Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

New Bendar 45 Manado

Ngelem Berdampak Buruk Bagi Fisik dan Psikologis, Begini Penjelasan Psikolog Klinis Hanna Monareh

Kata Hanna menurut Badan Narkotika Nasional bahwa di dalam lem ini terkandung zat Lysergic Acid Diethyilamide atau LSD. 

Penulis: Ferdi Guhuhuku | Editor: Alpen Martinus
Petrick/Tribun Manado
Psikolog Hanna Monareh 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Saat ini banyak remaja yang terikat dengan lem ehabon, bahasa gaulnya "Ngelem."

Kebiasaan buruk ini sangat berdampak kepada kesehatan fisik maupun psikologis

Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Wilayah Sulawesi Utara Hanna Monareh, M Psi, mengatakan masa remaja adalah peralihan usia anak ke remaja. 

Baca juga: Ini Penyebab Banyak Caleg Stres Usai Kalah Pemilu Menurut Psikolog Klinis Hanna Monareh

Menurut Kemenkes, usia 10 tahun sampai sebelum usia 18 tahun, mengalami perubahan-perubahan bukan hanya fisik seperti tinggi badan, ada juga perubahan psikologis

Usia remaja, perubahan emosi yang cukup tinggi, anak cenderung kurang mampu mengontrol dirinya. 

"Mudah terpengaruh dengan lingkungan, Ingin pengakuan sebuah kelompok, masa untuk mencoba-coba, mulai mencari identitas dirinya dan lain-lain," ujar Hanna, Kamis (1/2/2024). 

Kata Hanna menurut Badan Narkotika Nasional bahwa di dalam lem ini terkandung zat Lysergic Acid Diethyilamide atau LSD. 

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 LSD merupakan Narkotika Golongan I. Yang dapat digunakan dengan cara mengirup. Dengan harga mudah dijangkau, memudahkan remaja menggunakannya.

Ia menjelaskan secara psikologis, remaja penghirup lem adalah individu yang labil dan selalu ingin mencoba sesuatu yang baru. 

Awalnya hanya ingin coba-coba, kemampuan kontrol diri yang kurang dari remaja dapat menyebabkan ketergantungan mengkonsumsi lem ehabon.

"Efek perasaan senang, melayang cenderung dirasakan hanya sementara. Namun efek jangka panjangnya dapat menimbulkan merugikan kondisi fisik dan kondisi psikologisnya," tuturnya. 

Lanjutnya, kondisi psikologisnya yaitu kemampuan kontrol emosi yang kurang dapat memicu perilaku agresif dalam diri untuk melawan, berbohong, mencuri dan berusaha berbagai cara mendapatkan uang untuk konsumsi lem ehabon tersebut. 

Selain itu, mempengaruhi kemampuan kognitif, cenderung kesulitan konsentrasi dan fokus, suka bolos sekolah bahkan ketinggalan kelas. 

"Mudah terpengaruh dengan aktivitas diri seperti bertengkar, tawuran dan berhubungan dengan masalah hukum," ucapnya. 

Dia menambahkan bila berkepanjangan dapat menimbulkan gangguan mental pada remaja. 

"Penggunaan lem ehabon di usia remaja mempengaruhi kualitas hidup remaja tersebut," pungkasnya. 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved