Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Digital Activity

Menolak Lupa, 25 Tahun Reformasi Tragedi 1998

Tragedi 1998 merupakan salah satu kenangan yang tidak akan terlupakan. Aktivis 98 mengatakan hal itu merupakan akumulasi kejadian.

Dokumentasi Tribun Manado
Podcast Tribun Manado berjudul Refleksi 25 Tahun Reformasi bersama Aktivis 1998 sekaligus Aktivis Partai Raya Demokrat, Jim Robert Tindi. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Tragedi  yang terjadi pada tanggal 21 Mei 1998 merupakan buntut dari kejadian-kejadian yang sudah terjadi sebelumnya atau merupakan puncak tragedi.

Jim Robert Tindi, merupakan salah satu aktivis tahun 1998 dan juga aktivis Partai Raya Demokrat.

Ia menjelaskan bahwa peristiwa yang biasa dikenal dengan Tragedi 98 itu tidak serta-merta terjadi, tapi merupakan akumulasi serangkaian kejadian sebelumnya.

Pria yang sudah menjadi aktivis sejak tahun 1992 ini mengatakan bahwa tragedi ini mulai memanas di tahun 1996 yaitu pada kerusuhan yang terjadi pada 27 Juli yang dikenal dengan tragedi Kudatuli (Kerusuhan Dua Puluh Tuju Juli).

Ujungnya, terjadi kerusuhan rasial besar-besaran di awal tahun 1998 seperti pemerkosaan, penembakan, pembakaran, sampai terjadi penculikan para aktivis.

Pria yang akrab disapa Jimmy ini mengungkapkan Tragedi 1998 bukan hanya bertujuan untuk menurunkan Presiden Soeharto yang memimpin saat itu.

Baca juga: Gelar Pengabdian Masyarakat, Politeknik Negeri Manado Latih Kuliner hingga Konservasi di Desa Darunu

Baca juga: Viral Video Pesut Mati Terdampar Penuh Sampah di Pantai Bangka Selatan, Terungkap Penyebabnya

Tapi para aktivis bertekad untuk memperbarui sistem, khususnya lima paket UU Politik termasuk normalisasi kehidupan kampus dan birokrasinya.

Jimmy juga mengungkapkan adanya penyimpangan tujuan reformasi ketika mahasiswa menerima konsensi demokrasi pemilu yang menurut mereka akan menjadi jawaban, ternyata hanya menjadi jebakan.

“Dulu mahasiswa terjebak dengan pilihan demokrasi politik yang dipikir menjadi jawaban, tapi ternyata  itu hanya seperti jebakan, banyak yang terjebak di dalamnya,” tutur Jimmy.

Jim Robert Tindi, merupakan salah satu aktivis tahun 1998 dan juga ak
Podcast Tribun Manado berjudul Refleksi 25 Tahun Reformasi bersama Aktivis 1998 sekaligus Aktivis Partai Raya Demokrat, Jim Robert Tindi.

Dia juga menambahkan, Reformasi 1998 itu bukan hanya untuk menjatuhkan posisi Soeharto, esensi dasarnya adalah untuk memperbaiki Bangsa Indonesia.

Jimmy juga memberikan saran bagi masyarakat dalam memilih pemimpin.

"Saya sebagai aktivis 98, hanya mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak memilih pemimpin yang memiliki masa lalu yang sangat kelam dan mengingatkan kita untuk tidak amnesia," tutupnya.(*)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved