Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah Gereja di Sulut

Sejarah Singkat Jemaat GMIM Pniel Bahu Manado Sulawesi Utara

Berikut ini sejarah singkat Gereja Pniel Bahu, Kecamatan Malalayang, Kota Manado, Sulawesi Utara, Kamis (5/10/2023).

Petrick/Tribun Manado
Jemaat GMIM Pniel Bahu Kota Manado Sulawesi Utara 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut ini sejarah singkat Gereja Pniel Bahu, Kecamatan Malalayang, Kota Manado, Sulawesi Utara, Kamis (5/10/2023).

Lokasi gereja berjarak 4,7 kilometer dari tempat wisata Pantai Malalayang dan 6 kilometer dari Pelabuhan Manado.

Roy, salah satu pegawai Gereja GMIM Pniel Bahu memberikan informasi mengenai sejarah singkat gereja tersebut.

Jemaat GMIM Pniel Bahu Kota Manado Sulawesi Utara
Jemaat GMIM Pniel Bahu Kota Manado Sulawesi Utara (Petrick/Tribun Manado)

SEJARAH SINGKAT JEMAAT GMIM PNIEL BAHU

Pada mulanya wilayah pelayanan Jemaat GMIM Pniel Bahu adalah perkebunan yang sebagian besar ditanami pohon kelapa, belum ada penduduk yang tinggal menetap.

Pada tahun 1975 – 1976 sebagian penduduk Desa Bahu yang tinggal di tanah milik UNSRAT Manado (saat ini sekitar Fakultas Perikanan, Teknik dan Ekonomi) diperintahkan untuk pindah.

Sebagian dari penduduk tersebut membeli kapling dari Keluarga Kilapong dan memindahkan rumahnya (saat ini kolom 6, 7 dan 8).

Jemaat yang baru saja memindahkan rumahnya masih berjemaat di tempat asalnya, yaitu Jemaat Imanuel Bahu.

Pada bulan Desember 1977 Jemaat Imanuel Bahu mengadakan penataan kolom untuk periode pelayanan 1978 – 1981 dan terbentuklah kolom 13 Imanuel Bahu (saat ini kolom 6,7,8 Jemaat Pniel dan sebagian jemaat Bait El) dengan Pelsus Pnt Frans Songkilawang dan Sy. Johny Wenas.

Mengakhiri periode pelayanan 1978-1981 kolom 13 Imanuel Bahu dimekarkan menjadi kolom 27 dan kolom 28.

Sekitar tahun 1982 dibangunlah Perumahan PLN Bahu dan tahun berikutnya beberapa keluarga yang baru saja tinggal di Perum PLN bergabung dengan kolom 28. Pada tahun 1983 dibentuklah kolom 29 di Perumahan PLN Bahu.

Pada periode pelayanan 1986-1989 kembali dilakukan penataan kolom, dimana kolom 28 dimekarkan menjadi 3 kolom yaitu kolom 19 dan 20 dan 35, selanjutnya Kolom 29 dimekarkan menjadi 2 kolom yaitu kolom 21 dan 22 Untuk meningkatkan mutu pendidikan maka pada tahun 1987 Jemaat membeli 8 kavling untuk dibangun sekolah.

Mulailah jemaat membangun gedung sekolah yang baru, bersamaan dengan itu timbul wacana mendirikan kanisah bagi jemaat kolom 19, 20, 21, 22 dan 35.

Periode pelayanan 1990-1994 terjadi lagi penataan kolom dan terbentuklah kolom 31 – 35 Jemaat Imanuel Bahu.

Tahun 1991 gedung persekolahan lantai I selesai dibangun dan difungsikan sebagai gedung sekolah, yaitu SMP Kristen 67 Imanuel Bahu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved