Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Manado Sulawesi Utara

NAMA Hantu di Manado yang Sering Disebut Orangtua untuk Takuti Anak, Hantu ke-3 Mirip Setan Thailand

Nah berbicara soal hantu Manado, ada banyak sebutan yang disematkan kepada 'sosok' mistis di Manado.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Indry Panigoro
The Grunge
Ilustrasi hantu di Manado 

Singkil ternyata berasal dari kata Singkile dalam dialeg sangir ada huruf r dibawah huruf L artinya menyingkir/Pindah=Sorong dialeg Manado

6. PONDOL

Nah kalau Pondol berasal dari kata Pondole artinya ujung.

7. WAWONASA 

Wawonasa ini masih masuk dalam wilayah nya Kecamatan Singkil.

Wawonasa itu awalnya Wowong artinya atas dan Wawo dekat/rendah/tofor Nasa = masak

8. KARAME

Masih di Kecamatan Singkil, arti dari nama Karame ternyata berasal dari jenis makanan etnis sangir (Kuno) dalam keadaan musim kelaparan berasal dari kelapa muda Lewo atau kembare {jenis kematangan kelapa ; bungang, bura (keluar dari seludang), Karokong,kahungku, puringka,Lewo, Kembare, Marabe, wango/bango, bango/wango mahegu} yang dimasak diberi bumbu dimakan pada tempurung kelapa muda tersebut, Boko = kelapa yang tidak berisi

9. TUNA 

Tuna adalah salah satu kampung di daerah Singkil, arti kampung Tuna ini ternyata diambil dari Bahasa Sangir Tuna artinya cengeng. (Belum diketahui kenapa Tuna dijuluki cengeng)

10. DENDENGAN 

Dendengang artinya merasa was-was, gegawang, takut.(parigi Putri)=

Dendengan Dalam, Dendengan Luar (Kampung Kanari=banyak ditumbuhi pohon kenari dihuni oleh Org. Minut Thn. 1957).

Versi lain mengatakan dulu Kampung Dendengan penjual Dendeng.

Saya tidak sempat mengetahuinya, yang saya ketahui kami orang Dendengan Dalam adaalah penjual Bara Tempurung.

Sehingga ada syair lagu " Orang dendengan jual bara janda laku baku gara", juga penjual daun-daunan ( Tagalolo, bete,pisang,bulu), serta Jasi jaha (ibu kami Tanta Ade atau Adel).

11. TIKALA

Tikala berasal dari bahasa Sangir yakni TIKI-KELA jawaban dari teka teki Tika-lai Terkahlah (Tiki-Kela)= lagi tidur tapi matanya terbuka, ketika beberapa orang sedang jalan menuju ke arah teman mereka berada pada sebuah pohon yang rimbun dan dibawah ada sebuah batu besar ternyata teman mereka sedang tidur tetapi matanya terbuka dalam bahasa Sangir disebut Tiki-Kela, sehingga tempat tersebut dinamakan Tikala.

12. KUMARAKA 

Kumahaka berasal dari kata Kuma dan Haka atau saka Kuma atau kumang = makan haka = rumbuh atau roboh Saka= mendaki

13. PINAESAAN

Pinaesaan berasal dari kata pina (bahasa kuno artinya jadi atau berlaku, terjadi atau keadaan sudah berlangsung(past present tense) = (waktu/tempo) dan Sesa = sendiri atau satu merujuk pada orang, Esa

14. TELING 

Teling atau Teleng artinya terkenal atau terlihat jelas

15. KUHUN

Kuhun dalam bahasa Sangir kuhung artinya tulang betis atau pakaian

16. MAKERET 

Makeret (gerakan mata) berkedip-kedip

17. LAWANGIRUNG 

Lawangirung terdiri dari kata Lau artinya campur ; wang= Wangi (aroma) Lawang artinya Mempunyai /memiliki; Irung artinya hidung = makluk halus yang berbau wangi, bertubuh keci, memiliki hidung pesek dengan pinciuman tajam.

18. WANEA 

Paneha/ Banea atau Waneha = burung yang berbunyi dimalam hari (burung Hantu)

19. BAHU 

Wahu/Bahu = nama sebuah pohon.

20. KLEAK 

Kleak itu adalah nama burung berasal dari bahasa sangir Karea = tempat ditemukan/dapat burung

21. KOMO

Komo asal kata komore = tempat berkumpul

22. KAIRAGI

Kairagi atau Kayuragi berasal dari kata Kalu dan hagi; kalu artinya kayu dan hagi artinya bermacam-macam

23. SARIO

Sario itu tempat ditahannya Raja Talaud (Beo) Sario Tamawiwi.

24. PAKOWA

Nama Pakowa itu berasal dari pohon Pakowa = banyak ditumbuhi pohon pakoba.

