Tribun Manado Podcast
Wanita asal Sulawesi Utara Stephani Maramis Beryukur Jadi Protokoler Istana Negara: Kalian Juga Bisa
Saat perayaan 17 Agustus di Istana Negara, Stephanie dipercayakan untuk menjaga keamanan para tamu VIP.
Penulis: Petrick Imanuel Sasauw | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Menjadi protokoler istana negara merupakan hal yang sangat disyukuri oleh Stephani Maramis.
Wanita Sulawesi Utara ini mengungkapkan hal tersebut melalui acara Tribun Podcast di kantor Tribun Manado, Jalan A.A Maramis, Kairagi, Kota Manado, Sulawesi Utara, Selasa (10/10/2023).
Bagaimana tidak, saat perayaan 17 Agustus di Istana Negara, Stephanie dipercayakan untuk menjaga keamanan para tamu VIP.
Dia juga bercerita awal mulanya masuk dan terpilih sebagai salah satu protokoler di Istana Negara lewat Tribun Podcast.
Pada 2017, dia terpilih sebagai Paskibraka Provinsi Sulawesi Utara dan ditugaskan untuk membawa baki bendera.
"Puji Tuhan bisa dipercayakan waktu itu bisa membawa baki," katanya.
Setelah itu, dia bergabung dengan Purna Paskibraka Indonesia (PPI) dimana itu adalah organisasi yang mengumpulkan semua purna-purna paskibraka di seluruh Indonesia khusunya Sulawesi Utara.
"Saya langsung diajak oleh ka Hendro Kawatak, dia adalah Ketua PPI waktu itu untuk join ke PPI.
Lalu sekitar 2020/2021 pas masih pandemi covid-19 saya diundang untuk ikuti pertemuan perdana dengan para pengurus PPI yang sudah ada," ucapnya.
Pada 2019, dia sudah melihat ada rekan satu tim paskibraka berada di Istana Negara dan itu membuat Stephanie sempat bertanya-tanya.
"Waktu itu sempat mikir, kenapa teman saya bisa di Istana Negara, apa lagi tour atau ada kegiatan kampus.
Karena waktu itu tidak kepikiran ada pekerjaan protokoler jadi sempat bingung kenapa dia ada disana," ujar Stephanie.
Melanjutkan ke kancah nasional adalah impiannya setelah sukses sebagai Paskibraka Sulawesi Utara.
"Tapi sudah terhenti di Provinsi, sampai sempat pikir sudah tidak ada kesempatan lagi untuk bisa ke istana.
Tapi ternyata bisa terpilih sebagai protokoler dan pergi ke istana negara. Itu adalah kesempatan yang tidak terduga sama sekali."
Tapi sebelum itu, sudah banyak teman-temannya yang dipanggil untuk menjadi protokol di istana negara.
"Sebelumya, teman-teman saya sudah duluan dipanggil jadi protokol istana, lalu pada 2022 saya dipanggil untuk ke istana negara sebagai protokol istana," jelasnya.
Tapi sebelum diterima sebagai protokol istana, Stephanie harus mengikuti berbagai tes yang harus dia ikuti.
"Waktu itu tes dan wawancara secara online karena masa pandemi jadi masih online. Dan puji Tuhan bisa lolos.
Di akhir perbincangan, Stephanie memberikan pesan kepada seluruh Pemuda Pemudi Indonesia.
"Jangan patah semangat. Bukan hal yang mustahil jika teman-teman terus berusaha dan percaya proses," ujar dia.
Dia mengatakan, harus ada pengorbanan diri untuk menjadi paskibraka sampai akhirnya bisa menjadi protokoler istana.
"Saya bukan memegahkan diri, tapi lewat podcast ini saya berharap bisa memberikan motivasi dan dorongan kepada teman-teman semua."
"Jangan pernah menyerah, tetap berjuang, percaya pada diri sendiri dan tetap serahkan kepada Tuhan, jika ditakdirkan pastik akan ada jalannya. Jika saya bisa, kalian juga pasti bisa," tutupnya.
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.
Michael Thungari Ungkap Derita Warga Sangihe: Listrik Padam, Sinyal Hilang |
![]() |
---|
Cerita Michael Thungari, Awalnya Pebisnis dan Pecinta Olahraga, Kini Pimpin Sangihe |
![]() |
---|
YPMAK Dorong Pendidikan Berkualitas Demi Masa Depan Cerah Anak Papua, Beri Bantuan Studi |
![]() |
---|
Ini Cara Membayar Tunggakan Iuran JKN dengan Mencicil |
![]() |
---|
CEP Memenuhi Syarat Jadi Calon Ketua Golkar Sulut, Feryando Lamaluta: Tak Melanggar Aturan Partai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.