Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Mata Lokal Memilih

AHY Dituding Paksakan Diri Jadi Cawapres Anies Baswedan, Berikut Bantahan Partai Demokrat

Partai Demokrat masih memaksakan nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan.

Editor: Alpen Martinus
Tribunnews.com
Capres NasDem Anies Baswedan dan Ketum Demokrat, AHY 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Anies Baswedan hingga saat ini belum mengumumkan siapa yang akan pilih sebagai calon wakil Presiden.

Sejauh ini mengerucut pada tiga nama yaitu AHY, Khofifah Indar Parawansa, dan Ahmad Heryawan.

Sebenarnya ada beberapa nama lagi yang masuk radar, namun mereka menolah.

Baca juga: Politisi NasDem Ungkap Demokrat Memaksa Cawapres Anies Baswedan Harus AHY

Namun sampai sekarang yang terlihat terus bersama dengan Anieas Baswedan adalah AHY.

Ia bahkan hampir selalu terlibat untuk melakukan kampanye Anies Baswedan.

bahkan banyak menyebutkan bahwa Demokrat terkesan memaksakan diri menjadi Cawapres Anies Baswedan.

Hal tersebut diungkapkan Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni.

Baca juga: Demokrat Desak KPP Umumkan Satu Nama Cawapres Anies Baswedan, NasDem-PKS Masih Pingin Ulur

AHY Dinilai Berpeluang Jadi Cawapres Anies Baswedan, Pertemuan dengan SBY Disorot - Agung Baskoro menilai, secara elektabilitas AHY jauh lebih unggul ketimbang Khofifah Indar Parawansa atau Ahmad Heryawan (Aher).
AHY Dinilai Berpeluang Jadi Cawapres Anies Baswedan, Pertemuan dengan SBY Disorot - Agung Baskoro menilai, secara elektabilitas AHY jauh lebih unggul ketimbang Khofifah Indar Parawansa atau Ahmad Heryawan (Aher). (HO/TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH AUDINA)

bahkan ia menuding sampai saat ini Partai Demokrat masih memaksakan nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan.

"Mereka maksa pokoknya untuk AHY mendampingi Anies," kata Sahroni kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (9/6/2023).

Meski demikian, Sahroni menilai bahwa hal tersebut wajar dilakukan oleh Partai Demokrat.

Terlebih Partai Demokrat merupakan partai besar yang secara batin menginginkan kadernya sebagai pemimpin bangsa.

Baca juga: Bacawapres Anies Baswedan Belum Diumumkan, Demokrat Klaim 6 Kandidat Tidak Penuhi Syarat

"Namanya usaha boleh-boleh saja. Kan gak ada paksaan, ya namanya normal nanya kapan mau diumumin? Wajar lah namanya partai besar juga pengin kader sendiri yang muncul sebagai cawapres Anies," tutur dia.

Sahroni mengatakan, semua partai yang berada di Koalisi Perubahan yakni NasDem, PKS, dan Demokrat masih berharap agar pengumuman cawapres dipercepat.

Tak hanya partai di Koalisi Perubahan, setiap partai politik yang ada di dalam koalisi juga memiliki tujuan dan strategi yang sama, yakni mengumumkan nama pasangan calon.

Namun menurut dia, hal tersebut masih terus dalam pengkajian dan pendalaman mengingat kondisi politik saat ini yang dinamis.

"Itu kan keinginan parpol pastikan beda-beda. PKS beda, NasDem beda, Demokrat beda. Semua partai selain koalisi perubahan pasti punya keinginan yang sama, pengin cepet-cepet diumumin cawapresnya," kata dia.

"Tapi dengan situasional yang terjadi saat ini sangat dinamis dengan semua calon wakil presiden di republik ini, semua bagus-bagus kok," ujar Sahroni.

Demokrat Bantah Paksakan Nama AHY

Terkait tudingan Sahroni itu, Ketua Bappilu Demokrat Andi Arief membantahnya.

Ia mengatakan Partai Demokrat tak pernah memaksakan AHY menjadi bakal cawapres Anies Baswedan.

"Partai Demokrat tidak pernah memaksakan AHY sebagai bacawapres Anies Baswedan," kata Andi dalam keterangannya, Jumat (9/6/2023).

Andi bahkan meminta agar hal tersebut ditanyakan kepada Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu.

"Silakan ditanyakan kepada capres Anies Baswedan, Ketua Umum Partai NasDem, dan Ketua Umum PKS," ujarnya.