25. TINGKULU

Tingkulu berasal dari kata dasar Kulu artinya Dukung (bahasa Manado), jadi Tingkulu berarti baku dukung.

26. KOKA

Koka adalah nama sejenis pohon yang buahnya mirip dengan amu (Kulu bahasa sangir=bentuk bulat) tapi Koka bentuk agak lonjong enak dibuat sayur.

Dahulu buah ini menjadi rebutan sengga orang berkelahi untuk merebut buah ini sehingga dalam bahasa sangir disebut KOKA artinya Berkelahi/Baku pukul.

27. RANOMUUT

Ranomuut berasal dari kata Rano=air tergenang dan Lumu; Ranomuut air yang berlumut.

28. LIWAS 

Liwas itu berasal dari nama jenis pohon jeruk dalam bahasa sangir disebut Liwase.

29. TAAS 

Taas banyak ditumbuhi jenis kayu yang tegak lurus untuk dibuat perahu, juga berasal dari kata Taha diberi akhiran menjadi Tahase artinya potong-potong sesuai bentuk dan ukuran.

30. KAROMBASAN

Karombasan berasal dari kata Karomba yaitu jenis anyaman dari pelepah pinang untuk di jadikan semacam bakul guna mengisi berupa hasil tanaman lalu dipikul dengan memakai usungan.

Juga berarti gerakan menggaruk akibat kepanasan disebabkan terkena sesuai yang gatal dan terasa panas.

31. RANOTANA

Ranotana berasal dari kata Rano dan Tana, Rano artinya air dan Tana artinya tinggal, diam.

Jadi Ranotana artinya tempat Air Tergenang.

32. M/WINUANGAN = bahasa sangir Winuangang/Binuangang = Hutan Belantara.

33.WINANGUN

Winalangeng/Winangaeng/Binalangeng = langit biru /angkasa= diatas langit

34. TITIWUNGAN

Titiwungan berasal dari kata Tiwungang asal kata dasar Tiwu menjadi tiwua artinya tempat mandi pantai (Liwua),juga berarti berasab-asab/berapi-api atau secara bersama-sama melalukan/keroyak (tempat pemujaan kepada Genggong nalangi Duatang Saruruhang, Aditinggi, dan Mawendo, dengan mengumpulkan daun-daunan, bunga,buah dan akar pohon yang harum kemudian dibakar dengan asab naik ke langit= metipu).

Tipune Timopang ambore, TiTiwungang atau berarti tempat melakukan sesuatu secara bersama-sama atau menyerang/menyeroyok dari segala arah.

35. Malalayang dan Wenang

Dikutip dari WikipediA dijelaskan jika Malalayang, sebelumnya dikenal dengan nama Minanga, didirikan oleh anak suku Bantik yang tinggal di Gunung Bantik (dekat Pineleng/Warembungan sekarang).

Pada masa kepemimpinan Gudangne Kasiaha.

Daerah tersebut masih berupa hutan dan belum berpenghuni. Di sepanjang pantai negeri Minanga, mereka menanam semacam pohon kayu yang warna daunnya muda yang disebut Kayu Bulrang atau lazim disebut orang sekarang Kayu Bulan.

Pohon kayu ini kelihatannya sangat mencolok bila dipandang dari kejauhan, sebab warna daunnya yang kuning muda sangat kontras dengan warna pohon-pohon kayu lain yang tumbuh di sepanjang pantai Minanga.

Pada masa Gudangne Rombang, sebagian anak-suku Bantik di Gunung Bantik pergi mendirikan negeri Pogidon yang sekarang adalah Kota Manado.

Letaknya di sebelah selatan muara Sungai Tondano di mana daerah tersebut sama dengan Minanga yang awalnya masih berupa hutan dan belum berpenghuni.

36. Wenang

Di sekeliling negeri Pogidon (Manado) banyak ditumbuhi pohon kayu yang daunnya lebar-lebar yang disebut Kayu Benang (Wenang).

Kulit batangnya biasa dipakai oleh orang Bantik untuk mencelup pukat penangkap ikan, supaya kuat dan bertahan lama. Oleh karena itu, negeri Pogidon itu disebut juga Benang (Wenang).

Antara negeri Minanga/Malalayang dan Pogidon (Wenang/Manado) pada zaman itu tidak ada berpenghuni, hanya hutan belaka dan tempat-tempat perkebunan orang Bantik.

Adapun pohon kayu bulrang yang ditanam oleh mereka yang tinggal di Minanga adalah sebagai tanda kepada keluarga dan sahabat yang tinggal di Pogidon, supaya bilamana mereka di Pogidon (Manado) itu memandang kesana akan tampak pemandangan indah di tepi pantai, di situlah letaknya negeri Minanga.

Biarpun mereka tinggal menetap di dua lokasi yang cukup berjauhan pada waktu itu, tetapi dengan memandang pohon-pohon kayu bulrang tersebut, mereka merasa seolah-olah seperti berdekatan saja. Oleh karena itu pula, kadang-kadang orang Bantik di Minanga disebut juga Orang Bantik Kayu Bulrang oleh orang Bantik yang tinggal di tempat lain.

Selanjutnya Gudangne Rombang yang berkedudukan di Pogidon menjadi pemimpin semua orang Bantik yang menetap di Gunung Bantik, Bukidi, Kaho, Minanga, dan Pogidon, kecuali orang Bantik yang di Somoit, Bolaang Mongondow, dan di Tanamon, Minahasa Selatan. Mereka berdiri sendiri jauh terpisah dari orang-orang Bantik lainnya.

Nama pulau-pulau di teluk Manado semua dalam bahasa Sangir yaitu:

1. BUNAKEN

Bunaken artinya tempat tiba, asal dari kata Buna/Wuna diberi akhiran W/Bunakeng artinya tiba ditempat tujuan.

Cewek-cewek Manado yang tampil di Karnaval Fisco, rangkaian kegiatan Manado Fiesta, pada Sabtu (2/9/2017) (TRIBUNMANADO/ANDREAS RUAUW)

2. SILADEN

Siladen asal dari dasar Silade artinya kandas Siladeng artinya tempat terkandas, TALISE asal kata (Sarise) sejenis pohon dalam bahasa manado disebut Nusu, MANTEHAGE dahulu bernama MANTERAWU (bahasa Sangir Purba) artinya Matang Garra (Bahasa sangir Modern).

Manterawu dalam bahasa Sangir Purba artinya mata gergaji. Sebutan ini datang karena daratan tertinggi pulau ini hanya sekitar 15 meter.

Jika dilihat dari jauh, rentetan pohon bakau yang tumbuh di pesisir pulau ini nampak seperti mata gergaji.

Cewek-cewek Manado yang tampil di Karnaval Fisco, rangkaian kegiatan Manado Fiesta, pada Sabtu (2/9/2017) (TRIBUNMANADO/ANDREAS RUAUW)

3. MANTEHAGE

Mantehage berasal dari bahasa Sangir yaitu MangketeKehage (mangkete=tetap,tidak berubah, stabil, Biasa-biasa dialeg Manado.

Kehage arinya tahan,kuat,teguh, Gigih, Ulet dalam mempertahankan (pendirian) sehingga arti lainnnya disayangi, karena keuletan dan kegigihan dalam berbagai aspek kehidupan (suka maupun duka. Hal ini diambil dari perasaan penduduk yang mendiami pulau ini.

4. GANGGA

Gangga berasal dari bahasa Sangir yakni Genggang artinya merasa takut, kuatir.

5. BANGKA

Bangka berasal dari bahasa sangir (Purba) yaitu nama salasatu jenis perahu karena etnis Sangir Talaud memiliki 24 jenis perahu.

Awan tebal dibawa angin di atas Teluk Manado, Sabtu (29/12/2018) (tribun manado/christian wayongkere)

AWAL MULA BAHASA MANADO

Bahasa Manado, awal mula hanya digunakan dalam berniaga (sehingga dikenal dengan Istilah Malayu Pasar) untuk berkumunikasi dengan pendatang-pendang dari berbagai daerah di Indonesia yaitu Cina Arab, India/Bombai, Ternate, Banjar,Palembang Aceh, Makasar, Jawa, Bugis, Toraja, sehingga teradopsi hingga menjadi Bahasa Malayu Manado atau Malayu Pasar. Berbicara dalam bahasa Malayu disebut oleh etnis sangir dengan metatigihe (Tatinggihe=Malayu Pasar/Manado.

Maka muncul istilah nama-nama kapong yang baru, antara lain : Kampung Islam,Arab, Cina, Ternate, Banjer (Banjar),Bugis, Kampung Merdeka pindahan dari Pondol/Belakang Benteng.Kampong kodo, kampung Tubu, Kampung Ketang, dsb.

Namun ada juga pengamat kebudayaan yang menyebut jika nama-nama desa dan kecamatan di Manado itu tak bisa dilepaskan dari peran orang-orang Minahasa yang turut mengambil bagian dalam pemberian nama desa ataupun kecamatan.

Nah Tribunners udah pada tahu kan arti nama kampung kalian?

(Tribunmanado.co.id/Indri Fransiska Panigoro/Berbagai sumber)

Artikel ini telah tayang di Tribuntribunmanadowiki.com dan TribunManado.co.id

Baca Berita Lainnya di: Google News

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved