Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kisah Pahlawan Nasional

Mengenal Tirto Adhi Soerjo, Bapak Pers Indonesia, Guru Zaman Pergerakan yang Berakhir dengan Getir

Tirto Dikenang sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh karena kiprahnya sebagai perintis persuratkabaran dan kewartawanan nasional Indonesia. 

Editor: Rizali Posumah
HO/Kolase
Bapak Pers Indonesia Tirto Adhi Soerjo. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Tirto Adhi Soerjo dikenal sebagai Bapak Pers Indonesia

Ia dikenang sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh karena kiprahnya sebagai perintis persuratkabaran dan kewartawanan nasional Indonesia. 

Selain dikenal sebagai tokoh pers, di zamannya, yakni di masa Pergerakan Nasional Tirto juga dikenal sebagai gurunya para aktivis. 

Tirto tercatat sebagai pendiri surat kabar Medan Prijaji.

Namanya juga dicatat sejarah sebagai pendiri Sarikat Dagang Islam (SDI)--yang kelak bertransformasi menjadi Sarekat Islam (SI).

Sarekat Islam sendiri adalah wadah kaum pergerakan yang melahirkan tokoh-tokoh beken kala itu. 

Sebut saja nama-nama seperti Soekarno, Semaoen, Muso adalah orang-orang yang digembleng di dalam Sarekat Islam

Meski nama Tirot cukup menterang di awal abad 20, namun akhir hayatnya cukup getir. 

Profil

Tirto Adhi Soerjo lahir di Blora, Jawa Tengah, pada 1880.

Dia adalah cucu dari Bupati Bojonegoro, RM Tirtonoto.

Tirto melepas status bangsawannya saat masuk ke sekolah kedokteran STOVIA di Jakarta pada 1894.

Dia bertahan di STOVIA hanya selama enam tahun, karena Tirto lebih aktif menulis untuk surat kabar.

Pada 1903, Tirto mendirikan surat kabar pertamanya bernama, Soenda Berita, di Cianjur, Jawa Barat.

Setelah Soenda Berita, Tirto menerbitkan surat kabar Medan Prijaji, yang dianggap sebagai koran pertama berbahasa Melayu yang dikelola oleh pribumi secara sepenuhnya.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved