Tajuk Tamu
Peran Generasi Millenial, Smart Agriculture dalam Kedaulatan Pangan
Millennial adalah generasi muda yang usianya berada di antara 19-39 tahun.
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Chintya Rantung
Dalam kaitan dengan aspek hilir di dalamnya pasar, dengan adanya teknologi digital diharapkan generasi millennial akan dengan mudah dapat menggunakan bahkan membangun sistem teknologi digital untuk meningkatkan prospek usaha kecil dan menengah dan membangun UMKM secara mandiri.
Namun dengan adanya petani millennial, tentunya terjadi pergeseran dalam usaha pertanian yang tadinya konvensional dari segi peralatan dan mesin, maka pertanian dengan teknologi cerdas (smart agriculture) sudah merupakan hal yang mau tidak mau akan terjadi.
Pertanian cerdas tidak hanya memanfaatkan lahan luas saja, namun dapat mengoptimalkan lahan lahan sempit seperti di pekarangan dengan teknologi vertikultur dan penggunaan smart greenhouse menjadi pusat perhatian.
Di Jepang, teknologi smart greenhouse bahkan dapat meningkatkan produksi tomat dari 100-200 ton per ha di lahan pertanian terbuka menjadi sampai dengan 700 ton per ha di smart green house.
Bandingkan dengan produksi kita yang sebagian besar hanya sampai 20 ton per ha.
Beberapa waktu lalu, penggunaan tenaga hewan dan manusia dalam proses pengolahan tanah menjadi tumpuan.
Namun saat ini bahkan di beberapa daerah, petani akan menunggu sampai tiba waktunya giliran untuk mereka dapat menggunakan traktor dalam pengolahan tanah. Ini dikarenakan sudah terlihat pentingnya pertanian modern.
Petani millennial tentunya akan semakin merasa manfaat semakin besar bila menggunakan teknologi modern atau teknologi cerdas dari usaha pertaniannya.
Sifat petani millennial yang pikirannya terbuka, keras dan haus akan penggunaan teknologi modern, semakin diperkuat setelah mereka melihat banyak kisah sukses dan profit dengan pertanian yang menggunakan teknologi cerdas.
Di beberapa tahun belakang beberapa kisah sukses petani milenial semakin bertebaran dengan mereka menggunakan semangat dan kelebihan jiwa muda dan teknologi mereka sehingga ada yang bahkan meninggalkan pekerjaan mereka sebagai karyawan dan berusaha di bidang pertanian baik di tingkat budidaya, sampai dengan pemasaran dan pengolahan hasil pertanian.
Jumlah penduduk Indonesia usia millennial adalah 69,38 juta jiwa penduduk atau sebesar 25,87 persen dari total penduduk Indonesia (BPS, 2020).
Sedangkan di Sulawesi Utara ada 24,32 persen dari total populasi Sulut sekitar 2,62 juta jiwa (BPS,2020).
Ini jumlah yang sangat potensial bagi perkembangan ekonomi Indonesia.
Bagaimana hubungannya antara Petani Millenial, Smart Agriculture dengan Kedaulatan Pangan?
Nampaknya jauh ntuk saat ini. Namun dengan terus di-supportnya para petani millennial oleh pemerintah, dengan semakin majunya teknologi informasi dan tingginya literasi digital para petani millennial, maka secara positif kalau ini terus berkembang akan mempercepat kedaulatan pangan negara Kita.
Konsekuensi Pembatalan Presidential Threshold |
![]() |
---|
Patronase Birokrasi: Antara Netralitas dan Keterpaksaan ASN Bumi Nyiur Melambai |
![]() |
---|
Gerakan Alumni Peduli FK Unsrat: Seratus Ribu Berjuta Makna |
![]() |
---|
Manfaat Penggunaan QRIS untuk Pelaku UMKM di Manado Sulawesi Utara |
![]() |
---|
'Memori Bulan Agustus', Aku Masih Punya Rasa Rindu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.