Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Mata Lokal Memilih

PDIP Sebut Prabowo Punya Jurus Menggoda, Bujuk Rayunya Pindahkan Dukungan Satu keluarga

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Sebut Prabowo Punya Jurus Menggoda, Bujuk Rayunya Pindahkan Dukungan Satu keluarga

Editor: Frandi Piring
KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Sebut Prabowo Punya Jurus Menggoda, Bujuk Rayunya Pindahkan Dukungan Satu keluarga 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP sekaligus Sekretasi Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Hasto Kristiyanto menyampaikan tiga pantun yang seolah menyindir kejadian pencopotan baliho Ganjar-Mahfud, Presiden Joko Widodo (Jokowi), hingga Prabowo Subianto.

Lewat pantun, Hasto menyinggung manuver Prabowo Subianto menjelang Pilprs 2024.

Rayuan serta bujuk rayu Prabowo meluluhkan satu keluarga yang berpaling terkait sikap politik untuk Pemilu 2024 mendatang.

Hasto mengatakan, pantun yang dibuatnya ini mencerminkan suasana hati PDIP maupun pendukung Ganjar-Mahfud.

"Pertama, 'Pulau Bali Pulau Dewata. Masyarakatnya ramah terbuka pada siapa saja. Namun, ada yang tega merusak suasana.

Melepas baliho dan bendera sebagai cermin ketidakadilan nyata'," kata Hasto dalam keterangannya, Sabtu (4/11/2023).

Pantun Hasto yang pertama ini disambut tepuk tangan para hadirin di acara penerimaan dukungan dari Forum Alumni Angkatan Muda Muhammadiyah Bali di Renon, Denpasar, Sabtu kemarin.

"Pantun kedua, 'Bali bumi spiritual terkenal di dunia. Masyarakatnya religius dengan kultur khas Indonesia.

Di sini berlaku hukum karmapala. Bagi siapa pun yang cederai kasih Ibu Pertiwi demi perpanjangan kuasa'," ujar Hasto.

Tak berhenti di situ, Sekretaris Jenderal PDIP ini membacakan pantun ketiga yang dibuatnya.

Kali ini, ia dengan jelas ada sindiran untuk Prabowo Subianto yang merupakan bakal calon presiden (capres) Koalisi Indonesia Maju (KIM).

"'Pak Prabowo punya jurus menggoda. Bujuk rayunya pindahkan dukungan satu keluarga. Di sini kita memantapkan jiwa raga.

Bacawapres KIM, Gibran Rakabuming Raka, saat pidato kebangsaan di Indonesia Arena Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Rabu (25/10/2023).
Bacawapres KIM, Gibran Rakabuming Raka, saat pidato kebangsaan di Indonesia Arena Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Rabu (25/10/2023). (Tribunmanado.co.id/HO)

Dukung Ganjar-Mahfud MD dengan semangat menyala-nyala'," kata Hasto membacakan pantun ketiganya.

Menurut Hasto, tiga pantun ini merupakan suasana hati dirinya dan akar rumput yang ditemui di Bali.

Hasto mengaku, ia harus menyampaikan hal ini karena memang di Bali juga menjadi ruang ekspresi untuk menyampaikan kejujuran nurani.

"Di Bali ini suasana hati menjadi terbuka. Di Bali ini keseimbangan alam raya dijaga dengan baik dengan semangat Trihita Karana.

Bagaimana kebahagiaan manusia muncul?

Ketika kita jaga keseimbangan dengan Sang Pencipta dengan seluruh alam raya dan seisi alam semesta," ujar Hasto.

Ia lantas mengatakan, dalam politik pun sama, yakni jangan pernah meninggalkan rakyat.

Hasto mencontohkan Ganjar dan Mahfud. Ia menyebut keduanya berpolitik mengikuti seluruh jalan spiritualitas.

"Kemarin datang ke Makam Bung Karno mendoakan Bapak Bangsa kita, Bapak Proklamator kita, tetapi juga sekaligus membangun tekad komitmen di hadapan Bung Karno

dan seluruh pahlawan Indonesia untuk menjadikan kekuasaan sebagai dedikasi, rakyat sebagai sebagai sumber inspirasi," ujar Hasto.

Sebagai informasi, Prabowo telah resmi menggandeng Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai pendampingnya untuk maju dalam pemilihan presiden (Pilpres 2024).

Gibran yang juga putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu adalah kader PDI-P, sama seperti ayah dan adik iparnya, Wali Kota Medan Bobby Nasution.

Kini, Gibran diminta kembalikan KTA PDIP setelah resmi memilih menjadi bakal cawapres Prabowo.

Sebab, PDIP telah tegas mengusung pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dalam Pilpres 2024.

Baca juga: Ketika Wacana Koalisi Besar Sudah Disetujui Jokowi, Gagal karena PDIP Deklarasi Capres Ganjar

Tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved