikan Sumi (48), tetangga yang sehariharinya juga ngelimbang (salah satu cara mencari timah-red) di kawasan TI, lokasi Claudia diterkam buaya.

Sumi mengatakan, keluarga Claudia sehari-harinya memang bekerja di kawasan TI tersebut.

"Mereka laki bini (orang tua korban) kadang tidur di pondok dekat TI, jaga alat-alat TI orang.
Ayahnya itu ngerobin (salah satu cara mencari timah), emaknya itu ngelimbang bareng aku lah," kata Sumi kepada Bangka Pos, Senin (29/1).

Sepulang sekolah, lanjut dia, terkadang korban juga ikut pergi ke lokasi TI.

Kata Sumi, waktu kejadian tersebut, ibu korban kebetulan sedang tidak pergi ke lokasi TI.

"Ibunya itu enggak pergi, entah kenapa mungkin karena pening kepala atau demam. Jadi dia (korban-red) pergi sama neneknya," ujarnya.

Diakui Sumi, meski kedua orang tuanya kadang menginap di pondok dekat lokasi TI, korban memang sering ikut ke lokasi dan biasanya pulang kembali ke rumah bersama neneknya.

Ia menambahkan, sebelum kejadian ini, keluarga korban kerap membawa kera (monyet) peliharaan Yom (bibi orang tua korban) ke lokasi TI.

"Waktu itu yang Yom ini ke Sungailiat, entah ada kerja apa. Jadi yang bawa kera itu korban sama bibinya (kakak ibu korban)," tuturnya.

Sumi menyebutkan, dirinya pun sering mengingatkan ayah korban untuk tidak membawa kera karena takut akan menjadi incaran buaya.

"Sudah ku omongin, janganlah bawa kera. Kera atau asu (anjing) itu kan makanan buaya," katanya.

Menurutnya, monyet tersebut memang sering dibawa ke mana-mana oleh keluarga-keluarga korban, termasuk ke lokasi TI.

Beberapa hari sebelum kejadian itu, kera tersebut pun sering dibawa ke lokasi TI.

Namun pada hari kejadian, Sumi menyebut bahwa kera tersebut sedang tidak dibawa.

"Kalau ke TI dibawanya kera itu, kalau pulang (ke rumah) dibawanya balik lagi, buat main sama anak-anak itulah," ujarnya.

Hal senada disampaikan Efriyanto (43) yang menyebut bahwa monyet yang dipelihara oleh Yom tersebut memang sering di bawa ke mana-mana.

"Memang sering dibawa, kadang di taruh di pundaknya, termasuk di kampung-kampung. Di bawa ke alun-alun (Alun-alun Sungaiselan) pun pernah," tuturnya. (u2/ Tribun Trend/ Bangkapos.com)

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com 

Baca Berita Lainnya di: Google News

 

Sumber: Bangka Pos
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved