Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Sulawesi Utara

Begini Kata Pengamat Lingkugan Terkait Langkah Pemerintah Antisipasi Bencana Banjir di Manado

Masyarakat bersama pemerintah perlu memiliki tingkat kesadaran yang benar-benar prima akan kemungkinan terjadinya banjir pada musin penghujan. 

Penulis: Ferdi Guhuhuku | Editor: Gryfid Talumedun
Tribun Manado/Ferdi Guhuhuku
Pengamat Lingkugan Dr Eng Ir Pingkan Peggy Egam MT IPM, 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Dalam catatan Sejarah kota Manado mengalami beberapa kali bencana banjir, bahkan pernah mengalami banjir bandang seperti yang dialami pada bulan Maret 2022.

Hal ini disebabkan oleh meluapnya DAS Tondano, termasuk beberapa sungai lainnya seperti Sungai Sario, Sungai Bailang, Singai Tikala, Sungai Malalayang dan Sungai Mahawu. 

Pengamat Lingkugan Dr Eng Ir Pingkan Peggy Egam MT IPM, mengatakan kondisi ini membawa kerugian besar baik kerugian material maupun kerugian sosial termasuk terganggunya kesehatan dan aktivitas sosial-keagaman dan lainnya. 

Apabila dihubungkan dengan kondisi terkini, saat ini kota Manado masih berada pada kondisi panas, tetapi terkadang curah hujan datang tiba-tiba, dengan perubahan cuaca yang sering berganti secara cepat. 

Baca juga: Kisah Rendi Mamonto, Kepsek Berprestasi di Boltim Sulawesi Utara yang Mengabdi di Desa Terpencil

"Dalam kondisi ini tentunya kita semua perlu mengantisipasi apabila ternyata kita sebagai masyarakat kota Manado benar-benar sudah memasuki musim penghujan," ujarnya, Jumat (17/11/2023). 

Kata Pingkan dalam kondisi curah hujan yang tinggi, Bendungan Kuwil dapat memperkecil luapan air yang berasal dari DAS Tondano, tetapi bendungan tersebut tidak dapat membendung limpahan air dari sungai lain yang masuk di kawasan kota Manado seperti yang telah diutarakan pada bagian sebelumnya.  

Masyarakat bersama pemerintah perlu memiliki tingkat kesadaran yang benar-benar prima akan kemungkinan terjadinya banjir pada musin penghujan. 

"Secara institusi, tentunya pemerintah memiliki peran yang dominan untuk hal ini," ucapnya. 

Menurut Dosen Teknik Arsitektur Universitas Sam ratulangi Manado ini Penguatan Tim Satuan Tugas (Satgas) becana melalui instansi terkait perlu disiapkan secara konsisten. 

Perlu ada kesiapan prima secara teknis dilengkapi berbagai fasilitas utama dan fasilitas pendukung dalam penanganan banjir. 

Tim ini selalui siaga dan dapat bergerak cepat pada titik-titik yang rawan banjir atau pada spot-spot yang terdampak banjir. 

"Sering kali masyarakat membuang sampah sembarangan terutama membuang sampah ke sungai, tentu hal ini akan memebrikan dampak buruk di kemudian hari. 

Karena sampah yang menumpuk bisa menyebabkan terjadinya banjir saat curah hujan sedang tinggi. Pengelolahan sampah yang tepat bisa membantu mencegah banjir," tandasnya. 

Tak hanya itu, ia mengungkapkan edukasi secara berkelanjutan perlu dilakukan terus menerus kepada masyarakat terkait aktivitas negatif seperti kebiasaan buruk membuang sampah di selokan-selokan, membuang sampah tidak pada tempat yang telah disiapkan atau membuang sampah di sungai yang dapat memperparah suasana terdampak, ataupun dapat memicu lebih cepat kemungkinan terjadinya banjir. 

Pemerintah perlu membangun dan terus menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan termasuk kebersihan saluran-saluran air. 

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved