Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bursa Capres

Demokrat Ingatkan Presiden dan Menteri tak Boleh Titip Nama Capres-Cawapres ke Parpol, Urus Rakyat

Partai Demokrat menyebut, presiden atau menteri pembantu presiden di kabinet tidak perlu titip-menitip nama capres atau cawapres.

Editor: Aswin_Lumintang
Foto Vincentius Jyestha
Koordinator Juru bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Partai Demokrat menyebut, presiden atau menteri pembantu presiden di kabinet tidak perlu titip-menitip nama capres atau cawapres.

Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, hal tersebut bisa dianggap intervensi bahkan intimidasi, karena pemerintah melakukan tugas yang tak semestinya mereka lakukan.

"Kalau mengerti demokrasi, ini bisa dianggap intervensi bahkan intimidasi dalam bentuk halus. Karena bukan ranahnya pemerintah memikirkan siapa capres dan cawapres selanjutnya," kata Herzaky, melalui keterangan pers tertulis, Kamis (11/5/2023).

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) (Istimewa)

Menurutnya, tugas pemerintah adalah menjalankan kebijakan dan program yang bermanfaat untuk rakyat.

Ia kemudian mengatakan, lebih baik agar pemerintah fokus dengan kerja-kerja utamanya mengurus rakyat yang sedang kesusahan.

"Waktu tinggal 1,5 tahun, masih banyak janji kampanye yang belum dilaksanakan, masih banyak rakyat yang tenggelam dalam kemiskinan, karena sulit mendapatkan pekerjaan dan tingginya biaya hidup akibat harga sembako terus melonjak," katanya.

"Pemerintah fokus saja dengan kerja-kerja utamanya mengurus rakyat yang sedang kesusahan," sambungnya.

Lebih lanjut, Herzaky mendorong pemerintah merancang cetak biru pembangunan, jika berharap ada keberlanjutan pembangunan di periode masa jabatan presiden selanjutnya.

Baca juga: Perjuangkan Program Pro-rakyat Jadi Alasan Mono Turang Tinggalkan Gerindra dan Gabung PDIP Tomohon

Baca juga: Partai Nasdem Targetkan Sapu Bersih Setengah Plus 1 Kursi DPRD Boltim Sulawesi Utara

 
Hal itu, katanya, sama seperti yang dilakukan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Herzaky menyinggung, pemerintah saat ini justru sibuk mendorong koalisi dan capres jelang Pilpres 2024.

"Menyiapkan fondasi pembangunan buat era selanjutnya. Bukan malah sibuk dorong koalisi A atau koalisi B, dorong capres A atau B, cawapres C atau D," ucapnya.

Adapun katanya, pemerintah baiknya memastikan Pileg dan Pilpres 2024 berjalan dengan demokratis, jujur, adil, dan tanpa intervensi serta tanpa intimidasi.

"Bukan malah sejak awal mau geser-geser pemilu lah, perpanjangan masa jabatan lah, dan sekarang sibuk mau atur-atur siapa calon pemimpin selanjutnya," katanya.

Terkait hal ini, Herzaky menyebut, wajar jika demokrasi Indonesia semakin menurun kualitasnya di era ini.

Hal itu menurutnya, dikarenakan para pemimlin di kabinet tidak bisa membedakan mana praktik-praktik demokrasi dan mana praktik monarki atau kerajaan.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved