Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah Gereja di Sulut

Kisah Berdirinya GMIM Paulus Titiwungen Wenang Mahakeret di Kota Manado Sulawesi Utara

GMIM Paulus Titiwungen Wenang Mahakeret terletak di Jalan Sam Ratulangi dan Jalan Toar, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara.

|
Tribunmanado.co.id/Petrick Sasauw
GMIM Paulus Titiwungen Wenang Mahakeret di persimpangan Jalan Sam Ratulangi dan Jalan Toar, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (30/9/2023). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Paulus Titiwungen Wenang Mahakeret berlokasi di persimpangan Jalan Sam Ratulangi dan Jalan Toar, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara.

Jaraknya hanya sekitar satu kilometer dari Pelabuhan Manado dan dua kilometer dari objek wisata Godbless Park.

Franky Kalengkongan selaku pegawai Administrasi GMIM Paulus TWM membagikan informasi singkat mengenai sejarah gereja tersebut kepada Tribunmanado.co.id, Sabtu (30/9/2023).

Sejarah dan perkembangan GMIM Paulus Titiwungen

Tahun 1925, seorang pendeta Belanda bernama Noten membangun sarana pendidikan Genotchapschool yang juga berfungsi sebagai tempat ibadah.

Lokasinya sekarang menjadi SD GMIM I dan TK GMIM Hanna yang berlokasi di Jalan Sam Ratulangi Nomor 76, Kota Manado, Sulut.

Genotchapschool tersebut merupakan tempat ibadah jemaat yang berdomisili di kawasan Titiwungen Wenang dan Mahakeret sampai ke Wanea, yang merupakan penduduk asli Kota Manado/Borgo.

Mereka yang awalnya pedagang dari daerah pegunungan, akhirnya menetap dan menamakan tempat tinggal mereka seperti desa asal mereka, yaitu: Kampung Tombariri, Kampung Tomohon, Kampung Kakas, Kampung Tondano, Kampung Sonder, Kampung Langowan, dan Kampung Kawangkoan.

Walaupun pada tahun 1934 dinyatakan GMIM telah berdiri sendiri atau bersinode, tetapi pada akhir tahun 1941 ada catatan bahwa salah satu dari 10 Klasis Sinode GMIM adalah Klasis Manado Kota.

Klasis Manado Kota ini terdiri dari Paroki Singkil, Paroki Tikala, Paroki Titiwungen, dan satu Paroki berbahasa Belanda.

Baca juga: BRI, Pegadaian dan PNM Mudahkan Pelaku UMKM Akses Layanan Permodalan dengan Co-Location Senyum

Baca juga: Remaja GMIM Sola Gratia Tikala Manado Sabet Gold Champion Lomba Tarian Kreatif Seri A di PSR 2023

Pada 1942, disebutkan bahwa Paroki Titiwungen terdiri dari jemaat-jemaat Titiwungen, Sario, Tumpaan, Teling, dan Bahu.

Nama yang dipakai yaitu Paroki Titiwungen Wenang dan pimpinannya adalah Pendeta Inlandsche Leraar, RN Rogahang.

Pada Desember 1945, Paroki Titiwungen Wenang, Singkil, dan Tikala yang berada di Klasis Manado Kota dinyatakan sebagai jemaat yang berdiri sendiri.

Pada 10 Agustus 1952, terjadi pemekaran yaitu jemaat di Wanea memisahkan diri, sekarang dikenal dengan jemaat GMIM Imanuel Wanea.

Pada 1968, di saat Pdt ABG Rattu menjabat sebagai ketua jemaat, nama jemaat Protestan Titiwungen Wenang disesuaikan namanya menjadi jemaat GMIM Titiwungen Wenang Mahakeret.

Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Paulus Titiwungen Wenang Mahakeret berlokasi di
GMIM Paulus Titiwungen Wenang Mahakeret di persimpangan Jalan Sam Ratulangi dan Jalan Toar, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (30/9/2023). Berikut sejarah gereja GMIM Paulus Titiwungen Wenang Mahakeret.

Waktu itu, GMIM Titiwungen Wenang Mahakeret memiliki 27 kolom.

Pada 13 Agustus 1968, dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan gedung gereja baru yang sekarang menjadi Gedung GMIM Paulus Titiwungen Wenang Mahakeret.

Gedung tersebut sudah digunakan pada 15 Agustus 1971 dan diresmikan pada 12 Desember 1971 oleh Pdt JF Parengkuan, Wakil Ketua BPS GMIM.

Pada 1980, gedung gereja tua di Jalan Sam Ratulangi Manado mulai dibangun dan selesai pada tahun 1986.

Gedung tersebut menjadi gedung serba guna untuk pastori, gedung pos pelayanan kesehatan jemaat, dan TK GMIM Hanna.

Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Besok Minggu 1 Oktober 2023, Info BMKG 18 Wilayah Waspada

Baca juga: Pria di Bitung Sulawesi Utara Diduga Aniaya Mantan Pacar Pakai Batako

Pada 1990, ditambahkan kata Paulus pada GMIM Titiwungen Wenang Mahakeret, sehingga menjadi jemaat GMIM Paulus Titiwungen Wenang Mahakeret.

Pada 4 September 1991, lima kolom yang berada di Kuhun, Titiwungen, Kota Manado yang dahulunya Kanisah Kuhun dimekarkan menjadi jemaat Maranatha Kuhun (sekarang 11 kolom).

Pada 2003, gedung serba guna GMIM Paulus Titiwungen Wenang Mahakeret direnovasi menjadi gedung pendidikan dan ditahbiskan oleh Pdt J Matheos mewakili BPS GMIM dan diresmikan oleh LH Korah selaku Penjabat Gubernur Sulawesi Utara.

Pada periode 2022-2026 ini, jemaat GMIM Paulus Titiwungen Wenang Mahakeret, beranggotakan 960 keluarga dan 3.162 anggota yang tersebar di 46 kolom yang dilayani oleh 104 pelayan khusus terdiri dari 46 penatua dan 46 diaken di kolom, lima penatua BIPRA, enam pendeta, dan satu guru agama.(*)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved