Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kotamobagu Sulawesi Utara

Harga Beras dan Cabai Rawit Kotamobagu Sulawesi Utara Naik, Pemerintah Beri Solusi Ini

Kondisi harga beras dan cabai rawit di Kotamobagu membuat pemilik warung makan resah.

Diki Gobel/Tribun Manado
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM, Aryono Potabuga 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kondisi harga beras dan cabai rawit di Kotamobagu membuat pemilik warung makan resah.

Harga beras sendiri di pasaran sudah mencapai angka Rp 13.500 - Rp 14 ribu.

Sementara untuk rempah jenis cabai rawit naik menjadi dua kali lipat, yang sebelumnya Rp 30 ribu kini mencapai Rp 60 ribu / kilogram.

Seperti yang dialami oleh Budi (48), pemilik warung makan di Kotamobagu ini keluhkan harga beras dan cabai rawit yang tinggi.

"Mahal. Susah mau beli beras yang harganya murah sekarang ini," katanya.

"Begitu juga cabai rawit. Sudah dua kali lipat harganya," tambahnya.

Menurutnya kondisi ini berpengaruh pada pendapatan.

"Berpengaruh di pendapatan. Mau tidak mau cabai dikurangi dalam masakan," ungkapnya.

Menanggapi hal ini, pemerintah Kotamobagu melalui Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM, Aryono Potabuga membenarkan hal tersebut.

Menurutnya kondisi harga seperti ini terjadi se-Indonesia.

"Memang situasi (harga) ini terjadi se-nasional. Sesungguhnya harganya masih stabil. Terasa mahal, tergantung perlakuan (harga) pasar," katanya kepada Tribunmanado.co.id pada Selasa (10/10/2023).

Dirinya menganggap salah satu faktor penyebabnya dipengaruhi oleh perubahan cuaca.

"Harga ini terus bergerak. Pengaruh iklim," ucapnya.

Pemerintah berencana bakal mengupayakan adanya operasi pasar sebagai tindakan solutif.

"Nanti Kita melalui anggaran APBD Perubahan akan ada operasi pasar. Nanti akan kerja sama dengan Bulog," terangnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved