Pengamat Ekonomi asal Sulawesi Utara Robert Winerungan: El Nino Akan Memicu Inflasi

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Fenomena alam El Nino yang berupa peningkatan Suhu Muka Laut yang menyebabkan terjadinya musim kemarau. 

El Nino di Indonesia akan menyebabkan musim kamarau dan dampaknya terjadi kondisi kering. 

Kekeringan lahan berarti tidak bisa digunakan untuk menanam bahkan akan mematikan tanaman.

Ekonomi belum selesai pulih dari dampak Pandemi Covid-19 kini akan dihadapkan dengan musim kemarau.

Kemarau akan menimbulkan kerugian ekonomi, karena akan terjadi penurunan produksi pertanian termasuk pangan seperti beras. 

Belum lagi dampak dampak lainnya seperti kebakaran hutan dan lain sebagainya. 

Dapat diprediksi bahwa dampak El Nino di Indonesia adalah produktivitas dalam ekonomi tertekan untuk waktu yang cukup lama. 

Produksi pertanian menurun berarti harga bisa terdorong naik yang akibatnya adalah kekurangan stok dan akibatnya adalah inflasi dan pertumbuhan ekonomi turun. 

Lebih dalam lagi pemerintah akan merespons dengan kebijakan fiskal untuk mengimbangi dampak negatif dari dampak El Nino. 

Dalam jangka pendek akan terjadi inflasi dan pertumbuhan ekonomi turun serta daya beli masyarakat turun. 

Turunnya produksi pertanian ketahanan pangan terancam. Selain itu pada musim kemarau cuaca panas membuat produktivitas kerja menurun. 

Faktor lainnya yang berpengaruh akibat El Nino adalah pada tenaga kerja.

Di mana permintaan tenaga kerja berkurang akan memicu pada pengangguran. Karenanya pemerintah perlu menjaga kestabilan produksi pertanian yang rentan dipengaruhi oleh faktor iklim seperti El Nino. 

Perlu penerapan langkah-langkah strategi adaptasi dan mitigasi perlu ditingkatkan efektivitasnya. 

Dampak yang paling berat dari El Nino adalah jika terjadi kebakaran hutan, biaya yang ditimbulkan akan sangat mahal.