Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Mata Lokal Memilih

Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar Kerja Sama Politik, Ini Kata Pengamat Sulawesi Utara Ferry Liando

Anies Baswedan dikabarkan setuju berpasangan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024.

Penulis: Ferdi Guhuhuku | Editor: Rizali Posumah
Tribunmanado.co.id/Fernando Lumowa
Dosen Kepemiluan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Sulawesi Utara, Dr Ferry Liando 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Calon presiden (Capres) dari Partai Nasdem Anies Baswedan dikabarkan setuju berpasangan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024.

Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat/Anggota Tim 8, Teuku Riefky Harsya.

Informasi tersebut diperoleh dari Sudirman Said yang mewakili Capres Anies Baswedan.

Dikabarkan bahwa Partai Nasdem telah melakukan kerja sama politik dengan PKB.

Kerjasama Nasdem-PKB tersebut juga disebutkan tidak diketahui oleh partai Demokrat dan PKS.

Terkait hal ini, Dosen Kepemiluan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Sulawesi Utara, Dr Ferry Liando mengatakan selama belum ada penetapan pasangan calon presiden dan wakil presiden oleh KPU RI maka koalisi parpol yang sudah dibangun selama ini belum tentu sudah absolut.

Peluang untuk gonta-ganti anggota parpol dalam koalisi masih memungkinkan terjadi.

"Kita lihat PPP keluar dari Golkar dan PAN. Kemudian Golkar dan PAN gabung dengan Gerindra. Padahal PAN, PPP dan Golkar telah mengikrarkan diri membentuk gerbong koalisi," ujar Liando. kepada Tribunmanado.co.id, Jumat (1/9/2023).

Kata Liando, Gerbong koalisi Gerindra dan PKB kemungkinan akan pecah karena ada kecenderungan nasdem dan PKB akan membentuk koalisi baru.

"Koalisi Nasdem, PKS dan Demokrat juga sepertinya dalam kondisi diujung tanduk. Demokrat mulai mengancam akan keluar," pungkasnya.

Liando mengungkapkan, dalam esensi demokrasi bangunan koalisi parpol terjadi karena ada kemiripan kebijakan publik yang hendak di perjuangan guna wujud pertanggungjawabannya kepada konstituen.

Kalaupun, koalisi sejumlah parpol dibangun untuk kepentingan kekuasaan, biasanya kekuasaan itu untuk mempermudah perwujudan suatu cita-cita politik negara.

"Di Indonesia, bangunan koalisi parpol sepertinya hanya motif siapa mendapat jabatan apa. Orientasinya hanya sebatas bagi-bagi jabatan bagi elit-elit politik parpol," ujar Dosen Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) ini.

Ia menambahkan, Demokrat mengancam tak lagi akan mendukung Anies karena harapan ketumnya untuk menjadi cawapres Anies tidak juga terwujud.

Demikian PKB yang sepertinya akan keluar dari koalisinya dengan Gerindra karena belum ada kepastian Cak Imin sebagai Ketum PKB mendampingi Capres Prabowo sebagai Cawapres.

"Silakhan saja masing-masing elit parpol bermanufer meraih jabatan, namun jangan sampai dinamika elit mempengaruhi konflik sosial," tuturnya. (Edi)

BREAKING NEWS Kebakaran di Tondano Sulawesi Utara, Videonya Viral

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved