Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Mata Lokal Memilih

Sonny Moningka Mundur dari Prabowo Mania 08, Berpaling Pimpin Kita Ganjar Nusantara Tomohon

Sonny Moningka mundur dari Prabowo Mania 08. Kini pimpin Kita Ganjar Nusantara Tomohon.

Editor: Frandi Piring
Kolase Foto Hesly Marentek/Tribun Manado dan Twitter Ganjar Pranowo
Sonny Moningka Mundur dari Prabowo Mania 08, Berpaling Pimpin Kita Ganjar Nusantara Tomohon. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Salah satu relawan Prabowo Subianto di Sulawesi Utara memilih berpaling ke Ganjar Pranowo.

Sederet dukungan terus mengalir untuk bakal calon presiden (bacapres) yang diusung PDIP, Ganjar Pranowo.

Dukungan kali ini datang dari relawan Kita Ganjar Nusantara (KGN) di Tomohon.

Untuk DPD Sulawesi Utara dikomandoi Ketua, Lucky Rumopa.

Sedangkan untuk Dewan Pimpinan Cabang (DPC) KGN Tomohon dipercayakan kepada Sonny Moningka.

Menariknya, Sonny Moningka diketahui sebelumnya merupakan Ketua Bidang Seni dan Kebudayaan Prabowo Mania 08 Sulawesi Utara.

"Hari ini juga saya nyatakan sikap keluar dari Prabowo Mania 08 Sulawesi Utara.

Sekali lagi saya tegaskan hari ini saya keluar dari Prabowo Mania 08," tegas Sonny Moningka, dalam Konsolidasi Kita Ganjar Nusantara di Terung, Kabasaran Kolongan Tomohon, Rabu (31/5/2023).

Ketua DPD Relawan Kita Ganjar Nusantara Sulawesi Utara Lucky Rumopa bersama Ketua DPC Tomohon Sonny Moningka (tengah).
Ketua DPD Relawan Kita Ganjar Nusantara Sulawesi Utara Lucky Rumopa bersama Ketua DPC Tomohon Sonny Moningka (tengah). (Hesly Marentek/Tribun Manado)

Sementara Ketua DPD Sulawesi Utara, Lucky Rumopa menyambut baik dan memberikan apresiasi kepada saudara Sonny Moningka.

"Apalagi yang kita ketahui bersama Pak Sonny merupakan salah satu pimpinan di struktur relawan Prabowo tapi pada saat ini punya komitmen untuk bergabung dengan kita," ungkapnya didampingi James Karinda dan pengurus lainnya.

Untuk itu kami berharap pertemuan kita saat ini bersama standing komite dalam hal ini juga Bapak Wenny Lumentut dapat mengakomodir seluruh elemen masyarakat di Tomohon.

"Termasuk juga Pak Sonny dapat mengakomodir Menggalang dukungan bagi Ganjar Pranowo di Kota Tomohon," tambahnya.

Lucky Rumopa juga menyebut alasan mendukung Ganjar karena Ganjar merupakan Presiden yang dapat mengamankan konsistensi ideologi empat pilar bangsa.

"Kami sangat yakin Ganjar dapat menjaga empat pilar bangsa ini. Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI," sebutnya.

Lanjutnya kenapa kita berada di rumah aspirasi rakyat yaitu PDIP.

Karena Ganjar ambil PDIP yang merupakan satu-satunya Partai yang masih konsisten menjaga terhadap platform menjaga negara kesatuan Republik Indonesia.

Sehingga diharapkan menepis isu-isu politik identitas.

"Itu harus diperangi dan bagaimana kita membangun sebuah bentuk politik yang positif dan demokrasi yang terbuka," terang Lucky.

Selain itu, alasan lain Sulawesi Utara sepanjang kepemimpinan Olly Dondokambey sebagai Ketua Partai PDIP.

Malah sepanjang berhadapan dengan tantangan ekonomi, tetap eksis.

Bahkan dalam perhitungan nasional, pertumbuhan ekonomi kita diatas rata-rata.

"Kenapa ekonomi kita kuat. Karena sinergi Gubernur Olly Dondokambey dan Presiden Jokowi. Sama-sama PDIP sehingga sinergi.

Kalau warna-warna lain masyarakat Sulawesi Utara akan merasakan yang pernah dialami lalai.

Yang mana daerah kita pernah rasakan daerah kita tidak maju, karena kepentingan politik masing-masing berbeda-beda," tukasnya.

"Kita harapkan lima tahun kedepan ketika Ganjar yang diusung PDIP menjadi Gubernur.

Gebernur juga PDIP dan dibawa-bawanya lagi masih PDIP.

Tentu akan terjadi sinergitas. Mari kita jaga marah relawan kita ini, kita tampil dengan elok, sopan, elegan berkualitas dan berwibawa," tandas Lucky.

Baca juga: DPC PDIP Minahasa Gelar Bakti Sosial, Salurkan Bantuan kepada Anak-Anak Panti Asuhan di Tondano

Pengamat Politik: Prabowo Dinilai Sulit Raup Suara Jika Pasangannya Airlangga atau Cak Imin

Sama seperti bakal calon Presiden lainnya, Prabowo Subianto hingga kini belum mengumumkan siapa pasangan calon wakil Presidennya dalam Pemilu 2024 mendatang.

Prabowo Subianto santer disebut memiliki peluang untuk berpasangan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar maupun Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. (Kolase Tribunnews (Ist-Tribunnews/Irwan Rismawan))

Sementara itu, Pengamat Politik Universitas Padjajaran, Idil Akbar, menilai sulit bagi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mendulang suara yang signifikan jika dipasangkan dengan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin maupun Airlangga Hartarto.

Adapun alasan Idil Akbar memberi penilaian tersebut karena kedua nama tersebut di sejumlah survei tidak punya persentase elektabilitas yang tinggi.

"Dari beberapa nama calon wakil presiden yang paling banyak muncul kan justru Erick Thohir, Agus Harimurti Yudhoyono, Sandiaga Uno dan seterusnya," kata Idil saat dihubungi Tribunnews, Sabtu (30/5/2023).

Jika memang Prabowo memilih satu di antara dua nama tersebut, Idil meyakini bakal butuh kerja ekstra untuk setidaknya membuat Prabowo maju ke putaran kedua Pilpres, dengan catatan ada tiga capres yang bertanding.

"Saya tidak katakan Cak Imin atau Airlangga tak mampu, karena saya tahu mesin partai mereka cukup kuat dan luar bisa," kata dia.

Namun, Idil menambahkan, yang harus dilihat adalah ketika salah satu dari keduanya dipasangkan, apakah punya pengaruh atau sebaliknya.

"Ditambah lagi kalau memang Prabowo memilih Golkar, ini tentu bakal membawa dampak bagi PKB. Apakah PKB bakal tetap di koalisi dengan Gerindra atau tidak?" kata Idil.

"Kalau memang memilih PKB, dan Golkar sudah jelas memasang Airlangga sebagai capres lalu menurunkan egonya sebagai cawapres tapi yang dipilih PKB, ini tentu saja akan membawa preseden negatif buat Golkar. Makanya ini hitungannya akan cukup rumit bagi Prabowo dan Gerindra," pungkas Idil.

Diketahui, dinamika antara koalisi Gerindra, PKB, dan kini ditambah dengan manuver Golkar masih terjadi.

Teranyar, Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Presiden Partai Golkar, Nusron Wahid mengakui masih ada perbedaan pandangan antara sesama anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

KIB sendiri beranggotakan Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Menurut Nusron, perbedaan itu terletak pada arah koalisi besarnya apakah bergabung dengan PDIP atau membuat poros alternatif bersama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

"Golkar mengatakan untuk bangun koalisi bersama KKIR. Dengan narasi, kalau presiden dari KKIR maka wapresnya dari KIB," kata Nusron kepada wartawan, Jumat (26/5/2023).

Nusron menegaskan apabila hal itu terwujud maka otomatis akan tercipta koalisi baru yang besar beranggotakan minimal 4 partai parlemen.

"Bahkan bisa nambah partai lain baik dari partai yang punya kursi di DPR atau non-parlemen," ujarnya.

Baca juga: PDIP Sulawesi Utara Rayakan Hari Lahir Pancasila 2023 Bersama Penyapu Jalan

(TribunManado.co.id/Tribunnews.com)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved