Pemilu 2024
3 Juta Suara AMIN Hilang Diungkit Refly Harun, Sebut Bakal Buka-Bukaan Data Bila Ada Perbedaan
Timnas AMIN (Anies-Muhaimin) terus menyuarakan terjadinya kecurangan di Pilpres 2024.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebelumnya diketahui pemilu 2024 telah selesai.
Terkait hal tersebut kini KPU masih melakukan perhitungan suara.
Lantas dalam perhitungan suara banyak menjadi perhatian.
Salah satunya soal suara dari pasangan AMIN.
Dimana disebut sebanyak 3 juta suara hilang dari pasangan AMIN.
Bahkan hilangnya suara 3 juta dari pasangan AMIN jadi sorotan hingga mendapat reaksi dari Timnas AMIN.
Hal ini membuat Refly Harun turut angkat bicara.
Berikut ini pernyataan dari dari Refly Harus soal dugaan kecurangan.
Timnas AMIN (Anies-Muhaimin) terus menyuarakan terjadinya kecurangan di Pilpres 2024.
Berdasarkan hasil hitung cepat, pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming memenangkan Pilpres 2024.
Terbaru, Anggota Dewan Pakar Timnas AMIN, Refly Harun menyinggung hilangnya 3 juta suara pasangan AMIN.
Refly Harun juga mengaku siap buka-bukaan data jelang penetapan pemenang Pilpres 2024 oleh KPU, nanti.
Refly Harun memastikan siap membuka tabulasi nasional hasil pilpres 2024 yang dikumpulkan oleh internal Timnas AMIN.
Pasalnya, menurut Refly, banyak anomali hingga dugaan kecurangan dalam proses real count yang dilakukan KPU di aplikasi Sirekap.
"Kami punya tabulasi nasional yang setiap hari data dari saksi kami terima.
Ini adalah data akurat yang bisa kami pertanggungjawabkan," ujar Refly Harun dalam konferensi pers, Jumat (16/2/2024).
Refly menyinggung soal penggelembungan data ke paslon 02, hingga pemangkasan perolehan Anies-Muhaimin, terbesar sebanyak 3 juta suara.
"Akan kami buka saat menjelang KPU memutuskan.
Kami buka bila ada terjadi perbedaan.
Tabulasi yang kami buat lengkap dengan form C hasil," ujar Refly.
Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari sebelumnya telah menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat terkait salah konversi dalam membaca data Formulir Model C1-Plano atau catatan hasil penghitungan suara Pemilu 2024 pada Sirekap.
"Kami di KPU masih manusia-manusia biasa yang sangat mungkin salah," kata Hasyim di Kantor KPU RI, Jakarta, Kamis (15/2/2024).
Dia pun memastikan bahwa kesalahan konversi itu akan segera dikoreksi.
Sebab, KPU tak boleh berbohong dan harus menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat.
Anies Enggan Buru-Buru Bertemu Gibran
Keinginan Gibran Rakabuming Raka untuk bertemu dengan pasangan calon presiden dan wakil presiden lain, ditanggapi Anies Baswedan.
Alih-alih menyambut baik keinginan Gibran, Anies justru enggan untuk bertemu dengan pasangan calon lainnya selama proses Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 belum berakhir.
Anies menilai, pertemuan dapat dilakukan setelah semua urusan Pemilu 2024 berakhir.
Anies pun enggan untuk saat ini bertemu dengan Gibran.
“Ya nanti saja kalau sudah beres semua,” kata Anies di Masjid Al Alzhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (16/2/2024).
Menurut dia, saat ini yang terpenting adalah mengumpulkan berbagai data dan fakta soal kecurangan yang terjadi di lapangan selama proses pemungutan suara.
Anies menekankan bahwa yang terpenting bukan hanya siapa yang memenangkan Pilpres 2024, tetapi memastikan prosesnya berlangsung jujur dan adil.
“Yang penting (pemilu) terjadi jujur dan adil dan pemilihan itu berdasarkan pilihan warga, bukan berdasarkan tekanan, bukan berdasarkan imbalan,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Terakhir, Anies mengaku sepakat dengan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta pihak-pihak yang tidak puas dengan hasil Pilpres 2024 melaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI maupun menempuh jalur hukum ke Mahkamah Konstitusi (MK).
“Iya memang begitu. Karena itu lah saya sampaikan kepada semua, kumpulkan saja fakta-fakta kecurangan-kecurangan dalam pelaksanaan dan itu perlu kita tunjukan nanti ke Bawaslu,” katanya.
Sebelumnya, Gibran menyatakan ingin sowan ke calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 1 dan 3 setelah rangkaian Pilpres 2024 berlangsung.
Hal itu disampaikan Gibran saat berpidato di Istora Senayan, Jakarta pada Rabu, 14 Februari 2024.
"Saya juga secara pribadi ingin segera sowan ke paslon (pasangan calon) nomor 1, paslon nomor 3," ujar Wali Kota Solo itu.
Sebagaimana diketahui, saat acara di Istora Senayan itu dilakukan hasil sementara quick count atau hitung cepat Pilpres yang dilakukan sejumlah lembaga survei memperlihatkan keunggulan pasangan Prabowo-Gibran.
Sikap Anies Soal Ucapan Selamat dari Jokowi untuk Paslon "Pemenang"
Di sisi lain, Anies Baswedan enggan menanggapi sikap Presiden Joko Widodo yang mengaku telah memberikan selamat pada capres dan calon wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Ia membiarkan, penilaian itu dilakukan oleh masyarakat.
“Ya biar masyarakat saja yang menilai,” ucap Anies di Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (16/2/2024)
Anies enggan berkomentar soal posisinya jika akhirnya dinyatakan kalah oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2023.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu memilih untuk menunggu proses penghitungan suara selesai.
“Tuntaskan dulu, satu-satu,” sebut dia.
Tapi, Anies menyatakan sepakat dengan pernyataan Jokowi, yang meminta pihak yang tak puas melaporkan indikasi kecurangan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) atau menempuh jalur hukum ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Baginya, saat ini yang terpenting menemukan data dan fakta soal adanya kecurangan itu.
“Iya memang begitu. Karena itu lah saya sampaikan kepada semua, kumpulkan saja fakta-fakta kecurangan-kecurangan dalam pelaksanaan dan itu perlu kita tunjukan nanti ke Bawaslu,” tuturnya.
Sebelumnya, Jokowi mengaku telah memberi selamat pada Prabowo dan Gibran pada Rabu (14/2/2024) malam.
Padahal, hasil suara baru muncul dari perhitungan cepat sementara atau quick count dari sejumlah lembaga survei.
Juru Bicara Timnas Pemenangan Anies-Muhaimin (Amin) Mardani Ali Sera menyayangkan sikap Jokowi itu.
Baginya, Jokowi tak menunjukan etikanya sebagai negarawan.
Sebab, berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, hasil perhitungan suara yang sah diumumkan oleh KPU. (*)
(Sumber Tribunnews)
Putusan MK Soal Pemilu Nasional dan Lokal, Ferry Liando Sebut Ada Dilema Pasal Inkonstitusional |
![]() |
---|
Putusan MK Pisahkan Pemilu Nasional dan Daerah, Jeirry Sumampow: Arah Baru Demokrasi |
![]() |
---|
Daftar Lengkap Kepala Daerah Terpilih di Maluku yang Tidak Akan Dilantik pada 6 Februari 2025 |
![]() |
---|
Daftar Kepala Daerah Terpilih di Sulawesi Selatan yang Siap Dilantik, Resmi Ditetapkan KPU |
![]() |
---|
Daftar 10 Partai Politik yang Tak Lolos ke Parlemen Berdasarkan Penetapan KPU RI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.