Dia menegaskan Demokrat setuju bahwa cawapres ditentukan oleh Anies sesuai piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

"Bahkan, Partai Demokrat setuju untuk menyerahkan keputusan cawapres kepada capres sesuai dengan piagam koalisi," ungkap Andi.

Andi sebelumnya sempat mendesak Anies segera mengumumkan cawapres untuk mendongkrak elektabilitas.

Jika Juni belum diumumkan, kata dia, Partai Demokrat bisa saja mengevaluasi dukungan.

"Deklarasi berpasangan. Deklarasi dulu. Kalau Juni belum deklarasi berpasangan, kemungkinan Demokrat akan mengevaluasi," ujar Andi Arief dalam pernyataannya, Senin (5/6/2023).

Terkait desakan itu, Andi mengatakan evaluasi Demokrat terhadap Anies agar mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak kehilangan momentum di Pilpres 2024.

"Pernyataan saya terkait evaluasi terhadap capres di bulan Juni didasari oleh kalkulasi dan keinginan yang
kuat dari Partai Demokrat agar capres Anies Baswedan tidak kehilangan momentum politik untuk memenangkan Pilpres 2024," imbuhnya.

Hanya AHY yang Penuhi Persyaratan

Andi juga sempat mengklaim partainya sudah menemui enam orang yang menjadi kandidat bacawapres Anies Baswedan.

Semua nama bacawapres itu masuk ke dalam radar survei.

"Saya sebagai Ketua Bapilu menerima aspirasi masyarakat dan memperhatikan survei telah merangking enam figur yang potensial mendampingi Pak Anies berdasarkan persyaratan piagam koalisi dan soal-soal di luar itu. Nama-nama mereka hampir semua masuk radar survei," kata Andi.

Hasilnya, Andi Arief mengklaim tidak satupun figur yang memenuhi persyaratan menjadi bacawapres Anies.

Dia bilang, hanya AHY yang memenuhi persyaratan.

"Sebagian besar sudah bertemu langsung dan sudah berkomunikasi. Semua jawaban para figur di luar mas Ketum menyatakan tidak sanggup memenuhi persyaratan. Kesimpulannya Ketum AHY yang memenuhi kesanggupan dan persyaratan menjadi cawapres Anies," ungkapnya.

Andi juga mengatakan AHY telah menyatakan siap menerima mandat agar menjadi bacawapres Anies.

Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu siap membawa aspirasi perubahan.

"Sekali lagi bukan karena semata AHY adalah Ketum kita dan sebagai putra pak SBY. Tapi memang figur-figur lain tak sanggup. Hanya Ketum AHY yang sanggup menerima tantangan rakyat membawa aspirasi perubahan dan
perbaikan," ujarnya.

Hanya Usulan, Tak Ada Paksa Memaksa

Adapun Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS, Habib Aboe Bakar Al-Habsyi menyatakan di dalam Koalisi Perubahan tidak ada paksa memaksa soal pengusungan nama bakal Calon Wakil Presiden (cawapres) Anies Baswedan.

"Nggak ada yang paksa memaksa, mana ada dalam koalisi maksa memaksa," kata Aboe.

Kata Aboe, yang ada di dalam koalisi termasuk Koalisi Perubahan terkait dengan cawapres adalah sebatas usulan semata.

Menurut anggota Komisi III DPR RI itu, usulan tersebut adalah wajar terlebih di dalam berdemokrasi.

"Yang ada mengusulkan. Memaksa itu nggak ada. Jadi dalam suasana demokrasi itu kebersamaan itu dilihat nanti banyak sisi," kata dia.

Tak cukup di situ, Aboe juga menyinggung soal keberanian Partai Demokrat jika memang nyatanya memaksa Koalisi Perubahan.

Kata dia, tidak mungkin Partai Demokrat seberani itu dalam memaksakan AHY sebagai cawapres Anies Baswedan.

"Nggak ada. Mana berani maksa Demokrat," ucap dia.

Menurut Aboe, saat ini nama bakal cawapres untuk Anies Baswedan masih dalam penggodokan.

Jika dinilai sudah tepat, nantinya akan diumumkan kepada publik. Hanya saja, perihal waktu, Aboe belum dapat memastikan.

"Nanti dalam pertemuan terakhir akan muncul namanya. Sudah dikantongi sebenarnya, tinggal keluar
aja. Nanti lah, kira-kira pada waktunya," ujar dia. (tribun network/riz/dod)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved