Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hari Raya Waisak 2023

5 Biksu Bertato Asal Thailand di Manado Sulawesi Utara

Catatan ini dibuat oleh wartawan Tribun Manado yang bertemu biksu dari Tahiland beberapa waktu silam.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Isvara Savitri
Tribunmanado.co.id/Arthur Rompis
Ibadah Waisak di Vihara Dhammadipa, Manado, Sulawesi Utara. 

Opini oleh: Arthur Rompis

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - "Dari manakah engkau, dan apa tujuan hidupmu".

"Dari belenggu menuju tanpa belenggu".

Chanpatan membeberkan kepada saya penggalan cerita kala Pangeran Shidarta Gautama menjawab pertanyaan seorang Resi.

Saat itu saya sedang mewawancarainya di Vihara Dhammadipa, Manado, Sulawesi Utara, di sela-sela perayaan Hari Tri Suci Waisak beberapa tahun silam.

Chanpatan adalah biksu asal Thailand

Ada enam biksu kala itu, yang emuanya dari Thailand.

Dari keenamnya, Chanpatan yang paling muda dan paling tampan.

Sekilas ia mirip biksu gaul dengan tato di lengan kanannya.

Tapi kadar keimanannya tak usah diragukan.

Chanpatan mengaku sudah menemukan Buddha dalam dirinya.

Ia mencoba menuntun saya untuk menemukan Buddha dalam diri saya.

"Buddha adalah kesadaran tentang asal penderitaan dan jalan keluar terhadap penderitaan itu," katanya. 

Chanpatan lumayan fasih berbahasa Indonesia, meski beberapa kali terjadi kerancuan bahasa dan saya musti bertanya lagi untuk meluruskan. 

Chanpatan sedikit membeberkan kisah hidupnya.

Dulu ia bergelimang dosa.

Suka mabuk mabukkan dan main perempuan.

Suatu kali ia bermimpi aneh.

Dalam mimpi tersebut, ia menjadi binatang kecil.

Beberapa hari kemudian, secara tak sengaja ia membaca sebuah buku.

Baca juga: Arti Mimpi Alpukat, Bukan Pertanda Baik Jika Buahnya Busuk, Ini Tafsir Lengkapnya

Baca juga: Lowongan Kerja Lion Air Dibuka untuk Lulusan SMA hingga D3, Cek Disini Posisi yang Ditawarkan

Di dalamnya ada cerita tentang seorang biksu agung yang menunda mencapai kesempurnaan demi menolong seekor binatang kecil.

Si Biksu mengorbankan kesempatan untuk lepas dari siklus kelahiran dan kematian dan ia musti menanti ribuan tahun lagi, hanya demi menyelamatkan binatang kecil.

"Saya diterangi. Seluruh peristiwa manusia dan alam nampak jelas, tentang karma, reinkarnasi, penderitaan dan delapan jalan, saya pun putuskan jadi pengikut Buddha," katanya. 

Chanpatan tampak bersemangat melihat saya menyimak penuh kata-katanya.

Ia melanjutkan, Buddha bak keluarga.

"Kita adalah anggota keluarga dan Buddha adalah kepala keluarganya," kata dia.

Saya iseng bertanya, apakah akan terus menjalani ajaran Buddha? 

"Jika ada ajaran lain yang lebih baik dari Buddha, saya akan mengikutinya," katanya. 

Dia bertanya tentang asal saya.

Ketika saya sebut Manado, wajahnya penuh senyum.

di Vihara Dhammadipa, Manado, Sulawesi Utara
Ibadah Waisak di Vihara Dhammadipa, Manado, Sulawesi Utara.

"Orang Manado sangat ramah, baik-baik," kata dia.

Ia menceritakan pengalamannya saat ikut pindapatta di Manado pada pagi di Hari Raya Waisak.

Banyak yang memberinya persembahan dan ia mengucap terima kasih dengan berbahasa Manado.

"Saya sudah lima kali Waisak di sini, tentu tahu sedikit bahasa Manado," kata dia.

Dirinya mengaku selalu berupaya belajar banyak bahasa, khususnya di Asia Tenggara. 

Menurut dia, itu mudah.

"Karena bahasa di Asia Tenggara ini berasal dari satu akar bahasa, yakni bahasa Sansekerta," katanya. 

Chanpatan mengaku suka makanan Manado, meski agak pedas.

"Wuih, tinutuan enak tapi pedas," katanya.

Waisak tahun ini istimewa.

Baca juga: Daftar Incumbent Anggota DPRD Sulawesi Utara yang Kembali Nyaleg: Pindah Partai hingga Turun Pangkat

Baca juga: Kecelakaan Maut, Perempuan Paruh Baya Tewas, Korban Menyeberang Lalu Ditabrak Mobil Ambulans

Ada 32 biksu dari berbagai negara yang melakukan ritual jalan kaki dari Thailand ke Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. 

Puncak ritual ada di Borobudur, tapi tujuan mereka temui di perjalanan.

Ada warga Indonesia yang menyambut, memberi minum, ormas, yang menjaga, dan tokoh Islam yang memberi tumpangan. 

Ritual bisa jadi belenggu, tapi kasih lah yang membebaskan diri dari belenggu.(*)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Ketika Penegak Jadi Pemeras

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved